PART 32

383 79 311
                                    


“Mencintai itu jangan terlalu berlebihan. Berlebihan itu tidak baik dan dampaknya dapat membutakan mata dan hati manusia.”

~~~~~ Tentang Nadhira ~~~~~

 

Seorang gadis baru saja membuka matanya. Ia terbelalak saat melihat wajahnya begitu dekat dengan wajah tampan suaminya. Jantungnya berdebar begitu kencang saat menatap wajah lelap pria itu. Ia mengelus pipi putih pria yang ada di depannya, sungguh ia begitu mengagumi wajah tampannya Abbas.

Nadhira mengelus surai hitamnya Abbas dengan lembut, ia tersenyum kecil melihat suaminya masih tertidur dengan lelapnya.

Wajahmu dengan Danish memang mirip. Semoga saja aku bisa mulai mencintaimu walau akhir kita akan berpisah atau tidak. Aku akan berusaha mencintaimu, Abbas.

Semalam setelah Nadhira tertidur lelap memang Abbas membalikkan tubuhnya Nadhira berhadapan dengan dirinya. Abbas mendekapnya begitu erat, ia merasakan nyaman tidur bersama dengan istrinya.

Nadhira menatap kepada sebuah benda yang berbentuk bulat. Jarum panjang menunjukkan ke angka dua belas dan jarum pendeknya ke angka tiga. Ia harus bergegas melaksanakan salat malam.

Nadhira berusaha melepaskan dekapan Abbas dari tubuhnya, tetapi Abbas terlalu kuat mendekapnya, ia sulit beranjak. Nadhira menepuk pelan pipi putihnya Abbas, ia terpaksa membangunkan Abbas.

“Abbas ... bangun ... aku mau salat malam ... lepasin aku ....”

Tak lama kemudian pria itu membuka matanya dengan perlahan. Tidurnya sudah terusik. Ia menatap Nadhira dengan dalamnya. Ia tersenyum saat menatap Nadhira. Nadhira terkejut kenapa Abbas malah tersenyum ke arahnya. Abbas dengan berani menyentuh pipinya Nadhira dan mengelusnya dengan lembut.

“Cantik.”

Nadhira langsung merasa terbang saat Abbas memujinya. Belum pernah sekalipun Abbas memujinya membuat pipi putihnya langsung bersemu dengan merahnya seperti tomat.

“Lepasin aku. Aku mau salat, Abbas.” pinta Nadhira.

Abbas mengangguk, ia melepaskan tangannya dari tubuhnya Nadhira. Nadhira bergegas melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi, ia mulai membasuh anggota tubuhnya dengan air keran yang mengalir.

Usai berwudu, Nadhira menyiapkan alat salat. Setelah siap, ia mulai melaksanakan salat malam.

Abbas memperhatikan setiap gerak-gerik gadis itu saat salat. Ia tersenyum manis menatapnya.

Hati gue tenang setiap lihat lo salat apalagi mengaji.

Selesai melaksanakan salat malam, Nadhira membuka kitab suci Al-Qur’an. Nadhira mulai melantunkan ayat suci Al-Qur’an dengan merdu dan indah. Abbas menambah kemanisan di bibirnya. Ia merasa tenang dan senang mendengar Nadhira mengaji.

Setiap mendengar lo mengaji, ada rasa gue nggak ingin melepaskan lo.

Tanpa ia sadari, Abbas meneteskan air matanya. Ia merindukan masa kecilnya dahulu yang suka salat dan mengaji apalagi mengaji dengan mendiang bundanya.

Shadaqallahul’adzim ....” Nadhira menutup Al-Qur’an kemudian dicium kitab tersebut. Nadhira membereskan alat salatnya, Abbas buru-buru memejamkan matanya dengan sempurna.

Nadhira beranjak pergi dari kamarnya, ia mulai membereskan rumah besar mertuanya. Dimulai dari membereskan kamar kemudian ke ruangan lainnya. Nadhira dengan senang melakukan pekerjaan rumah. Tanpa Nadhira sadari Abbas mengintip Nadhira yang sedang menyapu lantai dari balik dinding. Ia tersenyum melihatnya.

Tentang Nadhira  [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang