“Jika sudah bersahabat lama, biasanya sudah hafal karakter sahabat tersebut. Jika ada sesuatu yang berbeda pasti akan segera diketahui juga.”
~~~~~ Tentang Nadhira ~~~~~
Baru saja Nadhira duduk di bangkunya tiba-tiba datang seorang siswa berkulit putih, memiliki iris mata berwarna abu. Siapa lagi kalau bukan Danish.“Assalamualaikum,” Nadhira menunduk, “Waalaikumussalam,”
Danish memperhatikan sepertinya Nadhira tidak membawa dagangan lagi, ia mengernyitkan dahinya, “Misha.”
Nadhira mendongak, “Iya Nish? Ada apa?” tanya Nadhira.
“Kamu nggak jualan? Kok aku lihat kamu nggak bawa barang dagangan?” tanya Danish. Nadhira terdiam, ia sedang berpikir apa alasan yang harus ia utarakan kepada Danish.
“Ibu minta aku berhenti jualan Nish. Aku juga kecapekan jualan terus.”
Danish mengangguk, “Syukurlah kalah begitu. Lagian kamu kalau jualan terus yang ada kondisi kamu bisa drop terus.”
Maafin aku Danish sudah berbohong kepadamu. Aku nggak mungkin bilang kalau aku udah nggak jualan lagi karena Abbas melarang.
“Kamu memang sahabat yang paling pengertian deh,”
Sahabat? Apakah perasaanmu hanya sahabat saja Misha? Tapi perasaanku ke kamu bukanlah perasaan sahabat saja.
Kamu memang sahabat aku, dan selamanya kamu akan tetap jadi sahabat aku.
“Terus kamu pagi-pagi gini mau ngapain Misha?” tanya Danish.
“Hem ngapain ya? Aku mau ke rooftop ya Nish.” Nadhira langsung melenggang pergi keluar dari kelas. Danish memandang punggungnya Nadhira yang sudah mulai hilang dari pandangannya, menatap kosong.
Aku merasa makin ke sini, kamu semakin menjauhi aku Misha. Ada apa denganmu?
Nadhira duduk di rooftop memandangi langit pagi yang begitu cerah sambil mendengarkan lagu shalawatan dari ponselnya yang telah tersambung headset di telinganya yang tertutup oleh jilbab putihnya. Sesekali mata bulatnya yang indah ia pejamkan sejenak. Nadhira menarik napas panjang merasakan udara sejuk di pagi hari.
Andai aku punya pilihan,
Aku akan memilih.
Tetapi tidak. Aku tidak punya pilihan sama sekali.
Kalau bisa meminta, aku akan meminta.
Tetapi nyatanya aku tidak bisa.
Hidupku ini bagai burung dalam sangkar,
Dikasih makan ya makan, dikasih minum ya minum,
Dikasih terbang ya terbang.
Sesak rasanya seperti ini.
Rasanya aku ingin menghilang saja.
Tetapi ragaku masih punya tanggung jawab.
Ingin rasanya aku terbaring terlelap.
Ragaku tetap, jiwaku melayang kemana-mana dengan bebas.
Tetapi semua hanya lah angan.
Angan yang terlalu tinggi digapai,
Ibarat bumi menggapai langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nadhira [SELESAI] ✅
Novela Juvenil⚠️ WARNING !!! * Terdapat adegan kekerasan, terdapat kata-kata kasar. Bijaklah dalam membaca! * Terdapat unsur kebaperan! Nadhira Misha Malaika, namanya indah, cantik, sama seperti orangnya. Tapi sayang takdirnya tak seindah yang ia bayangkan. Se...