"Mengapa orang tua sering mengambil keputusan yang tak dapat di ganggu gugat oleh anaknya? Padahal keputusan itu yang menjalani adalah anaknya, bukan orang tuanya."
~~~~~ Tentang Nadhira ~~~~~
Dari siang hingga sore Nadhira bergelung dengan selimut tebal di ranjang tidurnya. Tubuhnya menggigil, sekali-kali ia meracau dengan bibir pucatnya. Tubuhnya begitu hangat.
"Ayah ... ayah ... Dhira kangen ayah ...."
"Dhira butuh ayah ... Dhira rindu sama ayah ...."
Nadhira terus meracau memanggil nama ayahnya. Biasanya kalau dia sakit ayahnya selalu datang menemaninya dan merawatnya dengan kasih sayang.
Sosok pria bayuh baya baru saja pulang dari kantor, pria itu langsung mendatangi kamar putri tercintanya, Nadhira.
Tok ... Tok ... Tok ....
"Masuk yah ...." jawab suara dari dalam dengan nada serak. Pria itu tampak khawatir mendengar suara serak putrinya, pria itu langsung membuka pintu kamar, betapa terkejutnya dia melihat putri tercintanya berbaring di ranjang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Astagfirullah! Nadhira!" Pria itu menghampiri Nadhira dengan panik, pria itu membuka selimut putrinya, matanya membulat melihat putrinya sedang menggigil.
"Kamu kenapa, Nak?" tanya Kahfa.
"Panas yah," keluh Nadhira. Kahfa memegang keningnya Nadhira, ia panik tahu anaknya terkena demam.
"Mau ke rumah sakit nak?"
Nadhira menggeleng. "Nggak usah, Yah. Paling demam biasa aja."
"Dhira, jangan sepelekan penyakit."
"Tapi Dhira nggak papa, Yah. Ayah rawat Dhira pasti Dhira langsung sembuh kok." Nadhira tersenyum menatap Kahfa.
"Ya sudah kalau itu yang tuan putri mau. Ayah akan rawat tuan putri sampai sehat," ujar Kahfa lalu ia mengelus rambutnya Nadhira dengan lembut.
Kahfa turun ke bawah lalu mengambil baskom dan air panas. Kemudian Kahfa kembali ke kamarnya Nadhira lalu mengambil sebuah handuk kecil dari dalam lemarinya Nadhira. Kahfa meletakkan baskom di atas nakas lalu Kahfa memasukkan handuk kecil ke dalam air panas lalu ia peras. Kahfa meletakkan handuk kecil di keningnya Nadhira lalu ia mengusap rambut panjang Nadhira. Nadhira kembali tertidur, Kahfa membenarkan selimutnya Nadhira lalu Kahfa pergi mengambil kotak obat. Kahfa mengambil obat penurun demam. Kahfa kembali menghampiri Nadhira, ia menggeret sebuah kursi plastik lalu Kahfa duduk kemudian kepalanya ia sandarkan di ranjangnya Nadhira.
Malam hari Nadhira terbangun, Kahfa pergi ke bawah membuatkan bubur untuk Nadhira lalu Kahfa kembali ke kamarnya Nadhira. Ia tersenyum sambil membawakan semangkuk bubur.
"Kita makan dulu ya sayang?"
Nadhira menggeleng. "Aku nggak nafsu makan, Yah."
"Tapi kamu lagi sakit, kamu butuh makan. Jadi mau ya?" Nadhira terpaksa mengangguk lalu Kahfa mulai menyuapi Nadhira bubur buatannya dengan lembut dan kasih sayang.
Setelah makan, Kahfa membantu Nadhira meminum obat. Nadhira senang setiap ia sakit ayahnya selalu perhatian dengannya. Ayahnya memang ayah terbaik dan ayah idaman.
"Dhira ... kamu tahu nggak kenapa Allah kasih kamu sakit?"
Nadhira mengernyitkan dahinya. "Aku nggak tahu yah. Apa Nadhira lagi dihukum yah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/266626171-288-k536380.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nadhira [SELESAI] ✅
Novela Juvenil⚠️ WARNING !!! * Terdapat adegan kekerasan, terdapat kata-kata kasar. Bijaklah dalam membaca! * Terdapat unsur kebaperan! Nadhira Misha Malaika, namanya indah, cantik, sama seperti orangnya. Tapi sayang takdirnya tak seindah yang ia bayangkan. Se...