PART 13

403 78 441
                                    

“Melepaskan orang yang kita cintai sangatlah sulit, tetapi kita harus berusaha karena dia bukan yang ditakdirkan untuk kita. Kita tidak bisa menolak takdir, yang bisa kita lakukan adalah menerimanya.”

~~~~~ Tentang Nadhira ~~~~~

 


Butuh lima belas menit sebuah mobil hitam telah sampai di parkiran sekolah. Sang pengendara mobil sudah keluar dari mobilnya dengan perasaan kesal. Lalu disusul oleh wanita berjilbab putih ikut turun dari mobil. Wanita itu menghampiri pria berseragam ala bad boy.

“Sudah tugasku sebagai istri selalu pamit kemana pun aku pergi kepada suaminya. Izinkan aku menyalami sebagai rasa hormatku kepadamu Abbas.”

Abbas mengangguk. “Hem ....” Nadhira meraih tangan kekarnya Abbas lalu mencium punggung tangannya. Abbas merasakan ada getaran di hati saat Nadhira menyalaminya.

“Ingat apa yang gue katakan semalam! Jauhi dia!” peringat Abbas. Nadhira mengangguk lalu ia melenggang pergi duluan menuju kelas.

Abbas memandangi punggung Nadhira yang makin menjauh dari pandangannya kemudian ia tersenyum smirk.

Semua ini adalah awal kehancuranmu Danish Wahidan. Gue akan membalaskan dendam gue lewat Nadhira yang lo cinta ....

Abbas pun bergegas pergi menuju kelasnya.

Nadhira tahu Danish akan segera tiba di kelas. Baru saja Nadhira meletakkan tasnya di kelas. Nadhira bergegas pergi sebelum Danish melihatnya. Ia sudah berjanji kepada Abbas kalau dia harus merelakan perasaannya dan menjauhi Danish.

Maafkan aku, Danish. Kita nggak bisa kayak dulu. Aku sekarang istri dari saudara tirimu.

Nadhira pergi ke sebuah taman yang berada di belakang sekolah. Nadhira duduk di sebuah bangku taman lalu Nadhira mengeluarkan ponselnya lalu memasang headset di telinganya yang tertutup oleh jilbab. Nadhira mengutak-atik ponselnya mencari murattal Al-Qur’an untuk ia dengarkan supaya hatinya bisa tenang. Nadhira mendengarkan sambil memejamkan matanya, bibirnya bergerak berkomat-kamit mengikuti ayat yang dilantunkan.

Abbas mencari sana-sini istrinya tidak ada juga, hanya di kelas ada tasnya saja. Untunglah Danish belum tiba karena pasti ia akan diinterogasi mau apa dia dikelasnya? Setelah kelabakan mencari istri yang baru dinikahinya kemarin, Abbas menghela napas ketika ia berada di taman belakang menangkap pemandangan istrinya berada di sana sedang duduk dengan mata terpejam. Abbas menghampiri Nadhira lalu duduk di sampingnya.

Nadhira tak sadar Abbas datang dan lagian Nadhira ketiduran mungkin dia begitu lelah. Senyum bagai bulan sabit yang begitu manis bak gula pasir tercetak begitu saja di wajah tampannya Abbas karena memperhatikan Nadhira sepertinya tertidur lelap. Abbas dengan beraninya menarik kepalanya Nadhira meletakkannya di pundaknya. Abbas membiarkan Nadhira tertidur di pundaknya karena Abbas ingin memandangi kecantikan istrinya tanpa Nadhira sadari.

Tiba-tiba Abbas melihat linangan air mata jatuh dari matanya Nadhira yang terpejam rapat. Abbas sangat terkejut.

“Danish ... aku sangat mencintaimu ... tetapi takdir yang tak ingin kita bersama ....” racau Nadhira.

“Aku sudah menikah, aku akan melupakanmu. Dan aku ikhlaskan kamu untuk Aida ....” Abbas terkejut mendengar racauan Nadhira, ternyata Nadhira menerima perjodohan ini ada sebab lain. Mengikhlaskan seseorang yang dicinta untuk sahabatnya.

Tentang Nadhira  [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang