“Perasaan cinta dalam persahabatan, sering kali menghancurkan hubungan persahabatan itu sendiri.”
~~~~~ Tentang Nadhira ~~~~~
Tiga bulan sudah berlalu, pernikahan Abbas dan Nadhira masih bersama namun Nadhira tidak bahagia. Ia berusaha menjadi istri yang baik, tetapi Abbas ya begitulah. Setiap hari pulang malam dengan keadaan sempoyongan dan bau alkohol menyeruak di penciuman. Nadhira tetap sabar menghadapi suaminya itu.
Danish mencoba terus membuat salah satunya menggugat cerai. Dimulai dari Danish memberi perhatian lebih manis kepada Nadhira, mendekati Nadhira dan bergurau di depannya Abbas semakin ia buat panas, sering mengompori Nadhira kalau Abbas sedang berselingkuh dengan wanita lain. Tetapi semua usahanya belum membuahkan hasil. Nadhira masih kekeh tidak akan bercerai dari Abbas sebelum Abbas menceraikannya. Abbas sendiri belum mau melepaskan Nadhira juga. Danish mulai frustrasi, ia bingung dengan cara apalagi yang bisa membuat kedua insan manusia itu berpisah.
Kedekatan Danish sering kali membuat Aida memanas. Nadhira merasa bersalah kepada Aida. Ia berusaha terus menjaga jarak dari Danish. Selain ia telah punya suami dan tidak enak dengan Aida. Nadhira sedang berusaha melupakan Danish dan merelakan Danish untuk Aida. Walau cemburu, Aida berusaha tetap baik kepada Nadhira. Ia pikir Danish dan Nadhira sudah seperti adik kakak tidak perlu terlalu cemburuan.
Seorang gadis sedang duduk termenung di bawah pohon yang rindang di taman sendirian. Sinar mentari yang terik membuatnya sedikit pusing makanya ia meneduh.
Sementara kedua sahabatnya Naisya dan Aida sedang berfoto selfie biasalah mereka itu narsis banget tetapi tidak ada niatan untuk post di media sosial hanya untuk kenang-kenangan.
Tiba-tiba saja di hadapan gadis itu sudah berdiri seorang pria yang memiliki tubuh atletis. Dia adalah Danish.
Nadhira mengerjap sejenak. “Kenapa ke sini?” tanya Nadhira dengan mengernyitkan dahinya.
“Bisa kita bicara, Nadhira? Aku mau bicara serius denganmu,” jawab Danish dengan wajah serius. Nadhira baru ini melihat Danish seserius itu tatapannya. Nadhira tidak tahu apa yang ingin Danish bicarakan.
Nadhira menganggukkan kepalanya. “Oke. Kita bicara,” ujar Nadhira.
“Sampai kapan kamu mau mempertahankan pernikahan yang menyakitkan dengan Abbas? Sampai kapan kamu kuat disakiti sama Abbas? Padahal kamu sebenarnya mencintai pria lain ‘kan?” tanya Danish membuat Nadhira terkejut. Kenapa Danish terus mendesaknya untuk menceraikan Abbas?
“A-aku ....”
“Kamu masih mencintai pria itu. Lepaskan Abbas dan kejar pria yang kau cintai itu. Jangan kamu mengorbankan perasaan dirimu, Nadhira. Kamu berhak bahagia dan mencarinya sendiri. Kebahagiaanmu bukan dengan Abbas.”
Nadhira menggeleng. “Aku tidak pernah mencintai siapa pun! Tidak! Kamu kenapa terus memojokkan aku untuk meminta cerai dari Abbas? Kenapa? Kamu membenci dia? Enggak begini caranya, Danish!”
Danish kecewa mendengarnya. Ia yakin bahwa Nadhira masih mencintai dirinya. Danish duduk bersimpuh di depannya Nadhira. “Aku mencintaimu, Misha. Aku suka sama kamu.”
Deg
Nadhira terkejut mendengar semua ini. Ia tak menyangka dengan apa yang Danish lontarkan.
“Dan aku tahu kamu juga mencintai aku, Misha! Aku tahu!” teriak Danish begitu mengejutkan Nadhira.
Danish cinta padaku? Dia tahu perasaan aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nadhira [SELESAI] ✅
Novela Juvenil⚠️ WARNING !!! * Terdapat adegan kekerasan, terdapat kata-kata kasar. Bijaklah dalam membaca! * Terdapat unsur kebaperan! Nadhira Misha Malaika, namanya indah, cantik, sama seperti orangnya. Tapi sayang takdirnya tak seindah yang ia bayangkan. Se...