PART 34

370 75 356
                                    

 


“Mau bagaimana pun sikap orang tua kepada kita, kita harus menghormati dan berbakti kepada orang tua. Tidak boleh membenci apalagi sampai mendurhakai mereka. Karena orang tualah yang membuat kita berada di dunia ini.”

~~~~~ Tentang Nadhira ~~~~~

 

Dua hari kemudian Nadhira sudah sembuh dari sakitnya. Selama Nadhira sakit, Abbas selalu menjaga dan merawatnya dengan tulus. Abbas juga membolos sekolah demi merawat Nadhira. Percuma juga sekolah nyatanya isi pikirannya adalah Nadhira.

Sejak tahu Kayla masuk ke rumah sakit, Nadhira terus merengek meminta datang ke sana. Karena kesehatan yang tidak memungkinkan, Abbas tidak mengizinkan dahulu. Saat ini mereka akan pergi ke rumah sakit untuk menengok Kayla.

Sebuah mobil sedan berwarna hitam sudah terparkir di lahan parkiran rumah sakit. Tak lama kemudian turunlah pasangan remaja dari mobil tersebut. Pria remaja memakai kaus putih lengan pendek dan celana jeans sedikit robek. Dan wanita berjilbab panjang berwarna coklat susu dan memakai gamis berwarna abu-abu silver. Pria itu menggandeng pasangannya, mereka melangkah memasuki rumah sakit dengan bersama.

Setelah memasuki bangunan tempat menampung dan merawat orang sakit, wanita itu bergegas menuju tempat resepsionis untuk menanyakan keberadaan di mana ibunya dirawat.

“Permisi sus. Saya mau nanya. Pasien atas nama Kayla Anindita ada di ruangan sebelah mana ya?” tanya Nadhira sambil tersenyum dengan ramahnya.

“Sebentar ya dek. Saya cari dulu namanya.” Resepsionis rumah sakit sedang mencari data yang berada di dalam komputer.

“Atas nama Kayla Anindita berada di ruangan anggrek. Ruangannya ada di lantai dua. Dari sini langsung naik lift lantai dua, kalau lift udah sampai adek jalan ke kanan, habis dua ruangan rawat di sana ruangan anggrek,” jelas resepsionis itu.

Nadhira mengangguk paham. “Kalau begitu terima kasih suster.” Nadhira dan Abbas melenggang pergi menuju ruang rawatnya Kayla.

Tak lama mereka menemukan ruangan anggrek. Nadhira mengatur napas terlebih dahulu sebelum memasuki ruang rawat ibunya. Abbas menepuk pundaknya Nadhira membuat Nadhira menoleh. “Sudah siap?” tanya Abbas.

Nadhira mengangguk. “Oke kita masuk ya?” Lagi-lagi Nadhira hanya mengangguk. Abbas dan Nadhira mulai memasuki ruangan tersebut.

Assalamualaikum,” ujar Nadhira dan Abbas bersamaan. Nadya dan Kayla terkejut melihat keberadaan dua remaja ini.

Kayla memasang wajah tak suka. “Masih ingat kamu sama ibu, Dhira? Saya kira kamu tengah bersenang-senang dengan pasanganmu. Secara kamu saya nikahkan dengan suami orang kaya.” Nadhira menghela napas. Abbas mengepalkan kedua tangannya, ia kesal mendengarnya.

“Maaf Bu baru bisa jenguk sekarang,” ujar Nadhira dengan wajah yang menunduk.

“Ngapain kamu ke sini? Bukannya kamu nggak mau jenguk saya?” tanya Kayla dengan menatap tajam Nadhira.

Abbas tersenyum miring. “Anda dengar dari siapa? Asal anda tau, anak anda dua hari ini sakit. Badannya lemes, pusing, panas. Bukan cuma anda doang yang sakit. Waktu Nadya telepon, saya yang mengangkatnya. Saya yang nggak izinkan Nadhira ke sini karena kondisi Nadhira tidak memungkinkan. Mungkin saja anak perempuan tersayang anda sudah memfitnah Nadhira. Kalau anda tidak percaya silakan tanya sama besan tersayang anda!” balas Abbas tak kalah tajamnya. Kayla hanya bisa menunduk menatap menantunya.

Tentang Nadhira  [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang