“Cinta tak berarti harus memiliki. Jika memaksakan rasa ingin memiliki artinya rasa itu bukan cinta. Tetapi obsesi.”
~~~~~ Tentang Nadhira ~~~~~
Tiga bulan kemudian ....
Hari yang telah ditunggu datang juga. Hari ini adalah hari kelulusan siswa dan siswi kelas dua belas di SMA Gemilang Jaya. Ketika suara Kepala Sekolah menyatakan semua siswa dan siswi lulus, sontak sorak-sorakan dan berbagai teriakan heboh dari para siswa dan siswi mewarnai suasana kelulusan di SMA Gemilang Jaya.
“Juara Umum Pertama diraih oleh ... Abbas Khalil Afnan dengan jumlah nilai 37,50! Juara umum kedua diraih oleh Danish Wahidan dengan jumlah nilai 36.75! Dan juara umum ketiga diraih oleh Anindita Aulia dengan nilai 36,0! Untuk para siswa dan siswi harap maju ke atas panggung!” seru Bapak Kepala Sekolah.
Abbas mendengar itu tersenyum kecut.
Harusnya lo yang jadi juara umum satu di sini, bukan gue. Malaika. Lo lebih pinter dari gue tapi sayang sekolah ini mengeluarkan lo tanpa melihat perjuangan lo membanggakan sekolah ini bagaimana.
Abbas dengan malas melangkah menuju ke atas panggung. Bapak Kepala Sekolah menyerahkan piala, medali, piagam, dan hasil kelulusan kepada para siswa-siswi yang mendapat juara umum. Danish menoleh ke arah Abbas mendengkus kesal. Ia selalu kalah dari Abbas dari segi persaingan mana pun termasuk cinta.
“Ada yang mau kalian sampaikan?” tawar Kepala Sekolah. Sontak Abbas merebut microfone dari tangan pria paruh baya itu.
“Saya mau menyampaikan bahwa harusnya yang menempati posisi utama adalah Nadhira. Nadhira itu pintar, cerdas, prestasinya banyak yang ia beri di sini. Tetapi kalian semua apa? Kalian keluarin dia dari sini hanya karena dia sudah menikah dengan saya. Dia menikah dengan saya karena perjodohan. Lalu di mana salahnya kalau menolak ia terancam dikeluarin oleh Ayah saya sendiri?”
“Saya mau bilang, memang raga saya yang menerima. Tetapi bagi saya Nadhira yang selalu menjadi juara pertama di hati saya. Saya bangga memiliki istri seperti Nadhira. Muslimah, penyabar, pintar, dan lemah lembut. Bahkan dia patut dicontoh oleh siswa-siswi lainnya. Oh iya, hari ini istri saya juga udah lulus di MA mertua saya. Jadi nanti malam kami akan adakan resepsi pernikahan di rumah kami. Jadi mohon kalian semua datang ya. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, permisi!” Abbas langsung melenggang turun ke bawah. Ia pergi meninggalkan sekolah segera tanpa berbasa-basi menerima ucapan selamat dari teman-temannya. Ia akan pergi menuju sekolahnya Nadhira. Sementara Naisya dan Alif bertugas membagikan surat undangan resepsi kepada semua siswa-siswi kelas dua belas supaya mereka hadir di acara resepsi Nadhira dan Abbas kecuali Danish dan Aida.
“Gue pasti dateng lah. Pasti bakal banyak makanan nih!” gurau Evan teman sebangkunya Abbas kepada Alif. Alif menepuk pundaknya.
“Ah lo makanan terus! Udah gue mau bagiin undangan ke yang lain!” pamit Alif lalu ia melenggang pergi membagikan surat undangan ke yang lain.
*****
Seorang wanita memakai pakaian brokat berwarna biru muda, jilbab panjang berwarna biru muda yang dimodifikasi tetapi menutupi dada. Riasannya natural, hanya memoles wajah dengan bedak, foundation, dan bibir mungilnya ia beri sedikit polesan lipcream berwarna merah muda berjalan dari tempat duduknya menuju ke atas panggung untuk menerima penghargaan. Dua orang siswi dan satu orang siswa berdiri di atas panggung menerima penghargaan dan berfoto bersama Bapak Kepala Sekolah dan guru-guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nadhira [SELESAI] ✅
Novela Juvenil⚠️ WARNING !!! * Terdapat adegan kekerasan, terdapat kata-kata kasar. Bijaklah dalam membaca! * Terdapat unsur kebaperan! Nadhira Misha Malaika, namanya indah, cantik, sama seperti orangnya. Tapi sayang takdirnya tak seindah yang ia bayangkan. Se...