PART 21

385 81 359
                                    

"Orang terdekat jauh memiliki potensi untuk menyakiti dan menghancurkan diri kita sendiri."

~~~~~ Tentang Nadhira ~~~~~

"Ayah ambilin aku rapor!"

Laki-laki muda itu menggeleng, "Maafin ayah ya? Ayah masih sibuk kerja di kantor. Biar bunda ya yang ambil?"

Abbas mengangguk pasrah, "Ya udah ayah. Semangat kerja ya ayah!" Abbas berusaha menyembunyikan wajah kecewa dari ayahnya. Ia harus mengerti bahwa ayahnya bekerja untuk dirinya dan Ibunya.

Keesokan hari Abbas datang ke sekolah dasar dengan bundanya. Anak itu terlihat begitu ceria.

"Juara umum pertama diraih oleh ... Abbas Khalil Afnan!" Anak itu maju ke depan dengan ceria bersama dengan bundanya. Wali kelasnya tersenyum menatap wajah imutnya Abbas yang tampak ceria. Wali kelasnya menyerahkan piala kecil untuknya membuat Abbas merasa sangat senang.

"Selamat ya Abbas sayang. Pertahankan ya?"

Abbas mengangguk, "Iya Bu."

Setelah pengumuman juara, para orang tua murid memasuki kelas anaknya masing-masing sementara para anak menunggu di luar kelas. Abbas duduk di depan kelas kemudian netra abunya melirik ke seorang anak berseragam merah putih berkulit putih sedang duduk di kelas sebelah.

Anak itu menghampiri laki-laki itu, "Hai Danish!" Anak yang duduk itu langsung mendongak menatap Abbas, "Hai Abbas!"

Abbas dan Danish sudah berteman sejak mereka masih kecil karena ibu mereka bersahabat dari zaman masih SMA hingga saat ini.

"Hey diambil siapa kamu rapornya?" tanya Abbas.

"Sama ayah aku. Kalau kamu?" tanya Danish balik.

"Sama bunda. Ayah nggak bisa datang katanya sibuk kerja."

Danish menepuk pundaknya Abbas, "Sabar ya. Ayah kamu pasti lagi berusaha keras cari uang buat kamu dan ibu kamu."

Abbas mengangguk, "Aku ngerti kok."

Tak lama kemudian sosok laki-laki muda baru saja keluar dari ruangan kelas. Danish langsung memeluk laki-laki itu dengan erat. "Ayah!" Abbas menatap laki-laki yang disebut oleh Danish ayah, Abbas terkejut laki-laki muda itu adalah ayahnya.

"Ayah? Kok ayah di sini?" Laki-laki muda itu terkejut melihat keberadaan putranya, ia bingung harus berkata apa sekarang.

Danish melepaskan pelukannya, anak itu beralih menatap Abbas, "Apa maksudmu dengan ayah? Ini ayahku Bas!"

Abbas menggeleng, "Enggak! Dia ayahku! Enak aja ngaku-ngaku! Ayah jelasin, kenapa ayah bisa di sini? Katanya ayah sibuk bekerja? Ayah bohongin Abbas?! Siapa anak ini? Kenapa Danish bilang kalau ayah, ayahnya Danish! Jawab aku ayah! Jawab!"

Tak lama kemudian keluar wanita muda memakai jilbab hitam dari kelas sebelah, wanita itu mencari putranya. Wanita itu terkejut melihat suaminya berada di sekolah dengan posisi lelaki biru berdiri di depan kelas sebelah.

"Mas? Mas kok di sini?"

Lelaki itu semakin terpojok saja istrinya menemukannya. "A-aku ...."

"Mama! Ayah datang ke sekolah mengambil rapornya Danish!"

Jari anak itu menodong ke arah Danish membuat wanita itu mengernyitkan dahinya, "Ada apa ini mas?"

"Kita bicara di rumah ya?"

Wanita itu menggeleng, "Enggak bisa! Aku harus tahu sekarang!" Reyhan menarik kasar pergelangan tangan wanita itu, "Kita bicara di rumah! Abbas bawa Danish ikut bersama kita!"

Tentang Nadhira  [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang