Aku Dimata Semesta

0 0 0
                                    

Dear aku,

Rasanya akhir akhir ini terlalu berat..
ingin rasanya melepas beban,
mengapung di udara
seperti masalah tuh ga pernah ada...

Jujur aja, dulu saat saat seperti ini, selalu ada jiwa lain yang menenangkan hati. Memberi sandaran, memberi masukan, memberikan apa yang aku butuhkan..

Tapi mengapa...

Mengapa kali ini semesta begitu tertarik untuk membuatku jatuh.. membuatku mengangkat rasa yang terlalu berat ini sendirian..

Dadaku sesak akan perasaan..
Aku ingin menangis
Tapi selalu saja air mata enggan keluar..
Selalu saja logika mengatakan "JANGAN!!! KAMU HARUS MENUNJUKAN BAHWA KAMU ITU BAIK BAIK AJA!!"

Entah itu tentang cinta, hidup, maupun apa yang aku jalani..
Semesta begitu tertarik untuk membuatku bersedih..

Rasa gelap terus saja menyelimuti ku saat kamu pergi..
Rasa sesak terus saja hadir kala suasana yang begitu sepi...
Rasa tangis terus saja berujar KELUARKAN AKU..

Mengapa rasa sepi masih saja menghantui
mengapa rasa tak pernah memberi tenang di hati
Saat dia pergi
Tak ada lagi kebahagiaan ini

Aku rindu...
Tapi tak pernah lagi bisa bertemu
Semua menentang hadirmu
Tapi aku
Masih dengan sosok yang selalu membelamu

Aku ingin menghilang
Tenggelam dalam bayang
Tak ingin kembali pada lamunan
Berharap semua hilang dalam ingatan

Aku tak memintamu untuk kembali
Karena aku hanya sekedar ingin melihatmu lagi
Karena rindu ini
Semakin sering menguras isi hati

Aku lelah bertopeng ceria
Ku ingin melepasnya
Melepaskan topeng ini dan membuangnya jauh jauh
Karena dengan begitu
Kalian akan tahu diriku di balik ini semua

Tapi lagi lagi ku tak bisa...

Aku ingin kamu :(

Kamu yang mengetahui diriku di balik topeng ini..
Kamu yang selalu bilang untuk tetap menjadi diriku sendiri..
Kamu yang berjanji untuk selalu menemani..

Kenapa sekarang kamu pergi???

Kenapa kamu membiarkanku sendiri menanggu semua rasa sepi, rindu, tangis, kecewa???

Aku ingin kamu lagi...

Duduk di sampingku, mendengarkan cerita satu sama lain... Membuat rasa tenang akan semesta yang berniat menjatuhkan.. memberikan rasa nyaman untuk terus menghadapi dunia..

Mengapa sekarang hanya kata "cobalah membuka hatimu kembali."

Entah itu dari kamu
Sahabat - sahabatku
Bahkan dari seseorang yang baru aku kenal..

Mengapa ??

Mengapa kamu dan semesta sangat tertarik untuk melihatku jatuh?
Sangat tertarik untuk menjauhkan ku ?
Salahkah selama ini, rasa yang ku tanggung sendiri?

~~

Lagi lagi, semesta membuatku hancur..

Mengapa semesta tidak langsung saja menghilangkanku, hancurkan aku sekaligus, dari pada aku harus menanggung semua kelemahan ini..

Kamu lihat statusku dan bertanya aku kenapa..

Dan lagi lagi, logika mengatakan "jangan pernah terlihat lemah di depannya, semua itu bukan lagi bentuk perhatian. Semua hanya bentuk penasaran."

Sudah lah aku menyerah, biarkan semesta mempermainkan ku terus menerus.

Di tuntut mengerjakan semua nya sendiri
Di tuntut untuk tidak lagi bergantung kepada orang lain..

Ku hanya berharap
Semesta tak sampai memaksaku kehilangan diriku sendiri

Biarkan semuanya mengalir
Mau itu semesta menjatuhkan ku lagi
Atau semesta akan berdamai denganku

Biarkan semuanya berjalan seiring dengan waktu

Aku sudah lelah
Ku biarkan semesta yang menentukan

AKU MENGAKU KALAH

~~

Pasrahku,

Hitashi Chan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surat suratanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang