For Prince Cutiepie[5]

8 2 0
                                    

Entah bagaimana, kali itu aku jenuh dengan semua pikiran yang hinggap di kepalaku...

Apakah kita sedang belajar untuk merelakan?

Nyatanya kini kita hanya bersinggungan jalan tanpa arah dan titik yang sama.

Apakah ini akhir dari cerita yang bisa kita buat?

Aku rindu, rindu kamu, rindu hadirmu, rindu chatmu. Tapi rinduku hanya aku saja yang rasa, mungkin kamu tidak. Tidak apa. Aku mengerti jika kesalahanku begitu besar dan kamu ingin mengakhirinya karena kesalahanku yang tidak bisa aku perbaiki lagi.

Maaf, bukan aku tidak suka akan keluargamu. Bukan juga karena aku membenci keluargamu karena hal yang dulu dulu. Aku hanya memberimu waktu.

Waktu untuk mencintai keluargamu, waktu untuk menghabiskan waktu dengan keluargamu tanpa gangguan dariku. Aku tahu jika kamu pasti akan bilang kalau kamu kan masih tinggal di rumah orang tua mu, pasti banyak waktu yang telah kamu habiskan bersama mereka.

Tapi kamu sendiri yang bilang, jika keluarga adalah hal nomor satu. Begitu yang kamu selalu katakana jika kita tidak bisa keluar karena aku harus ikut acara keluargaku.

Tahukah kamu, kenapa aku menolak untuk ikut jika bersama orang tuamu?

Aku tidak ingin menjadi pengganggu. Sudah menjadi penghalang pun aku sudah kelabakan, apa lagi sekarang aku harus menjadi pengganggu dari waktu mu bersama semua keluargamu.

Aku tahu aku wanita yang jahat, tapi maaf aku hanya mengikuti apa yang hatiku katakan. Aku tidak membencimu apa lagi keluargamu, dengan kamu yang tanpa kabar begini aku masih merindukanmu.

Ahhh,,,, bodohnya aku...

Bagaimana bisa aku seperti ini saat diriku sendiri yang mengatakan harus membuatmu melupakanku?

Kenapa aku harus selalu iri pada sosok mu yang begitu bahagia?

Kenapa aku harus selalu merasa iri dengan mereka yang bisa melihat mu tertawa?

Kenapa aku masih merasa iri padahal aku sendiri yang menyuruhmu untuk mencari wanita lain selain aku?

Aku tahu aku egois, dengan membiarkanmu terus ku dekap erat, dengan membiarkanmu terus melihat ke arahku, aku memang seorang penghalang yang handal.

Tapi jujur, ada sakit yang kurasakan saat melihatmu tertawa karena orang lain, ada sakit yang kurasa saat kamu memilih mengatakan sesuatu yang kamu sendiri tahu kalau aku tidak menyukainya, ada sakit yang kurasa saat kamu memilih diam.

Marahlah, marah seperti biasa. Jangan diamkan aku seolah kamu memang sudah lelah mengahadapi diriku.

Jika ini caramu untuk meninggalkan semuanya, maka katakan. Katakan padaku apa maumu. Agar aku mengerti dan mencoba untuk bersikap sama sepertimu.

Jika kau tidak tahu, semua ini hanya menambah beban pikiran yang aku tanggung. Mungkin aku memang bukan seseorang yang terbuka akan semua hal. Caraku untuk bersikap pun hanya bisa aku utarakan dalam sebuah cerita.

Aku tidak bisa bertindak langsung dalam dunia nyata, atau memulai semuanya terlebih dahulu. Bukankah kamu sudah mengerti semua itu adalah sifatku?

Memikirkanmu, hanya membuaku semakin tak bisa mengendalikan emosiku sendiri. Seakan aku menyerah atas emosi yang merasukiku.

Kamu dimana?

Mengapa semua jadi seperti ini. Jika ingin pergi tolong katakan. Jangan membuat hariku terus terlihat muram.

Jika kamu katakan, aku akan berusaha untuk tidak kecewa ataupun sedih. Aku pun akan berusaha untuk menerima semua keputusanmu.

Karena kamu tahu, jika posisiku di dekatmu memanglah sebuah kesalahan. Kesalahan yang mungkin tanpa sengaja terjadi. Aku memang sebuah kesalahan di hidupmu, aku benar – benar minta maaf untuk itu.

Tapi yang harus aku terima adalah, aku mencintaimu tapi tidak akan pernah bisa untuk memilikimu.

From me,

Hitashi_chan

Surat suratanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang