Dear kamu,
Terima kasih karena telah mengatakan sesuatu yang selama ini aku sepelekan. Dengan mudahnya kata kata itu keluar dari mulutku. Terima kasih untuk telah mengingatkanku akan sesuatu yang selama ini telah menemaniku.
Kamu memang sangat mengerti tentangku. Sesuatu yang selalu aku lakukan, sesuatu yang sangat berarti untukku. Ya, terima kasih atas nasihatmu. Maaf kalau aku malah menjadi seseorang yang selalu kalah karena keadaan. Dan selalu mengambil keputusan secara serampangan.
Aku bersyukur karena telah di ingatkan. Karena jika aku kehilangan sesuatu itu, mungkin aku tidak akan bisa untuk tetap menjadi diriku sendiri. Dan mungkin juga aku akan menjadi pribadi yang lebih tertutup dari sekarang.
Kata katamu memang benar, bahwa aku memang tidak bisa untuk berhenti dari kegemaranku menuliskan kata kata. Kamu benar kalau niatku dari awal menuliskan semua karyaku hanya untuk meredakan semua emosi yang selalu hadir dengan kadar yang melebihi kapasitas.
Bodohnya aku, dengan mudah mengatakan untuk hiatus hahaha...
Padahal semua itu sudah aku lakukan dari aku masih duduk di sekolah dasar. Dia yang selalu menemani suka dan dukaku. Dan aku dengan mudahnya mengatakan untuk meninggalkannya.
Aku benar benar berterima kasih telah kamu ingatkan tentang dia. Dia yang selama ini menemaniku dimanapun dan kapanpun aku membutuhkannya. Terima kasih telah membuatku sadar untuk tidak meninggalkan sahabat kecilku yang sangat berharga.
Karena ambisi, aku dapat membuatnya menghilang. Terima kasih kamu sudah menjadi penyelamatku.
Arigatou,
Hitashi Chan

KAMU SEDANG MEMBACA
Surat suratan
Historia Cortaperasaan-perasaan yang kamu simpan, jika tidak melukai hati orang lain. tuangkan, ceritakan maka hatimu akan lega.......