🍊Kedua

331 35 0
                                    

Jamie menatap jemuh soal fisika dihadapanya. Dari
semalam dikerjakan tetap saja tidak menemui hasil. Jamie pantang menyerah, jadi pagi ini dia datang cepat-cepat hanya demi soal sialan itu.

"Akhhh, kok gak ada hasilnya sih? " Geram Amy merobek kertas coret-coretnya. Beralih ke lembaran baru. Jamie mencoba peruntungannya lagi.

Lagu Wake me up dari Avicii yang masuk ke telinga Jonah
membuat cowok itu menatap ke dalam kelasnya melalui
jendela belakang. Amy disana membuat cowok itu tersenyum culas. "Woi!"

"Eh setan," kata Jamie lata seraya memegang dadanya yang berdentum naik turun. "Sial! Ngejutin aja lo triplek."

"Ngerjain apa?

"Fisika," balas Amy mengangkat bukunya.

"Contek punya gue aja, nih. " Jonah membu kaca jendela lalu memasukkan tasnya. Jamie mendekat lalu menerima tas tersebut. "Tapi gue gak mau nyontek. "

"Ah itu urusan lo. " Jonah mengibaskan tanganya. "Yang
penting gue udah ngasih izin buat lo grepe-grepe tas gue.
Tapi ingat, awas aja kalau ada yang hilang. Gue pagerin gigi lo. Bye, gue mau main basket dulu."

Jamie cemberut. Kian hari cowok datar itu kian sewot
padanya. "Huh, untung aja ganteng."

"Woi."

"Astagfirullah. " Amy memegang dadanya untuk kedua
kalinya. "Apa lagi sih triplek?"

"Kerjainya di lapangan basket aja. "

Dahi Jamie mengerenyit. "Kenapa emangnya? Meja pindah ke lapangan basket kah?"

"Bukan, dodol. Lo itu cewek."

"lya, gue tahu kok gue cewek. " Balas Jamie cepat.

"Kenapa? "

"Kelas sepi."

"lya gue tahu, kenapa sih Jo? " Tanya Amy mendekap gemes tas besar milik Jonah.

"Nanti lo hilang," ujar Jonah memelankan suaranya. Kalau
ada yang mendengar bisa berabe dia. Jonah Pradava itu
terkenal cuek dan dingin, tapi dihadapan Amy dia berubah sewot dan gila sekali. Bisa bahaya kalau dia di rumorkan suka dengan Jamie nanti.

"Emang ada hantu?"

"Terserah lo," ketus Jonah lalu kembali menutup jendela.


🍊🍊🍊



"Noh, gebetan lo," ujar Vila menunjuk Jamie dengan
dagunya.

"Apaan sih," balas Jonah tak terima. "Gue gak punya
gebetan kali. "

"lya deh, iya lo homo," ujar Bumi asal.

Jonah melotot tajam pada cowok itu. Bumi terkekeh. "Sans,man. Kalau lo sama Jamie jadian gue setuju kok.

"Yoi," seru Vila setuju.

Jonah memutar bola matanya malas, menatap pada Jamie yang kini duduk di bangku penonton. "Ayo deh main," ajak cowok itu berlari ke tengah lapangan.

Jack terkekeh mengejek. "Udah siap
pandang-pandanganya?

"Diam lo, kadal! " Jonah mendesis kesal sebelum akhirnya mulai mendribble bola.

Tadinya atensi Jamie memang pada bukunya tapi mendengar suara riuh rendah keseruan mereka di lapangan membuat visi Jamie buyar. Dua matanya fokus pada pegerakan Jonah.

Memang kebohongan besar jika Jamie bilang dia tidak suka Jonah. Cowok itu tinggi proporsional dengan badan tegap dan gagah seperti pangeran. Wajahnya memang datar tapi sama sekali tidak mengurangi presentase kegantengan di wajahnya. Hidung mancung, alis tebal, manik tajam dan bibir yang merah. Belum lagi dompet cowok itu yang tak kalah tampan. Dia benar-benar paket sempurna untuk wanita: wajah dan kekayaan.Sayangnya dia terlalu datar untuk urusan cewek.

My Kriting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang