Ketiga🍊

293 29 0
                                    

Yuk vote dulu


.
.
.

"Jo, " Amy melirik pada cowok di sebelahnya. "Lo udah punya pacar ya?"

"Kenapa lo nanya? Kan udah gue bilang gue gak suka sama lo," ujar Jonah menegaskan sekali lagi hati batunya. "Gue punya cewek atau enggak itu bukan urusan lo dan jelas tidak akan mempengaruhi rasa gue sama lo. Jangan baper deh! "

"Dih, suka kepedean!" ujar Jamie ikut mencibir. "Gue cuma penasaran aja, lo beneran homo ya?"

Sontak Jonah menghentikan penanya yang menari di atas kertas. Mata tajamnya melirik pada Amy, alhasil keduanya pandang-pandangan dengan ledakan-ledakan kecil di jantung mereka. Bukan suka, hanya kagum.Itulah yang Jonah katakan pada hatinya. "Atau jangan-jangan Io aseksual? Gak tertarik sama lawan jenis, iya kah?"

"Sembarangan! " Jonah menyentil cepat dahi Jamie. Kegiatan favoritnya untuk merespon Amy. "Gue masih normal, oon."

Jonah kembali menulis di bukunya. "Kalaupun gue gak normal itu bukan urusan lo. "
"Jadi lo beneran aseksual? Seriously?"

Pletak

Jonah memukul pelan kepala Amy dengan penanya.
"Sembarangan! Gue bukan homo, bukan juga aseksual.
Gue gak punya pacar dan gak bakalan mau punya pacar. Itu kemauan gue. Got it!"

"Kenapa lo gak mau punya pacar? " Tanya Amy kian kepo. "Semua manusia butuh perhatian, salah satunya dari pacaran. "

"Ribet. " Balas Jonah singkat. "Lo sendiri ada niat kah punya pacar?"

"Kalau ada yang mau sih. " Amy tercengir. "Tapi itu pun gue selekasi dulu orangnya, kalau baik, ganteng, dan ramah. Gue rasa gue gak bisa nolak. Gue juga pengen kayak Virka, tiap malam dichat sama cowoknya. Terus weekend jalan bareng. Pasti seru."

"Cielah, kalau cuma pengen dichat, tukang operator pun
bisa. " Jonah membuka lembar buku selanjutnya. "Kalau mau jalan tiap weekend, yang penting lo punya uang aja, udah aman tuh. Gak perlu cowok kali."

"Yeee, manusia hati batu kayak lo mana paham. " Jamie
mulai menulis lagi. "Jo, lo gak punya gitu kawan yang baik?Gue mau dong nomornya. "

"Cih, kayak gak laku aja lo chat cowok duluan."

"Bukan gak laku, gue mau usaha. "

"Hmm"

"Ada?"

"Kayaknya ada, nanti gue tunjukin orangnya."

"Serius?" Senyum Amy merekah sempurna.

"Ya, tapi ada syaratnya."

Senyum cewek itu lantas pudar. "Apa?"

"Kerjain soal matematika ini. " Jonah memberikan bukunya pada Amy. "Gimana?"

Cewek itu memutar bola matanya malas. "Kalau gitu
mendingan gue chatan sama abang operator kali. "


🍊🍊🍊


Malam minggu, malamnya para remaja untuk keluar mencari udara. Mall, bar, bioskop atau taman bisa jadi pilihan. Berhubung Virka dan Bulan yang ngebelet banget pengen nonton Frozen maka mereka semua berkahir di dalam bioskop.

"Gue gak mau. " Jonah memasukkan dua tanganya ke dalam saku hoodienya. "Lo aja. "

"Eh? Kok gak mau sih?"

"Malas." Ketus Jonah membalikkan badanya. Amy menatap ragu pintu bioskop dan Jonah bergantian. Vila, Bumi, Bulan, Virka, Erela, Pasha dan Jack sudah di dalam tinggal mereka berdua saja yang ada di luar.

My Kriting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang