Empat Puluh Sembilan🍊

94 11 0
                                    

VOTE DULU GUYS
.
.

Nasya masuk ke dalam toilet. Ada seorang perempuan keriting memunggunginya di depan kaca. Itu Amy, perempuan yang konon pacarnya Jonah. Entah sudah mantan atau masih, yang pasti Nasya merasa tidak senang.

"Amy.. " Dia memanggil pelan. Begitu Amy menolehkan wajah Nasya tersenyum manis.

"lya?" Amy tidak akan menganggap Nasya masalah, meski gadis itu sumber masalah dia dan Jonah yang sebenarnya.

"Selamat ya."

Dahi Amy mengerenyit. Maklum, dia memang lambat sekali loadingnya. "Selamat?"

"Lo jadian dengan Axel." Terpaksa Nasya yang menjelaskan.

Amy membuka mulutnya. "Oh."

"Emm, gue mau nanya sesuatu. Boleh?"

"Apa?" Amy menutup liptint di tangannya. Sudah dulu berdandannya, sekarang waktunya meladeni si anak baru.

"Lo beneran mantannya Jonah ya?"

Amy mendadak sensi mendengarnya. Tidak, dia masih belum senang disebut sebagaimana manatan Jonah. Dasar cowok bedebah, batin Amy. Sudah membuat luka, masih saja bisa
membuat rasa tidak relanya mengudara.

"Menurut lo apa ada cowok seganteng dia mau sama gue?"

Amy malah bertanya pendapat. Nasya menggigit tepi pipinya. Mau bilang iya, takut Amy terluka dan melapor pada Jonah. Disisi lain pula memang itu yang ingin mulutnya teriakkan.

"Nasya!"

Tiba-tiba pintu digedor dari luar. Nasya dan Amy yang masih pandang-pandangan bergegas keluar.

Kriet

Jonah menjulang di depan pintu bersama wajah datarnya. Pupil matanya segera melebar melihat keberadaan Amy.

"Ngapain lo disini?" tanyanya tidak suka.

"Makan, " ketus Amy menabrak bahu Jonah. Cowok itu memiringkan tubuh melihat kepergian Amy.

"Jo.. " Nasya menyentuh lengan Jonah, menyentak cowok itu dari bayangan Amy.

"Ayo." Jonah menarik tangan Nasya untuk kembali ke kelas. Dari arah yang berlawanan Indy tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya melihat Jonah menggandeng tangan perempuan.

"Bah saingan gue beru bah, " gumamnya.

"Jonah." Indy menyapa dilengkapi wajah sumringah. Berharap ada sedikit balasan baik dari Jonah.

"Apa?"

Datar sekali ekspresinya. Tapi Alhamdulillah membuat Nasya bangga karena bukan dia satu-satunya perempuan yang diperlakukan begitu.

"Gak ada, hehehe." Indy tersenyum canggung, matanya curi-curi pandang kepada Nasya. "Anak baru ya?" tanyanya karena tidak pernah melihat wajah gadis itu sebelum ini.

"lya." Nasya menyertainya dengan senyum.
Sial. Saingan Indy makin berat.

"Mau ngobrol?"

Nasya menggeleng segera atas pertanyaan Jonah. "Gue duluan ya." Dia melambai pada Indy.

"Sok cantik, " dumel Indy sebagai balasan. "Wait a minute, nasib si Amy gimana? "





🍊🍊🍊





"Guys, makan tteobokki yuk?" Ajakan keluar dari bibir Bulan 5 menit setelah bel berbunyi.

"Kalau ditraktir hayuk, " sambar Vila.

My Kriting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang