Lima Puluh Tujuh🍊

92 13 0
                                    

Monggo di vote dulu sebelum membaca
.
.
.
.

"Semalam lo kemana?"

Jonah memblok jalan Amy. Perempuan itu
mendelik galak.

"Apa urusannya sama lo?"

Jonah tidak membalas, melainkan menyeret
tangan Amy ke belakang sekolah.

"Lo jalan sama Axel kan?" Sebenarnya tidak perlu dijawab lagi. Namun Jonah ingin memastikan apa Amy jujur atau sebaliknya.

"lya."  Amy mengeratkan tasnya. Pandangnya
lari kesana kesini. Dia tidak mau bertemu mata
dengan Jonah. Beruntung pipinya sudah dipoles
bedak yang juga berasal dari Axel, sangat bagus
hasilnya. Hingga merah di pipinya tidak lagi
terlihat sama sekali. Jika hal itu terlihat, sudah
bisa dipastikan bahwa Jonah akan ribut.

"Kemana?"

"Club."

Pupil mata Jonah membesar. "Club?" Pantas saja semalam hatinya resah.

"Iya."

"Ngapain lo di tempat gak bener itu?"

"Aelah tempat gak bener, gitu-gitu Jojo
suka kesana juga kan?" Amy memutar balik
pertanyaannya. Tidak mau disudutkan
sendirian.

"Jawab gue!"  bentak Jonah. Matanya
menggerayangi tubuh Amy, mencari lecet atau
tanda rusak lainya.

"Nemenin Axel minum."

"Lo juga minum?"

"lya."

"Minum apa?" Jonah mengguncang bahu Amy.
"Bir? Vodka? Tequila?"

"Nyicip whiskey sedikit, terus pangeran kodok
kasih Mojito."

"Mojito itu cocktail, ada alkoholnya."

"lya Axel juga udah jelasin kok, " kata Amy malas.

"Dan lo masih tetap minum?"

Amy mengangguk.

"Bego!" Jonah menarik kembali
tangannya. Membuang amarahnya ke udara
dalam sekali tarikan nafas. "Lo tahu tempat
itu banyak orang mabuk, kalau lo diapa-apain
gimana?"

"Kan ada pangeran kodok."

"Dan dia minum kan? Kalau dia mabuk lo
gimana?"

"Pangeran kodok semalam memang mabuk kok,
gue sampai harus nganterin ke rumahnya. Terus
diajak nginap sama kakaknya." Fix, besok-besok Jonah tidak akan membiarkan perempuan bego itu keliaran sendirian lagi.

"Dan lo mau?"

Amy mengangguk.

"Astaga." Jonah meraup kasar wajahnya.

"Kakaknya baik tahu. Gue diajarin make up. Nih
buktinya.. " Amy menunjuk kantung matanya.

"Gue begadang hihi."

"Am, lo bisa pintar dikit gak?"

Jonah menghembus nafas kasar. Percuma
dinasehati. la menarik benda keluar dari saku
celananya.

"Earpod? Amy menatap bingung earpod yang
berpindah ke tangannya.

"Kata Amar lo pengen earpod." Efek kebanyakan
bicara dengan Amar membuat Jonah semakin
banyak tahu tentang Amy, mulai dari hobi, tipe
favorit, hingga benda-benda yang lagi diinginkan perempuan itu.

"Gak usah. " Amy menydorokan kembali. Tidak
enak hati karena iphone pemberian Jonah saja
masih belum bisa ia bayar.

"Gue gak suka ditolak." Jonah memasukkan
earpod tersebut ke dalam tas Amy.

My Kriting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang