Lima Puluh Satu🍊

106 13 2
                                    


"Amy." Nasya melambaikan tangan. Amy yang tengah bermalas-malasan di pinggir lapangan with the gang menaikkan pandangan.

Oh Nasya. "Hai, " sapanya ikut melambaikan tangan.

"Olahraga woi, jangan gosip." Teriakan Vila mengejutkan mereka.

"Berisik lo, " omel Virka yang sibuk merapikan bedaknya.

"Mulut-mulut gue, kenapa lo yang sewot." Vila mendorong Bulan. "Gih olahraga biar badan lo kurus sana!"

"Apaan sih." Bulan menghentak kesal kakinya. Namun melihat Bumi melambai di tengah lapangan dia jadi bersemangat.

"Ayo, Am." Bulan mengambil Amy sebagai tumbal.

"Eh?" Terhuyung-huyung Amy ditarik ke tengah lapangan. Nasya mengekor di belakang tanpa diminta.

"Mau ngapain lo?" sinis Jonah melihat kedatangan Nasya.

"Mau olah..."

"Gak-gak. Nanti lo sakit lagi." Jonah menggiring perempuan itu kembali ke pinggir lapangan. "Duduk disini, jangan kemana-mana."

"lya." Memang tidak ada kata selain itu yang pantas Nasya ucapkan. Jonah kembali ke tengah lapangan. Tadinya anak cowok
ingin bermain basket, namun melihat banyak anak cewek yang ikut mereka memutuskan untuk bermain bola tangan saja.

"Lempar sini, " teriak Jonah.

Amy yang memegang bola dari arah berlawanan
menyerahkan saja.

"Woi kenapa bolanya lo kasih ke musuh?" Vila langsung menoyor kepala Amy.

Musuh? Haduh Amy lupa kalau Jonah jadi lawanya. Jonah terkekeh. Memang bodoh, pikirnya.

Permainan berlanjut. Amy yang dasarnya lincah dengan cepat bisa mendapatkan bola.

"Am, lempar sini." Itu teriakan Bulan. Amy tanpa berpikir dua kali melempar pada gadis gempal itu.

"Amy!"  Emosi Vila naik ubun-ubun. "Dia itu musuh, musuh!" tekannya menjitaki kepala Amy.

Jonah tertawa besar. Geleng-geleng kepala melihat kebodohan Amy. Masa hanya mengingat rekanya sendiri tidak bisa.

"Ya maaf." Amy menekuk wajah seraya memegangi kepalanya yang menjadi korban jitakan dari Vila.

"Sekali lagi, gue kutuk lo, " ancam Vila.

Dan permainan bermulai lagi. Amy yang trauma mulai menghindari bola, namun Jonah terus menargetkanya. Mau tidak mau, Amy menangkap bola tersebut.

"Sini," pinta Jonah.

"Gak mau, Jojo kan musuh."

Alhamdulillah, Vila mengadakan tangan untuk bersyukur mendengarnya.

"Jangan banyak bacot. Sini!" Jonah menyuntikkan ancaman lewat tatapan matanya.
Amy menciut, mengeratkan pelukannya pada bola.

"Amy sini."  Bumi berlari mendekat.

Bumi? Pass. Amy melempar bola itu tanpa pikir.

"Woi!" Vila benar-benar naik darah dibuatnya.
Gelak tawa mengisi cepat. "Gak bisa bedain rekan dan musuh lo? Perlu kacamata hah?"

Gelak tawa masih bersahutan. Pandangan Amy mengedar dari satu oang ke orang lain.

"Hadeh dasar bego, " celetuk Jack.

Amy meremas tangannya. Omelan Vila masuk lagi ke telinganya, membuat gelak tawa pecah lagi. Dada Amy mulai sesak. Sudut matanya disaat yang bersamaan mulai memanas. Hiks, ia menangis tak lama kemudian.

My Kriting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang