212. Agen Rahasia : BIN (Indonesia)

11 1 2
                                    

Keesokan harinya, ada sekelompok mata-mata tiba di Moskow dengan penerbangan internasional. Mendapatkan persetujuan dari pihak penerbangan untuk membawa senapan dan alat berbahaya lainnya.

Atas persetujuan BIN di Jakarta dan Akademi Spyxtria, mereka bertiga mendapatkan izin tinggal selama beberapa bulan sebelum 3 bulan kemudian.

Seorang wanita dengan berdada besar yang melepaskan kancing baju dengan kacamata hitam. Rambut violet lurus panjang dengan sikap dewasa. Ia memanggil kedua orang lainnya

"Sule! Makmur!"

Dua lelaki menghampiri wanita yang dada besar, perut kecil, dan pinggul yang menggoda. Tapi, sikapnya dingin dan beringas. Ia adalah mata-mata BIN, Kanjeng Mami.

Lelaki yang pertama adalah lelaki dengan wajah yang rata-rata. Tidak ganteng dan tidak jelek. Bertubuh kurus dan tinggi rata-rata. Ia adalah Sule, mata-mata BIN.

Sedangkan yang kedua adalah lelaki yang gemuk, berkacamata hitam dengan rambut hitam keriting serta kumis yang sama seperti Adolf Hitler pada Perang Dunia 2. Itulah Makmur, mata-mata BIN.

"Iya, Kanjeng Mami!" Tanya Sule tidak membawa barang apapun dengan senyuman.

"Ada apa, Kanjeng Mami?" Tanya Makmur membawa tas yang berat.

"Cepatlah ke akademi sekarang juga! Lambat sekali kalian!" Kanjeng Mami menyuruh mereka berdua untuk bergerak cepat.

"Iya. Ini berat sekali, lho," keluh Makmur berusaha keras.

Mereka bergegas untuk pergi ke akademi lalu menginap di hotel beberapa bulan. Sule dan Makmur mengikuti Kanjeng Mami dan menemani wanita itu meksipun ada keluhan.

Setiba di akademi, mereka masuk dengan pengawasan  ketat oleh pihak akademi. Mereka cukup dikenal karena mereka akan bertugas untuk menyampaikan laporan siswa dan siswi akademi.

[*^*]

Dr. Cherry masih bertugas sebagai kepala sekolah akademi. Sebuah ketukan pintu berbunyi menghentikan aktivitas Cherry. Dr. Cherry harus membersihkan berkas dan dokumen lalu menyambut mereka.

"Masuklah!"

Mata-mata BIN masuk ke kelas Setelah menutup pintu, mereka pun bergegas berhadapan dnegan Dr. Cherry mengenai keadaan siswa dan siswi akademi dari Indonesia.

"Halo. Selamat datang ke akademi. Apa yang bisa dibantu?" Tanya Dr. Cherry dengan gaya Oneesan MILF Ara-Ara.

"Halo, Mbak Manis! Gimana kabar kamu? Udah main berapa ronde nih sampai bahenol gini?" Tanya Sule terus terang mendekati Dr Cherry sekaligus merayunya.

"Mbak Bahenol! Kita ketemu lagi, nih. Kapan nikah hayo?! Aku bawa bunga untuk kamu!" Makmur memberikan bunga pada Dr. Cherry seolah-olah ingin melamarnya untuk menikah.

"Ara-Ara. Kalian baik sekali. Sampai memberiku bunga ini padaku." Aura Dr. Cherry menjadi berbunga-bunga.

"Sule! Makmur! Apa yang kalian lakukan?!" Teriak Kanjeng Mami melihat Sule dan Makmur merayu Dr. Cherry.

"Maafkan kami, Kanjeng Mami! Kami berjanji tidak berselingkuh lagi!" Sule dan Makmur berlutut pada Kanjeng Mami untuk meminta maaf

"Janji terus! Mulutnya doang tapi kelakuan kalian kayak suami yang suka selingkuh. Mana hormat kalian? Cewek ABG kayak dia mending jauhi aja! Malu-maluin tetangga aja kalian!" Kanjeng Mami menampar kedua mata-mata yang mata keranjang.

"Kanjeng Mami! Sakit! Tampar aku pakai susu kamu!" Minta Sule ingin ditampar pakai susu.

"Kanjeng Mami sangat cantik!" Lanjut Makmur memuji Kanjeng Mami.

Rivandy Lex : Modern MilitaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang