Ivantino menyelidiki informasi mengenai Evelyn yang meninggalkan Moskow sejak 2 bulan yang lalu. Ia berpisah dari rekan lainnya agar bisa memberikan peluang yang tinggi.
Langkah kakinya maju ke depan. Ia merasakan sesuatu yang merayunya. Aroma wangi itu mengajaknya ke suatu ruangan.
"Yosh! Selagi mencari informasi, mending ngintip cewek mandi di. Siapa tahu ada Oneesan yang mandi disana."
Ivantino pun menggunakan teknik tembus pandang tanpa diketahui oleh para gadis yang di dalamnya.
Sesampainya di sebuah ruangan, ia mendengar sebuah teriakan dan suasana yang heboh. Tubuh wanita yang mulus itu memainkan alat pemuas hasrat mereka.
"Ah! Ah! Ah! Sakit sekali! Pelan-pelan! Aku .... Ah!"
Ivantino mendengar suara remaja laki-laki yang tubuhnya semakin memanas karena para gadis merebutkan tubuhnya.
Lelaki itu melahap para gunung yang di depannya. Sekujur tubuhnya disentuh dan dilecehkan dengan tubuh yang lembut. Bahkan, pedangnya diacak dengan sebuah lubang seorang bangsawan.
Ini dapat memicu iri dan amarah dari Ivantino. Ia tidak menerima seorang lelaki mudah didekati banyak gadis dengan mudah, apalagi Oneesan yang selalu menempel pada sisi lelaki itu.
"Sial! Aku mau juga tahu!"
"Padahal, ada Oneesan di sana. Argh! Bikin iri saja nih orang!"
Pada saat ia melihat adegan panas di sana, ia merasakan gadis Twintail yang sedang bermesraan dengan kekasihnya bersama gadis lainnya.
"Tapi, ... Bagaimana bisa dia ada disini? Harusnya, dia ...."
Belum ia menyelesaikan pemikirannya, ada seorang gadis yang berteriak dan mundur beberapa langkah. Ivantino mendengar suara jeritan dari belakangnya. Rupanya ia melihat seorang gadis yang tidak mengenakan sehelai kain.
Ivantino menahan rasa malu karena dada yang diperlihatkan itu cukup besar. Itu bisa menggairahkan Ivantino. Tapi, gadis itu tidak mau memperlihatkan tubuhnya pada Ivantino dan malah ingin melakukan hal yang mesum pada seorang pangeran.
"Kya! Dasar cabul! Pergi dari sini!"
Ivantino segera lari dan meninggalkan ruangan itu dengan rasa khawatir. Percuma saja. Teriakan itu memanggil gadis lain untuk mengepung Ivantino.
Naasnya, ketika Ivantino ingin keluar dari kamar ganti wanita, para gadis yang mengenakan handuk untuk menutupi sisi malaikatnya sambil memegang senjata di tangannya.
"Itu dia! Pengintip Mesum ada disini! Kita habisi dia!" Seru seorang gadis dengan membawa senjata pedangnya.
"Waduh! Banyak cewek di sini! Lari!"
Ivantino merubah kaki dan tangannya menjadi jet lalu melajukan kecepatan dan melewati para gadis yang menyerangnya. Ia pun meninggalkan kamar ganti dengan teknik tembus pandangnya.
"Hei! Jangan lari! Kau harus membayar semua ini!"
Para gadis itu berteriak dan mengumpulkan massa untuk mencari Ivantino. Setelah mengumpulkan beberapa massa, mereka pun berpencar dan memberikan sinyal pada Ivantino.
Tidak lupa mereka mengenakan pakaian akademi mereka terlebih dahulu sebelum menghajar orang mesum seperti Ivantino.
Sementara itu, Ivantino terkejut karena ia tidak sengaja menggunakan kekuatan tembus pandang itu. Tapi, ia harus istirahat sebentar untuk memulihkan tenaganya.
"Disini Mech 12. Misi Mengintip Gadis gagal! Tapi, aku mendapatkan informasi karena ada seorang remaja lelaki yang tampan mendapatkan kenikmatan yang tiada taranya. Kenapa dia bisa masuk ke kamar ganti wanita dengan mudah sedangkan aku tidak bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivandy Lex : Modern Military
FantasiaLanjutan Novel Rivandy Lex : Modern Military. Chapter 1-200 ada di MangaToon. 201 dan seterusnya ada di Wattpad. Genre 18+ = Hentai, Gore, Violence. Genre Primer : Urban Fantasy, Action, Romance. Genre Sekunder : Comedy, Sci-Fi, Slice Life, Military...