203. Masalah Psikologi : Anivesta Bella : Rencana CEO

19 1 0
                                    

9 April 2026, jam 18:00, pekerja kantor cabang Perusahaan Putra Abadi masih berlangsung meskipun banyak perusahaan lain yang menentang kebijakan itu. Sebagian besar karyawan di PT Putra Abadi tetap di kantor untuk bekerja lembur untuk upah.

Di Rusia sendiri, mereka mencintai pekerjaan mereka meskipun mereka mendapatkan upah yang rendah. Ini sama saja dengan kerja rodi.

Di saat semuanya masih bekerja, aku sedang mengawasi saham. Tatapanku di layar komputer hologram dengan tekanan ekstra. Tidak ada istirahat. Ini seperti hidup di masa penjajahan Belanda.

Meskipun saham itu terlihat mudah bagiku, salah sedikit pilihan dapat menurunkan kualitas saham itu sendiri. Aku harus bekerja 10 kali lipat agar saham itu naik 10%.

Jam dinding menunjukkan pukul 18:58. Aku mengabaikan di sekitarku dan berfokus untuk mengeluarkan kemampuanku agar aku tetap selamat.

Tak lama kemudian, orang brengsek itu menghampiriku dan memberikan sesuatu padaku sambil melihat per\perfoma saham yang diurus.

"Sepertinya saham sudah meningkat 10%, tidak! 24%. Ini adalah keuntungan yang kutunggu!" Dia tersenyum memandang saham yang meningkat.

Aku tidak menoleh padanya. Aku selalu berfokus pada layar komputer hologram milik perusahaan tersebut.

"Tidak ada. Sulit sekali aku mengembalikan saham ini kembali. Kau tidak boleh melakukan hal ceroboh lagi." Mulutku yang dingin dan cuek menyampaikan pesan pada CEO Bajingan itu.

Jawaban yang menyakitkan. CEO Andy sedikit kesal. Namun, tidak ada yang menghalanginya begitu aku sudah berada di pihaknya.

"Kau tidak boleh pulang sekarang! Kau harus ikut denganku sampai besok!"

"Kenapa aku tidak boleh pulang? Bukan ini perjanjian kita!"

Orang itu malah tertawa. Dia seenaknya memerintahkan dengan semena-mena. Lagi-lagi teringat dengan masa lalu yang tidak bisa aku terima.

Orang itu menjawab,"Kau tidak berhak untuk itu! Kalau ingin selamat, kau harus mematuhi perintahku! Sepertinya, kau ingin dilecehkan sekarang juga."

Aku mengeluarkan keringat dingin karena kelicikan dari CEO itu. Entah kenapa orang itu datang dan merusak kehidupanku. Emang sedari awal kehidupanku sudah begini.

"Aku tahu kau masih perawan. Sebelum itu, kau harus memiliki banyak pekerjaan sebelum dilecehkan. Jadi, kau tidak bisa lari dariku!"

"Jika kau melawan, kau tidak akan bisa mengalahkan penjaga BIN milikku."

Aku tidak berniat untuk mengeluarkan pistol milikku. Karena senjata tidak boleh digunakan untuk membunuh warga sipil. Jadi, percuma saja.

"Pagar Besi! Pagar Kayu! Ikut aku dan bawa cewek brengsek ini!" Ia memanggil dua agen mata-mata sekaligus penjaganya.

"Baik, Pak!" Seru Pagar Besi, seorang mata-mata bertubuh gemuk, mengenakan pakaian berwarna seperti besi, dan memegang sebatang rokok.

"Baik, Pak!" Seru Pagar Kayu, seorang mata-mata yang mengenakan pakaian coklat seperti kayu, memegang pistol revolver, dan bertubuh kurus.

Mereka memaksaku untuk bergerak seperti budak. Setelah sampai di luar lingkungan perusahaan itu, Pagar Besi dan Pagar Kayu memegang lenganku dan memasukanku ke dalam mobil di bagian tengah.

Mereka juga menyekapku agar aku tidak boleh kabur dari mereka bertiga. Mereka akan mengejarku kembali dan menghukumku begitu aku lari dari mereka.

Mobil itu melaju ke rumah dan di sana, aku harus menjadi budak olehnya.

Rivandy Lex : Modern MilitaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang