201. Masalah Psikologi : Anivesta Bella : Penculikan

101 4 4
                                    

SEBELUM MEMBACA CHAPTER INI, ALANGKAH BAIKNYA UNTUK MEMBACA NOVEL INI DI NOVELTOON. SETELAH MEMBACA CHAPTER 199 SILAHKAN KEMBALI KESINI!

++++++++++++++++++++++++++++

6 April 2026, di sebuah apartemen yang cukup sepi, ada sebuah kamar yang sepi dan gelap karena tidak terurus oleh seorang gadis yang  menahan semua kesedihan yang ia alami Ia merasa dikecewakan karena seorang remaja yang ia percaya berakhir sebagai ungkapan masa lalu yang mengerikan.

Gadis yang merupakan siswi akademi hanya mengurung diri dari kamarnya.  Ia takut jika ada pembunuh yang akan menghabisinya. Jadi, gadis itu menghajarnya di apartemen remaja itu dan membuat tangisan yang mengerikan.

Ia hanya berbaring sambil menyembunyikan air mata yang ia keluarkan. Karena itu, membuat Bella semakin sakit hati. Ia bangun sambil menghabiskan air matanya dan menjalani kehidupan seperti biasanya karena dia tidak akan memikirkan seseorang itu lagi.

Anivesta Bella. Gadis yang berasal dari Indonesia. Masalah Psikologi akan dimulai dari sekarang.

[*^*]

Anivesta Bella Point of View

[*^*]

Jam 07:00, aku berangkat ke akademi sendirian. Aku sudah memberi pesan pada Shiori dan teman lainnya untuk berangkat duluan. Shiori dan lainnya menunggu kedatanganku di kelas karena aku memang sedang tidak mood.

Aku merasakan perubahan yang buruk. Tidak seperti sebelumnya yang sudah berdekatan dengan seorang teman. Apalagi, teman seperti Shiori. Aku malah mengecewakan karena sebuah masalah yang mengakibatkan sebuah regangan.

Aku tidak bisa berhenti lagi.

Aku berjalan di tengah kerumunan kota Moskow. Pada hari Senin seperti biasanya, para pekerja segera ke kantor meskipun mereka membencinya. Yah, karena Moskow adalah kota yang penuh dengan sedikit tekanan akibat pekerjaan yang penuh dengan deadline.

Aku semakin terdiam dengan hiruk pikuk kota yang sudah muncul pad musim semi. Seharusnya, Musim Semi adalah musim yang penuh dengan kebahagiaan karena melewati semua ini. Namun, ini berbeda denganku.

Aku terkena dampak dari sebuah insiden yang membuatnya muak. Amarah dan kebencian telah dihampiri olehku karena aku tidak bisa mempercayai itu semua. Akibat dari itu semua, aku membenci orang Atheis sepertinya.

Aku juga sudah membenci orang yang aku seharusnya aku percaya. Karena ia seorang pembunuh, aku tidak memaafkannya. Aku malah ingin menjauhi Indonesia tentangnya.

Karena aku tidak melihat dia melakukan hal religi, sudah pasti dia Atheis. Aku tidak mau ingin membuat kesalahan yang fatal karena aku terlibat dengannya. Aku sudah menduga berita BBC di Inggris.

Sekarang, aku tidak akan mengulang hal yang serupa lagi.

Aku tidak akan berurusan dengannya selamanya.

Bella berjalan ke arah pertigaan setelah sampai ke sekolah.  Aku sendirian dan tidak ada yang tahu kenapa aku merasa seperti ditinggalkan.  

Iya. Itu benar. Aku hanyalah anak kecil yang dipaksa untuk menjadi orang dewasa. Padahal, aku tidak bisa melakukannya. Aku seperti boneka yang siap dipakai jika keadaan menjadi genting.  Aku memang bodoh. 

Selalu saja mematuhi perkataan orang dewasa. Bahkan, aku tidak punya jalanku sendiri. 

Di sebuah jalan untuk menuju ke akademi, ada sebuah mobil yang mengintai sesuatu. Mobil itu berwarna hitam, berkaca hitam, dan bermerek terkenal. Selain itu, mobil itu dikendarai oleh sopir profesional.

Rivandy Lex : Modern MilitaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang