Rivandy Lex Point of View
4 Mei 2026, pertarunganku melawan Hulk masih berlanjut. Tembakan yang cepat tidak akan bisa dibunuh Hulk dengan mudah.
Padahal, tembakan yang digunakan kali ini adalah senapan Sniper untuk meredakan kekuatan. Tapi, tidak berlaku pada Hulk itu sendiri.
"Sial! Kenapa dia tidak bisa dibunuh?"
Aku menyimpan sniper milikku. Badanku terasa sakit, terasa mati karena pukulan keras dari Hulk. Dia terlalu kuat untuk dibunuh seseorang.
Aku meninggalkan sebuah tas belanjaan dan payung yang dipinjam dari Aurora. Tidak bisa membayangkan bagaimana reaksinya nanti.
Tidak ada pilihan lain selain kabur dari sini. Kedua kakiku melaju dengan cepat, menghindari serangan Hulk yang beringas, mencoba membuka kotak P3K begitu sudah lolos dari kejaran Hulk.
Entah kenapa aku tidak bisa mengalahkannya dengan sniperku. Dengan situasi mendesak, terpaksa aku menggunakan Deagle dan mengarahkan tembakan pada Hulk. Percuma, darah Hulk kebal terhadap tembakan pistol.
Aku tidak bisa menggunakan pisau karena masih diperbaiki. Diperlukan berhari-hari agar pisauku bisa dipakai kembali. Itu sudah pecah karena sesi latihan dengan kelas lain.
Pukulan Hulk dilancarkan dengan cepat, sampai membuat kerusakan di dinding. Gerakan tersebut memaksaku untuk lari cepat.
Hampir saja. Dia akan membunuhku jika aku terlambat. Seharusnya, aku diajari Aurora untuk lari lebih cepat. Dia juga pandai parkour. Setelah meloncati semua benda di gang, ada sebuah masalah yang muncul kembali.
Black Widow datang tiba-tiba dari arah atas kiri, memberikan tembakan pistol ke arahku. Peluru yang melesat mengenai, bahu bagian kiri, sampai aku tidak bisa bergerak bebas.
Pandanganku semakin sempit, bergegas untuk lari dengan cepat dan harus bersembunyi. Percuma melawan Hulk yang kuat dan tangguh.
Sialnya, Black Widow memberikan tendangan keras padaku. Karena aku terlalu lemah kepada wanita, badanku terhempas lebih keras dan lebih cepat dibandingkan pukulan Hulk sebelumnya.
Dua sampai tiga bangunan dibuat lubang oleh hempasan kuat tersebut. Black Widow mendatangiku dan membanting dengan keras. Hulk memberikan dukungan dengan menjadikanku sebagai samsak tinju.
Serangan telak menyebabkanku tidak bisa bergerak bebas, sampai membuatku harus memutar otak untuk melepaskan diri dari situasi ini.
Rasanya sakit. Seharusnya aku bisa lolos dari kejaran mereka. Namun, Black Widow tidak mau membiarkanku pergi. Dia menyita Deagle milikku dan memaksaku untuk tunduk kepadanya.
Akhirnya, aku terhempas ke tembok dan mengakibatkan luka yang parah. Dengan cepat Hulk meraih leherku dan mencekiknya.
"Ah! Kenapa? Aku tidak bisa bergerak?" Aku bertanya pada diriku sendiri, merasakan rasa sakit yang hebat.
"Matilah kau!" Hulk memberikan penegasan, agar aku terlihat seperti seorang mayat.
Black Widow mengawasiku, agar targetnya tetapi hidup. Dia menyentuh tubuhku dengan lembut, memastikan bahwa aku kan baik-baik saja sebelum dibawa pergi.
"Hulk. Kita harus membawanya ke Tuan Near. Dia menunggu kita."
Black Widow menyuruh Hulk untuk membawa kepada tuan mereka, tuan yang menciptakan Hulk dan Black Widow.
Namun, ...
"Arctic Warfare : Bavaria!"
[Arctic Warfare : Bavaria adalah teknik yang digunakan untuk melepaskan diri setelah ditangkap musuh. Rantai dan alat penangkapan menjadi lepas dengan sendirinya. Waktu kekuatan ini berlangsung adalah 5 detik]
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivandy Lex : Modern Military
FantasiLanjutan Novel Rivandy Lex : Modern Military. Chapter 1-200 ada di MangaToon. 201 dan seterusnya ada di Wattpad. Genre 18+ = Hentai, Gore, Violence. Genre Primer : Urban Fantasy, Action, Romance. Genre Sekunder : Comedy, Sci-Fi, Slice Life, Military...