13. About Jeno

1.2K 94 3
                                    

Pukul 07.47 malam.

Kamu berdiri didepan pintu rumahmu. Kamu menutup matamu, gara-gara sibuk menenangkan pikiran, kamu malah tidak sadar kalau sudah malam. Jungkook pasti sudah pulang, pria itu 'kan selalu pulang setiap Jam 5 sore, tapi semoga saja dia lembur hari ini.

Cklek!

Kamu langsung menoleh ke arah ruang tamu, dimana Jungkook tengah duduk di sofa sambil menonton televisi.

Kamu berjalan mendekati Jungkook, ”Jung ... soal tadi pagi ak--”

Belum selesai berbicara, Jungkook sudah beranjak dari tempat duduknya menuju kamar. Apa Jungkook baru saja mengabaikan mu?

Kamu pun mengikuti langkah kaki Jungkook menuju kamar. Jungkook terlihat sudah berbaring. Kamu berjalan ke arah kasur lalu naik ke kasur.

”Jung.” Kamu memanggilnya, namun Jungkook tetap saja membelakangimu.

”Maaf gak dengerin omongan kamu. Harusnya aku gak dateng ke kampus, harusnya aku dengerin kamu juga pss kamu nyuruh aku aku pulang.”

Kamu berhenti sejenak, tapi Jungkook masih tak kunjung merespon.

”Jung ... hiksss ... jangan cuekin aku kayak gini ... hiksss.”

Kamu beranjak menyentuh lengan Jungkook namun Jungkook langsung menepis tanganmu.

”Maafin aku ... hikss ... hikss ... aku janji gak bakal ulangin lagi ... hiksss ... Aku janji bakal dengerin omongan kamu ... hikss ... tapi jangan cuekin aku kayak gini ... hiksss ... hiksss.”

Kamu beberapa kali menghapus air matamu. Mencoba tidak menangis, namun keadaan yang memaksamu untuk menangis.

”Selamat tidur, Jung.” finalmu sambil tersenyum paksa meski Jungkook membelakangimu.

Kamu mengambil bantal dan meletakkan diatas lantai yang dingin. Kamu tersenyum tipis, ternyata pria itu sudah membersihkan tempat yang kamu muntahi kemarin.

Kamu kemudian turun dari ranjang kemudian menatap Jungkook yang masih setia membelakangimu, ”Maaf.”

---

Jungkook meraba-raba kasur disampingnya namun tak merasakan apa-apa. Jungkook kemudian membuka kelopak matanya dan tak menemukan mu disampingnya.

Jungkook segera beranjak duduk lalu menyenderkan punggungnya di sandaran ranjang.

”Apa dia pergi?”

”Eunghhhh.” Kamu melenguh begitu merasa dingin.

Jungkook segera menoleh ke arah lantai dan melihatmu berbading dibawah sana.

”Ya ampun.” Jungkook segera turun dari ranjang lalu menggendong tubuhmu untuk dia baringkan diatas kasur.

Jungkook membelai rambutmu, ”Kenapa tidur dibawah sih?”

Jungkook menarik selimut untuk menutupi setengah tubuhmu. Tubuhmu terasa dingin, namun bagian dahimu sangat panas.

”Dibilang juga apa, gak usah ke kampus dulu. Ngeyel sih.” Jungkook mengomelimu seakan-akan kamu mendengarnya.

Chup!

Jungkook mencium bibirmu sekilas lalu tersenyum tipis, ”Jangan diulangin lagi.”

---

Pukul 07.12

Kamu mengerjapkan matamu begitu sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela dikamarmu. Kamu mengeryit bingung. Padahal semalam kamu tidur dilantai, kenapa pagi ini kamu malah berbaring di kasur.

Kamu mengecek panas didahimu, sudah membaik, sepertinya keadaanmu sudah cukup stabil.

Kamu pun beranjak dari kasur. Saat keluar dari kamar, kamu langsung melihat Jungkook yang sedang berbicara dengan Soobin, sekretaris Jungkook dikantor.

Begitu melihatmu keluar kamar, Jungkook langsung membereskan berkas-berkas yang diurus.

”Soobin, ayo berangkat.” Soobin membungkuk hormat pada Jungkook kemudian membungkuk pada kamu.

Begitu Jungkook keluar dari rumah, kamu hanya bisa menghela napas, ”Jungkook kayaknya sengaja banget ngehindarin aku.”

---

Jeno menyeretmu keluar dari kelas. Hal itu tentu menjadi sorotan para mahasiswi mengingat Jeno merupakan idola baru dikampus itu.

”Akhhh ... Lepasin.”

”Udah, ikut aja.” Ujarnya.

Jeno membawamu menuju toilet pria lalu memojokkanmu disudut ruangan, dengan tangannya yang kini memegang pundakmu.

”M-Mau ngapain?” ujarmu gugup, takut Jeno malah berbuat macam-macam.

”Kenapa lo ngejauh dari gue?” tanya Jeno, sepertinya pria itu mulai emosi karena tidak menggunakan ”Aku-kamu” lagi, melainkan ”Lo-Gue”

Benar, hari ini kamu memang menghindari Jeno. Sudah tidak mau berurusan dengan Jeno lagi.

Kamu menepis tangan Jeno kasar, ”Bukan urusan kamu.”

Kamu pun menyudahi acara saling pandang itu kemudian beranjak pergi dari hadapan Jeno.

BUGHH!!

”Akhhh.” Kamu meringis begitu Jeno malah menghantam punggung kamu ke tembok hingga kamu kini kembali ke posisi semula.

”Itu jelas jadi urusan gue.”

Jeno menghela napas, ”Jungkook gak ngapa-ngapain kamu 'kan?”

”CUKUP YAH, CUKUP. GARA-GARA KAMU, AKU JADI BERANTEM SAMA JUNGKOOK. KAMU ITU CUMAN ORANG BARU, MAU JUNGKOOK NGAPA-NGAPAIN AKU, MAU AKU NGEJAUHIN KAMU ITU JUGA BUKAN URUSAN KAMU, DAN SATU LAGI ... GAK USAH SO' KENAL!!!!”

”Apapun yang bersangkutan sama lo, itu jadi urusan gue. Gue berhak atas semua yang berhubungan sama lo.” ujarnya penuh penekanan dan masih berusaha menahan amarahnya.

Kamu kembali menepis tangan Jeno yang memegang pundakmu. ”KAMU ITU BUKAN SIAPA-SIAPA AKU, JADI KAMU GAK PERLU TAU DAN GAK USAH IKUT CAMPUR!!”

”GUE BERHAK TAU KARENA GUE KAKAK LO, Y/N-SSI?!!”

.
.
.
.
.
.
.

TBC

WANITA KESAYANGAN MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang