34. Sebuah Pengakuan

1.2K 85 0
                                    

Jungkook menatap Taehyung yang masih setia berdiri ditempatnya. Taehyung yang merasa kesal pun langsung mengerti maksud dari tatapan Jungkook.

”Iya, iya! gue yang beresin mayatnya. Lo urus aja tuh bini lu.”

Jungkook hanya tersenyum. Senyumnya tiba-tiba luntur begitu melihat tanganmu bergerak untuk menyentuh kepalamu.

Jungkook segera membalik tubuhmu untuk membelakangi mayat penjahat itu.

Kamu mengerjapkan matamu. Beberapa kali matamu berkedip cepat untuk memastikan kamu tidak sedang halusinasi.

”Jungkook?”

Jungkook tersenyum lalu mengangguk.

”Ishh! gimana cara masukinnya sih! perlu gue potong-potong lagi apa?!” kesal Taehyung yang ingin memasukkan tubuh korbannya ke dalam karung yang ia temukan didalam gudang, namun kesulitan.

”Itu si--”

”Jangan lihat ke belakang. Itu Taehyung. Dia lagi motong-motong kucing.” ujar Jungkook yang menahan kepalamu agar tak melihat kebelakang. Jungkook menyengir.

Kamu tersenyum melihat Jungkook yang sudah tidak bersikap dingin lagi padamu.

”AISHHHH!!” Taehyung segera berjalan menuju kumpulan senjata yang letaknya tepat didepanmu dan mengambil sebilah samurai dari sana.

”Itu Tae mau--”

Jungkook kembali menahan kepalamu, ”Udah aku bilang, dia cuman mau motong-motong kucing. Kucingnya abis cakar dia, makanya dia kesel.”

Kamu mengeryit bingung dan tetap berusaha berbalik untuk melihat apa yang terjadi dibelakangmu.

Chup!

Kamu mematung begitu Jungkook mendaratkan bibirnya di bibir mungil milikmu serta sedikit melumatnya.

Taehyung yang sibuk memotong tubuh korbannya pun berdecak kesal melihat Jungkook yang malah sibuk berciuman denganmu, padahal Taehyung kesulitan. Dan yang paling membuat Taehyung kesal adalah Jungkook menciummu tepat didepan matanya.

”Anj*ng!” umpat Taehyung pelan.

Jungkook menyudahi ciuman itu. Kamu masih melamun setelah Jungkook menyudahinya.

”Sekarang tutup mata kamu. Jangan buka sebelum aku suruh.”

Kamu sempat terdiam, membuat Jungkook menatapmu cukup lama.

”Percaya sama aku.” ujarnya sambil mengelus lembut rambutmu.

Kamu mengangguk dan mulai menutup matamu. Untuk membuatmu tetap bisa menutup mata, Jungkook menggunakan kain untuk menutup matamu.

Setelahnya Jungkook menggendongmu ala brydal style keluar dari rumah yang lebih layak disebut gudang karena terlalu kotor.

Setelah sampai diluar, Jungkook menurunkanmu. Kamu meringis pelan begitu kakimu berpijak ditanah.

Jungkook membuka penutup matamu, ”Duduk dulu.”

Kamu berjalan pincang dibantu oleh Jungkook untuk duduk di bahu jalan.

”Sini aku liat.” Jungkook segera meraih kakimu. Ia melihat ada luka lecet cukup parah dibagian pergelangan kakimu yang diikat kuat oleh penjahat itu.

”Gak apa-apa, Jung. Cuman luka lecet dikit.” ujarmu dengan tatapan yang tak pernah lepas dari raut wajah serius Jungkook yang memperhatikan luka lecet dikakimu.

”Kamu beneran bakal pergi ninggalin aku?”

Jungkook terdengar menghela napas, ”Aku cuman mau ngasih kamu waktu buat mikir, buat menyadari kesalahan kamu.”

”Kamu masih marah sama aku? apa gak ada kemungkinan untuk kamu maafin aku?” lirihmu yang menatap Jungkook dengan tatapan sendu.

”Aku gak marah, aku cuman kecewa. Soal maaf? aku udah maafin kamu. Maafin itu gampang, yang sulit itu nyembuhin luka yang kamu tinggalin didalam sini.” Jungkook menyentuh dadanya sebentar lalu menatapmu.

Kamu menunduk. Kamu benar-benar tak menyangka akan meninggalkan bekas kuka yang teramat dalam pada Jungkook.

Jungkook terus memperdulikanmu, padahal kamu selalu menyakitinya.

Jungkook sudah menyerah, apakah kamu juga ikut menyerah? Entahlah, saat ini kamu hanya ingin pasrah. Jika tak ada kemungkinan bersama lagi, berpisah mungkin jalan terbaik.

”Kenapa tangan kamu berdarah?” tanyamu saat melihat tangan Jungkook yang berlumuran darah.

"Ah, ini ...” Jungkook menatap ke sembarang arah, ia jadi bingung harus menjawab apa.

Kamu meraih tangan Jungkook dan menggenggamnya. Jungkook sama sekali tak menolak.

Kamu tersenyum kecil, ”Nyawa seseorang itu berharga, Jung. Mereka itu manusia, bukan binatang.”

”TAPI KELAKUAN MEREKA YANG MELEBIHI BINATANG!!” ujar Jungkook dengan nada tinggi tanpa menyadari bahwa ucapannya itu sama saja seperti sebuah pengakuan.

”Aku mungkin gak pantes bilang ini ke kamu, aku sadar sama posisi aku sekarang yang semakin jauh dari kamu. Tapi aku cuman minta satu hal ...”

”Berhenti membunuh, Jung.”

Jungkook menatapmu tak percaya, ”Kamu tau kalau aku--”

”Mafia? ... aku tau, Jung.”

.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

WANITA KESAYANGAN MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang