39. Mengetahui Kebenaran

1.1K 74 2
                                    

Jungkook mengenggam tanganmu cukup erat, sesekali dia mengecup pelan tanganmu.

”Bangun, sayang.”

Jungkook melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 07 malam, itu artinya ia sudah berada di rumah sakit ini hampir 9 jam lamanya. Dia menghela napas, lagi-lagi ia meninggalkan meeting penting, tapi tak masalah, pekerjaan sama sekali tak penting.

”Siapa yang tega bikin kamu sampai minum obat penggugur kandungan? aku tau persis, kamu gak bakal ngelakuin hal itu.”

Jungkook mengelus pelan perut ratamu dari luar bajumu, ”Untung aja baby kita gak kenapa-kenapa.”

Jungkook memegangi perutnya yang terasa perih. Ia hanya makan saat pagi.

”Y/n masih lama bangunnya, gak yah?”

Jungkook berpikir cukup lama, setelahnya ia beranjak berdiri. Ia berpikir, kamu pasti akan baik-baik jika hanya ditinggal sebentar.

Chup!

Jungkook mengecup keningmu pelan. Setelahnya beranjak keluar dari ruangan rawatmu.

---

Kamu mengerjapkan matamu pelan. Kamu kemudian memperbaiki posisimu untuk duduk, namun kamu sesekali meringis karena rasa sakit di perut dan kepalamu.

Kamu mengedarkan pandanganmu untuk mencari seseorang, ”Jungkook kemana yah?”

Cklek!

”Sayang.”

Jungkook berlari kecil masuk kedalam ruang rawatmu, kemudian duduk disampingmu, ”Kapan kamu bangun?”

Kamu tersenyum kecil, ”Baru aja. Kamu abis darimana?”

” Abis nyari makan sih, tadi laper banget. Maaf ninggalin kamu.”

”Gak apa-apa, kok.”

”Hum ... kamu laper gak? biar aku cariin makan.”

Kamu menggeleng, ”Gak. Aku lagi gak nafsu makan.”

Jungkook menggenggam tanganmu, ”Kamu harus makan, ingat, sekarang kamu gak sendirian. Ada baby kita didalam perut kamu.”

Kamu tetap menggeleng, membuat Jungkook menghela napas panjang.

Jungkook mengelus perut ratamu lalu menatap ke arahmu, ”Sayang ... aku mau jujur. Aku tau ini bukan waktu yang telat untuk jujur, tapi ... aku gak mau ada rahasia lagi diantara kita.”

Jungkook menghela napas sejenak, sementara kamu kini menatap Jungkook dalam.

”Aku ... Aku udah pernah menikah sebelumnya dan aku hampir punya anak dari dia.”

Kamu tertawa pelan, ”Jung, aku masih lemes loh. Jangan becanda, gak lucu tau gak?”

Jungkook menggeleng, ”Aku gak bercanda, ini serius.”

Kamu menghentikan tawamu, kemudian menghempas tangan Jungkook menggenggammu.

”Kenapa kamu sembunyiin dari aku? Kenapa, Jung? MAKSUD KAMU APA!!”

”Sayang, dengerin aku dulu.”

”JANGAN PANGGIL AKU SAYANG! UDAH HAMPIR 2 TAHUN KITA NIKAH, KENAPA KAMU BARU NGOMONG SEKARANG! KAMU NGANGGEP AKU APA SIH!!”

”Y/n--”

”JANGAN SEBUT NAMA AKU!! AKU MUAK SAMA KAMU! KAMU UDAH TERLALU BANYAK BOHONG, SAMPAI AKU UDAH GAK BISA PERCAYA SAMA SATUPUN UCAPAN YANG KELUAR DARI MULUT KAMU!!”

”Bukan kayak gitu--”

”KELUAR!”

”Aku kan udah jujur sam--”

Kamu menutup kedua telingamu, ”KELUAR, JUNG! KELUAR!”

Jungkook menghela napas. Dia sudah yakin reaksimu akan seperti ini. Tapi lebih baik jujur sekarang 'kan daripada kamu nanti malah mengetahuinya dari orang lain?

---

Pukul 02.00 Dini Hari.

Kamu masih belum tidur juga. Tadi sudah sempat memejamkan mata, namun terbangun karena rasa sakit di perutmu.

Kamu kemudian melirik ke arah sofa ruang rawatmu. Disana ada Jungkook yang sepertinya sudah terlelap tidur.

Kamu menitikkan air matamu melihat Jungkook. Selain kecewa, ada rasa bersalah dalam benakmu. Kamu sudah mengusirnya bahkan mengata-ngatainya, tapi Jungkook tetap berada disampingmu untuk menjagamu.

”Aku gak tau ... hikss ... aku atau kamu yang harusnya minta maaf.”

Kamu berbaring membelakangi Jungkook yang tidur jauh diatas sofa sana. Kamu mengelus pelan perutmu sendiri yang masih terasa sakit.

Tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang memelukmu dari belakang, tangan itu kemudian masuk kedalam bajumu dan mengelus pelan perutmu.

Kamu mengendus pelan. Kamu hapal betul, ini adalah bau parfum Jungkook.

”Sayang ... aku tau aku salah, harusnya aku jujur sama kamu dari awal. Biarin aku disamping kamu malam ini, aku gak tega liat kamu bangun berkali-kali karena perut kamu yang sakit.”

Suara itu ... sama sekali tak terdengar seperti suara khas baru bangun tidur. Apa Jungkook hanya berpura-pura tidur?

”Gimana kalau dia balik lagi, bawa anak kalian dan ngerebut kamu dari aku?” tiba-tiba saja pertanyaan itu lolos begitu saja.

Entahlah, meskipun kecewa, kamu rasanya benar-benar tak sanggup kehilangan Jungkook.

”Dia gak akan pernah kembali. Kalaupun hal itu bisa terjadi ... aku gak akan pernah ninggalin kamu. Kecuali satu hal yang gak bisa aku hindari.”

Kamj hanya diam mendengar ucapan Jungkook.

Chup!

Jungkook bergerak mengecup pelipismu lalu kembali pada posisi sebelumnya.

”Aku punya banyak musuh, aku gak tau kapan mereka akan serang dan bunuh aku, jadi tolong tetap disamping aku. Aku cuman takut, disaat terakhir aku nanti, aku gak bisa liat kamu lagi.”

Kamu langsung berbalik menghadap ke arah Jungkook.

Brugh!

Kamu menubrukkan tubuhmu ke arah Jungkook, kamu memeluk erat pria itu dan menangis terisak.

”Jangan nakutin aku ... hikss.”

Jungkook mengusap pelan rambutmu, ”Aku gak berniat nakutin kamu, sayang. Aku cuman ngomong fakta.”

Kamu menggeleng di dada bidang Jungkook, ”Aku bakal benci sama kamu kalau kamu ninggalin aku.”

Jungkook tersenyum tipis, ia benar-benar tak  menyangka kamu akan setakut itu kehilangannya.

”Sstt ... udah jangan nangis lagi. Sekarang aku 'kan masih disamping kamu. Lagipula, semenjak aku nikah sama kamu, aku gak pernah diserang lagi.”

”Takut kali sama aku.” ujarmu lalu semakin mengeratkan pelukanmu.

Jungkook hanya terkekeh pelan mendengar ucapanmu. Kamu bahkan tidak menyadari, bahwa apa yang barusan kamu ucapkan benar adanya. Jungkook terhindar dari kejaran musuhnya yang rata-rata Mafia juga, karena status Jungkook sebagai suamimu.

.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

WANITA KESAYANGAN MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang