43. Jeno Pergi

959 75 1
                                    

Kini kamu dan Jungkook sedang berada diruang tamu dirumah Jimin. Sedari tadi Jimin menyilangkan tangannya didepan dada. Tatapannya terus menajam setelah tau maksud kedatangan mu dan Jungkook.

”Boleh yah, Jim? sekaliiiii aja.”

”SEKALI MATAMU BELEKAN!!

Jungkook menghela napas, setelahnya melirik ke arahmu yang kini sudah memanyunkan bibirmu dengan mata yang berkaca-kaca.

”Jimin jahat ... hiksss. Baby, Jimin jahat banget ... huaaa ... hikss.” tangismu pecah membuat Jungkook langsung mendekapmu untuk menenangkanmu.

Jungkook kembali menatap ke arah Jimin, ”Jim ... ayolah. Lo gak kasian apa sama Y/n? sama anak gue juga. Lo mau ponakan lo nanti ileran?”

”YA GAK MAU LAH, ANJ*R! Tapi ... kenapa harus 'itu' sih?! Gue malu lah!”

”Kenapa harus malu sih? punya kita 'kan sama. Y/n juga udah terbiasa kali liat punya gue.”

Jimin melayangkan tatapan protes, ”Enak di Lo, menderita di gue dong!! Lagian ... gue gak punya bulu anu kali.” cicit Jimin.

Mata Jungkook membola, ”SERIUSAN!! SAMA DONG! COBA GUE LIAT!” teriaknya lalu melepaskan dekapannya padamu.

”EH, ANJ*NG!! SADAR DONG LU!” bentak Jimin saat Jungkook hendak membuka celana milik Jimin.

Jimin dan Jungkook sama-sama menoleh ke arahmu. Kamu kini menatap aneh ke arah Jungkook.

”Kamu ... gak 'belok' kan, Jung?”

Jungkook langsung menjauh dari Jimin, ”Ya gak lah!”

”Yaudah, kalo gak ada, yang lain aja.”

”Emang kamu maunya apa?” tanya Jimin dan Jungkook bersamaan.

Kamu hanya tersenyum lebar menatap Jimin.

---

”ARGHHH!! ANJ*R SAKIT GOBL*K!!”

”ADUDUDUHHH, GUE TEBAS YAH PALA LU!!”

Jimin berteriak kesakitan saat Jungkook mencabut bulu hidungnya, bahkan yang tercabut sampai 3 helai sekaligus.

Benar, setelah permintaan dari bulu ketek sampai bulu anu. Akhirnya bulu hidung Jimin lah yang jadi korban.

”NAH 'KAN!! BERDARAH!” protes Jimin setelah ada setetes darah menets dari dalam hidungnya. Ia segera meraih tissu yang kamu sodorkan dan menyumbat hidungnya.

”Udah puas?” tanya Jungkook yang kini meraih tissu lain, yakni tissu basah dan setelahnya mencuci tangannya dengan segelas air yang airnya ia buang di vas bunga Jimin.

Kamu mengangguk mengiyakan.

"Emang mau lo apain sih tuh?” tanya Jimin.

Kamu tersenyum tipis, ”Gak mau aku apa-apain. Sebenarnya aku gak ngidam cabut bulu apapun dari Jimin, aku justru ngidamnya pengen liat Jimin menderita.”

”BENER-BENER YAH LO!!” teriak Jimin.

Jimin hampir menghampirimu, namun Jungkook langsung menahannya dengan melayangkan tatapan tajam.

”Mau apa lu? Hah?”

”Ck!” Jimin berdecak sebal.

---

Kamu kini sudah sampai dirumah. Sedari tadi kamu hanya diam membuat Jungkook bingung.

”Kamu kenapa sih, sayang? hum?”

”Kangen sama Jeno ... hikss.” ujarmu lalu menyembunyikan wajahmu di dada bidang Jungkook.

Jungkook terdiam sejenak. Jika ia tidak memiliki masalah apapun dengan Jeno, dia pasti sedari tadi mengantarmu ke rumah Jeno.

”Aku mau ketemu Jeno ... hikss ... hiksss.”

Jungkook jadi bingung dengan apa yang harus dia lakukan.

Drttt ... Drttt

Jungkook dan kamu langsung melirik ke arah ponselmu yang berdering. Ada nomor baru yang menghubungimu.

Jungkook meraih ponselmu dan mengangkatnya, ”Halo?”

”Jungkook? ini gue, Jeno. Y/n ada?”

Jungkook melirik ke arahmu, dia kemudian memberikan ponselmu padamu, ”Jeno.”

Kamu langsung tersenyum dan mengambil ponselmu dari Jungkook, ”Halo, Jeno ... ini beneran Jeno 'kan?”

Terdengar kekehan pelan, ”Iya, ini aku Jeno.”

”Jeno ... huaa ... hiksss ... kangen.”

”Kalau kangen, bukain pintu dong. Cape nih berdiri diluar.”

Kamu terdiam sejenak lalu melirik pintu utama, ”Kamu ada diluar?”

”Ada, sayang. Makanya bukain pintu.”

Kamu segera meletakkan asal ponselmu, dan berjalan cepat ke arah pintu utama sementara Jungkook menyusulmu dibelakang.

Cklek!

”Jenoooo ... hiksss.” Kamu langsung memeluk Jeno dan disambut baik dengan pria itu. Dia membalas pelukanmu lalu membelai rambutmu.

”Kangen banget ... hikss ... jahat, gak pernah nemuin aku.”

Chup!

Jeno mengecup keningmu, ”Kamu tuh yang jahat, gak pernah main ke rumah aku lagi.”

Kamu melepas pelukanmu, Jeno dengan sigap menghapus air matamu dengan ibu jarinya.

”Jangan nangis lagi.”

”Besok, aku main ke rumah kamu yah?”

Jeno tersenyum kecil, ”Gak bisa, sayang. Hari ini aku harus ke Kanada. Ada urusan bisnis disana. Paling sekitar seminggu aja aku disana.”

”Jadi ... kamu mau ninggalin aku sendiri?”

Jeno menghela napas lalu melirik ke arah Jungkook yang sedari tadi menatap kalian berdua.

”Kan sekarang kamu udah punya Jungkook, kamu gak akan sendiri.”

Jeno kemudian berjalan ke arah Jungkook. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Jungkook, ”Gue titip adek gue, jaga dia baik-baik.” bisiknya pelan.

Jungkook sedikit terperanjat kaget mendengar bisikan Jeno. Ia kira Jeno malah mau memisahkannya denganmu lagi.

Setelahnya Jeno kembali berjalan ke arahmu, dia kembali memelukmu untuk terakhir kalinya sebelum berangkat keluar negeri.

”Aku berangkat yah?”

Kamu melambaikan tanganmu, ”Hati-hati Jeno ... Oppa.”

Jeno tersenyum begitu kamu kembali memanggilnya dengan sebutan 'Oppa', ”Iya”

Pria itu berjalan menuju mobilnya. Setelah masuk, ia langsung melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah kalian.

”Jenoo ... hikss.”

Jungkook langsung mendekapmu untuk menenangkanmu, ”Udah, jangan nangis. 'Kan masih bisa telponan. Nanti juga kita minta alamatnya. Kapan-kapan kita nyusul kesana.”

Kamu menyembunyikan wajahmu di dada bidang Jungkook lalu menangis sejadi-jadinya. Entah kenapa rasanya sangat sulit melepas Jeno pergi.

.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

WANITA KESAYANGAN MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang