32. Pergi

1.1K 70 0
                                    

Chup!

Kamu hanya mematung begitu Jungkook mencium keningmu sekilas. Mungkin itu akan adalah kecupan terakhir dari Jungkook.

Jungkook kemudian melepas jaketnya dan memasangkannya padamu.

”Pake ini biar gak kedinginan.”

Setelahnya, Jungkook berbalik dan mulai berjalan pergi meninggalkanmu.

Apakah semuanya benar-benar akan berakhir seperti ini?

Setelah agak jauh darimu, Jungkook merogoh ponselnya untuk menghubungi seseorang.

”Halo, Tae. Kita berangkat malam ini.”

”Anj*ng!! lo mau berangkat jam 2 dini hari? stres lo!”

Jungkook mengabaikannya. Ia mematikan teleponnya secara sepihak begitu sudah mengatakan hal yang ingin dia sampaikan.

Jungkook sudah merencanakan dengan matang-matang. Dia akan berangkat ke ilsan untuk menyelesaikan urusan bisnisnya, setelahnya ia akan langsung ke Jerman untuk urusan lainnya. Refreshing misalnya.

Sementara kamu masih duduk di kursi tunggu halte bus. Masih menunggu pria itu kembali, kamu hanya berharap pria itu pergi sebentar dan akan kembali lagi.

”Jung, kamu kemana sih? beneran gak balik lagi?”

”Humpphhh.”

Kamu menutup matamu begitu menghirup obat bius dari lap tangan yang dipakai untuk menutup mulut dan hidungmu.

---

Kamu mengerjapkan matamu. Kepalamu terasa sangat pusing juga berat, mungkin efek obat bius yang kamu hirup.

Kamu melirik ke arah tubuhmu. Kamu duduk diatas kursi dengan tangan dan kaki yang diikat, untung saja mulutmu tidak dilakban.

Kamu mulai menangis menatap sekelilingmu. Sangat kotor. Bukan keadaan kotor yang membuatmu takut, tapi yang kamu pikirkan adalah kamu diculik dan akan dibunuh.

Kamu menggesek-gesek tanganmu, berusaha untuk melepas tali ikatan di tanganmu, cukup sulit, tapi akhirnya berhasil melepasnya.

”Aww.” ringismu begitu berhasil melepas ikatan itu. Pergelangan tanganmu luka karena tali yang kasar.

Setelahnya kamu beralih membuka tali ikatan di kakimu dan berhasil terbuka juga. Kamu ingin keluar namun takut bila ada orang itu diluar.

Kamu merogoh saku celana jeans pendek milikmu, dan untungnya masih ada ponselmu disana.

Kamu segera menghubungi nomor seseorang.

”H-Halo ... Halo, Jung.”

Tak ada respon cukup lama.

”Kenapa?”

Kamu bernapas lega begitu Jungkook bicara. Takut-takut pria itu hanya mengigau mengangkat teleponnya dan malah tak mendengar ucapanmu

”Jung ... hikss ... tolongin aku.”

”Hum?” Jungkook sepertinya tidak paham dengan ucapanmu.

”Aku matiin dulu. Aku sibuk.” ujar Jungkook

”Jung, jangan dimatiin dulu. Tolongin aku ... hikss ... aku ada di--”

BRAKKK!!!

”NGAPAIN LO!!”

Matamu membola sempurna begitu seorang pria berpenampilan menyeramkan menendang pintu lapuk itu hingga rusak.

PRANG!

Ponselmu terjatuh saking gemetarnya dirimu melihat pria dihadapanmu.

”NELPON SIAPA LO BARUSAN!!”

”B-bukan siapa-siapa.”

PLAKK!!

Wajahmu menoleh kesamping begitu tamparan keras itu mendarat tepat dipipimu.

”BERANI LO NELPON ORANG LAIN!!! HUH?!!”

SRAKKK!!

”Akhhh ... maaf ... hikss.”

”NANGIS TERUS LO, ANJ*NGG!!!”

Tut.

Suara telepon yang menandakan Jungkook mengakhiri sambungan teleponnya. Kamu yang mendengarnya pun hanya bisa menahan tangisanmu.

Jungkook benar-benar sudah tidak perduli denganmu.

.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

WANITA KESAYANGAN MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang