~ O1

9.4K 843 110
                                    

"Yewon belum dijemput mama kah?"

Gadis kecil tersebut hanya menganggukkan kepalanya pelan, kemudian netra bulatnya pun mengedar ke seluruh penjuru guna mencari sosok Ibunda.

"Kakak temani mau?" Kali ini gadis tersebut menganggukkan kepalanya pelan menyatakan bahwa ia setuju dengan tawaran sang pengasuh day care.

Lantas si pemuda pengasuh day care itu mengantarkan gadis kecil menuju keluar, disana akan nambak jelas bila mobil atau kendaraan lain datang.

"Yewoon!" Wanita paruh baya berlari kecil. Dia menghampiri buah hatinya dan kemudian memeluknya.

"Terimakasih Jeongwoo sudah temani Yewon. Saya pamit dulu, ya."

Jeongwoo, salah satu pengurus day care tersebut hanya tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Sama-sama, sudah tugas saya kok ini, Nona."

Yang dipanggil Nona lantas sedikit membungkuk, membuat Jeongwoo pun ikut membungkukkan tubuhnya 90°. Setelah itu perempuan paruh baya tersebut melesat pergi, meninggalkan Jeongwoo yang masih terdiam di depan day care---tempat kerjanya.

Melihat Yewon dan Ibundanya sudah pergi dengan mobilnya, Jeongwoo lantas melesat menuju dimana sepedanya terparkir. Ia pun ingin bergegas pulang, merebahkan tubuhnya di kasur.

***

"Jeongwoo pulang." Ucap lesu pemuda Park itu tatkala memasuki kediaman rumahnya.

"Jeongwoo! ayo langsung makan."

Tak di duga, Sang kakak datang secara tiba-tiba dan merangkulnya. Detik selanjutnya, kedua kakak beradik itu berjalan menuju meja makan.

Jeongwoo pun duduk di salah satu kursi, begitu pula dengan Sang Kakak. Kedua pemuda itu kini tengah berhadapan.

"Bagaimana hari lo?"

Jeongwoo menghela nafas, ia tidak menjawab langsung pertanyaan sang kakak, justru ia memilih untuk mengambil makanan di piring lain.

"Tidak ada yang menarik, semenjak second gender gue keluar hidup gue berubah. Kalau enggak ngasuh di day care, ya kuliah. Gitu doang, apasih yang diharapkan oleh seorang omega?"

Sang Kakak tak menyahut, dia justru memperhatikan gerak-gerik Sang Adik yang seperti biasa; lelah dengan kenyataan.

"Gue benci banget dunia ini, aneh banget masa hanya alpha doang yang bisa bebas, sedangkan seperti gue hanya bisa mengikuti perintah mereka. Muak." Tanpa di duga, Jeongwoo bangkit dari duduknya dan sedikit menggebrak meja.

"Woo!"

"Apa?! Mau suruh gue terima kenyataan ini lagi?! Enggak akan Hoon!"

Jihoon hanya menghela nafas, adiknya itu benar-benar keras kepala. Tak banyak yang bisa dilakukan oleh Jihoon, ia hanya memandangi Sang Adik yang kini sudah melesat menuju kamarnya.

Di kamar, Jeongwoo merebahkan tubuhnya. Netra coklatnya menatap langit-langit kamar yang didominasi oleh waran putih.

"Ck, gara-gara gue omega sampai di tolak kerjaan." Decakan dari bilah bibirnya terdengar, "Gue benci sistem derajat kota ini, gue benci alpha, dan---"

Jeongwoo menjeda kalimatnya, pemuda itu memilih bangkit dari kasurnya dan melangkah menuju cermin besar berada. Dia berdiri di sana, memandang pantulannya yang ada di cermin tersebut.

"Gue benci diri gue sendiri sebagai omega."








Starting With :

Clue : Park - XX04

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clue : Park - XX04. Omega Male

Who?

️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

Clue : Watanabe - XX04

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clue : Watanabe - XX04. Dominan Alpha Male.

Who?

️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━

Hai! Aku balik lagi dengan kisah hjw lainnya. Kali ini temanya ABO, walaupun aku enggak tahu banyak tapi secara kasar aku tau lah, hehehe.

WARNING! Mungkin ada sekilas adegan -ekhem- di tengah cerita nanti tapi sebisa mungkin aku enggak eksplisit banget karena aku tahu hjw masih underage kawan.

Semoga suka, ya. Jangan berekspektasi tinggi di book ini, aku masih amatiran.😔

Reality - HAJEONGWOO.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang