🌹#8 Eight

4K 605 100
                                    

Terhitung sudah hari ke-2 Jeffrey dan Rosé berada di Melbourne, Australia. Mereka kesana karna ada keperluan mendesak dengan para investor dan kliennya dari berbagai belahan dunia.

Awalnya Jeffrey ingin pergi sendiri, tapi Rosé meminta untuk ikut karna ingin singgah ke rumah orang tua nya.

Bukan masalah besar, Jeffrey pun mengajak Rosé untuk pergi bersamanya. Sekarang sepasang kekasih itu baru saja keluar dari gedung perusahan property - tempat Jeffrey mengadakan kerjasama penting hari ini.

"Jalan jalan bentar yuk, Ros." Ajak Jeffrey.

Rosé menoleh, "Emang kamu ga capek dari semalem begadang nyusun ulang persentasi proyek?"

"Enggak lah, aku udah biasa." Jawabnya sambil mengacak gemas rambut Rosé.

"Kamu ga mau gitu ngenalin hal hal baru di negara kamu ini ke aku?" Tanya Jeffrey yang melihat raut wajah Rosé seperti tidak tertarik untuk jalan jalan sore.

Padahal Jeffrey begitu Exited ingin mengenal gaya hidup dan budaya di negara kelahiran kekasihnya itu.

"Ih bukan gitu, Jeff. Aku cuman khawatir sama kondisi kesehatan kamu aja, kar-"

"Aku ga sekarat." Potong Jeffrey cepat.

"Tapi kamu kurang istirahat. Liat tuh matanya udah kayak mata panda." Lirih Rosé sembari memegang wajah Jeffrey.

Perhatian, keperdulian, dan sikap lembutnya pada Jeffrey seolah tidak pernah luntur. Justru semakin hari semakin menggebu-gebu. Ia tidak suka melihat lelaki itu kelelahan. Ia akan marah jika lelaki itu tidak makan dengan teratur. Ia akan kesal jika lelaki itu lembur berkerja lalu melupakan dirinya.

Keperduliannya kali ini berbeda. Rosé pun merasakan perubahan itu saat memperlakukan Jeffrey lebih istimewa dari biasanya. And she's doesn't know what she's doing.

Niatnya hanya sebatas, "Tuhan, aku ingin menata hidup Jeffrey lebih baik dari sebelumnya." Hanya itu.

"Oh come on, I want to date you Rosie!" Rayu Jeffrey dengan Aegyo nya.

Rosé menghela nafas dengan pipi merona yang tidak bisa dia sembunyikan. "Ya udah, kamu mau kemana?"

"Dari sini lokasi wisata yang deket apa?"

"Queen Victoria Market."

"Oh kalau gitu kita ke sana aja." Ucap Jeffrey sambil meraih tangan Rosé dan menariknya pergi.

"Et! Et! Et! Kita jalan kaki?"

Jeffrey menoleh,"Iya dong, kita kan mau kencan, terus jalan jalan menikmati suasana sore di kota ini. Masa iya kita keliling pake mobil? Ga ada romantis romantisnya dong kalo gitu."

"Tapi aku make high heels Jeff. Mana tinggi banget lagi. Gila aja jalan-jalan pake ginian, Capek tau." Keluh Rosé.

Mereka berdua berpakaian formal layaknya seorang pengusaha dan sekretaris nya. Lagi pula mereka ke sini memang untuk berkerja. Dan jangan lupa bahwa mereka masih berada di depan perusahaan milik salah satu kolega bisnis Jeffrey.

Jeffrey mengangguk paham. Dia lalu berjongkok di depan Rosé, "Sini naik, biar aku gendong."

"Ta-tapi aku berat."

"Berat dari mana badan selangsing itu?! Udah ah buruan naik, keburu malem. Aku mau liat Sunset di kota Melbourne sama kamu."

Rosé tersenyum. Dia lalu naik ke punggung lebar milik Jeffrey. Sore itu menjadi sore terindah yang pernah ada di dalam hidup Rosé.

MY BIGGEST REGRET✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang