🥀#33 Thirty three

5.8K 350 228
                                    

"Chan, darah, Chan." Ucap Rosé dengan wajah shock nya. Dia sama sekali belum mengetahui bahwa sekarang dia tengah mengandung seorang bayi.

"Hah, darah? Kamu luka? Mana nya yang luka, Ros? Mana nya? Kamu bilang tadi ga kenapa-napa." Ujar Chanyeol ikut-ikutan panik.

"Aku kira tadi emang gak ada yang luka. Tapi gila, perut aku sakit banget..." Lirih Rosé sembari memegangi perutnya.

"Aduh, terus gimana ya? ya udah kita langsung pergi ke rumah sakit aja. Kamu kuat jalan gak?"

"Engga, ini beneran sakit banget, Chan. Sumpah."

Melihat Rosé menggigit bibir karna kesakitan, akhirnya Chanyeol menggendong Rosé ke dalam mobil tanpa pikir panjang. Kondisi mereka saat itu benar-benar sudah basah kuyup. Bahkan darah dari tubuh Rosé juga mengenai baju Chanyeol.

"Pake dulu seat belt nya. Kamu bawa ponsel gak? Biar aku yang ngabarin Jeffrey." Ucap Chanyeol sembari mulai menyetir mobil.

"Iya aku bawa." Jawab Rosé sambil grasak-grusuk mencari ponselnya di dalam Sling bag.

Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Rosé pun langsung mengetikkan nomor Jeffrey. Dia sudah mencoba menghubungi nomor itu 5 kali, namun tidak satupun dari panggilannya yang di angkat oleh Jeffrey.

"Duh angkat dong, Jeff." Gumam Rosé dengan nada pelan. Air matanya sudah mengalir karna tak kuat menahan rasa sakit yang terus menghujamnya dari dalam perut.

"Sini biar aku yang telfon!" Ucap Chanyeol sembari merebut ponsel itu dari tangan Rosé. "Jadi cowok kok gak bertanggung jawab banget!"

Dengan rasa kesal bercampur panik, Chanyeol terus mencoba menghubungi Jeffrey. Tapi seperti yang kalian kira, usahanya akan percuma saja. Bahkan sampai Rosé jatuh pingsan dan di bawa masuk ke ruang UGD, Jeffrey masih belum menjawab panggilan telfonnya.

"Lo bener-bener ya, Jeff! Dulu lo bilang mau jagain dia, lo bilang lo mau buat dia bahagia. Giliran dibutuhin kenapa lo ngilang gini anjing! Kalo gue tau, lo bakalan nyakitin Rosé, gue gak akan ngebiarin lo ngedapetin Rosé dari awal!"

Chanyeol kemudian berdiri hendak mencari Jeffrey di rumah sakit tempat Chaeyeon di rawat. Namun ketika ingin keluar dari ruang lobby, tiba-tiba dia berpapasan dengan kedua orang tua Rosé yang mukanya terlihat panik dan juga khawatir.

"Gimana keadaan Rosé, nak? Dia kenapa? Apa yang terjadi sama dia?" Tanya Mason.

"Dia hamil, om."

"Hamil?!"

"Iya, tapi dia udah keguguran."

Clark mematung sejenak sambil memikirkan kata-kata Chanyeol. Bagaimana bisa dalam satu hari ada tiga kekacauan seperti ini? Jeffrey pergi, Rosé jatuh dan anak mereka di ambil kembali oleh tuhan. Sepertinya ini bukan hari pernikahan, tapi hari kesialan.

"Kata dokter dia terjatuh cukup kuat dan akibatnya, dia mengalami pendarahan hebat. Sekarang dia masih di tangani sama dokter di ruang UGD. Bentar lagi dia mau di pindahin ke ruang inap, om."

°°°

Delapan jam kemudian, Rosé pun akhirnya mulai sadarkan diri. Raut wajahnya terlihat heran ketika melihat ke sekeliling ruangan. Di sana hanya ada ayah, ibu dan juga kakak kandungnya. Seingat Rosé, tadi dia sedang berbincang-bincang bersama Jeffrey di ruang perawatan Chaeyeon.

Tapi sekarang, apa ini?

Seingat Rosé, mereka sedang sibuk membahas hal-hal seputar hubungan mereka bertiga. Tak sampai disitu, mereka juga mencoba mencari jalan keluar dari sebuah masalah dengan memutuskan Jeffrey dan Rosé harus hidup bersama sampai kapanpun juga.

MY BIGGEST REGRET✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang