🌹#26 Twenty six

2.5K 359 116
                                    

Selama ini Rosé berpikir bahwa dia sudah sangat mengenal Jeffrey dengan baik. Tapi ternyata masih ada beberapa hal dari sisi lain kehidupan Jeffrey yang sama sekali belum Rosé ketahui.

Dari awal, Rosé memang tidak setertarik itu untuk mencari tahu lebih jauh menyangkut kisah kasih yang di rajut oleh Jeffrey dan Chaeyeon. Rosé juga baru tahu sekarang, soal anak yang bernama Jeno, yang tak lain dan tak bukan adalah putra kandung dari Jeffrey Jung yang sayangnya sudah meninggal beberapa tahun silam.

Rosé jadi heran, kemana saja ia selama ini? Kenapa berita sebesar itu tidak ia ketahui? Oh iya, dulu kan dia terlalu sibuk dengan Chanyeol, sampai-sampai ia tak tahu apa-apa selain cinta yang Chanyeol berikan.

Pada awalnya, niat Jeffrey dan Rosé hanya singgah sebentar untuk melihat-lihat kondisi rumah. Tapi sekarang hari sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan mereka malah asik menonton film sambil memakan pizza yang baru saja datang.

"Jeff,"

"Hm?"

"Aku masih kepikiran soal tadi. Apa yang ngebuat anak kamu sampai meninggal?"

Jeffrey menoleh, "kamu mau aku cerita dari awal?"

Dengan cepat Rosé mengangguk. Melihat hal itu, Jeffrey pun membalikkan tubuhnya sambil menatap Rosé yang duduk di atas sofa.

"Seperti yang kamu tau, Chaeyeon itu orangnya keras kepala. Waktu dia hamil Jeno, Mama aku udah bilang untuk istirahat aja dirumah, karna usia kandungannya juga udah masuk sembilan bulan satu minggu. Pas Mama ngomong gitu, dia iyain. Dia gak nolak. Tapi pas sore nya datang, dia dapet telfon dari manajer butiknya. Manajernya bilang, kalau ada pelanggan VVIP yang mau datang untuk ngeliat koleksi gaun yang Chaeyeon desain. Gaun itu ada di lemari kaca lantai lima dan yang megang kunci nya cuman Chaeyeon aja."

Rosé yang dari tadi mendengar Jeffrey bercerita hanya mengangguk-angguk sambil menopang dagu.

"Waktu itu aku masih di kantor, jadi dia sendirian di rumah ini. Dia pergi gitu aja ke butik tanpa seizin aku. Biasanya kalau kemana-mana dia selalu bilang dulu. Tapi waktu itu enggak, dia takut gak dapet izin dari aku untuk keluar." Sambung Jeffrey.

"Terus-terus?" Sahut Rosé penasaran.

"Ya dia beneran pergi ke butik. Terus aku dapat telfon dari Mama, Mama bilang kalau sekarang dia lagi dirumah aku tapi rumahnya gak ada orang sama sekali. Mama itu emang sering berkunjung ke sini sejak Chaeyeon hamil." Lirih Jeffrey.

"Mama kamu pasti pengen ngejaga Chaeyeon dan cucunya," ucap Rosé.

Jeffrey mengangguk, "Mama itu emang udah nunggu-nunggu banget Jeno lahir. Tapi pas udah lahir beneran, Jeno udah gak ada nyawa nya. Padahal dia ganteng banget tau," jelas Jeffrey dengan mata berkaca-kaca.

Dia masih ingat betul, momen dimana dia melihat Jeno untuk yang pertama kalinya sebelum buah hatinya tersebut di masukkan ke dalam ruang Jenazah.

Rosé jadi tak enak hati ketika melihat Jeffrey bersedih saat bercerita.

"Kalau kamu ga kuat untuk nyeritainnya, gapapa kok. Cukup sampe sini aja." Ucap Rosé seraya mengusap sayang rambut Jeffrey.

Jeffrey menggeleng, "Gapapa, kamu juga harus tau." Jawabnya.

"Ya udah, terus setelah Mama kamu nelfon, apa yang terjadi?"

"Aku langsung nelfon Chaeyeon. Setelah di angkat, aku langsung ngomel-ngomel sama dia. Dia gak ngelawan, dia diem aja di marahin. Terus aku bilang kalau aku mau jemput, aku minta dia untuk stay di situ sampai aku datang."

"Setibanya aku di sana, udah banyak banget orang yang berkerumunan di luar butik. Bahkan disana juga ada ambulans. Pas aku tanya ada apa, mereka bilang kalau Chaeyeon kepeleset di lantai, terus dia pingsan dan ngeluarin banyak darah. Dari situlah aku kehilangan Jeno untuk selamanya." Sambung Jeffrey. Kali ini ia menitikkan air mata ketika menceritakannya.

MY BIGGEST REGRET✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang