dreiundzwanzig

48 12 0
                                    

stσrʏ вʏ кσsmσstєrвαng

-

Pulang dari sekolah, Camelia bersama dengan keluarganya pergi ke kerajaan Axton. Kunjungan ke kerajaan tunangan adalah tradisi turun temurun dari nenek moyang mereka.

Camelia hanya bisa mengiyakan tanpa menolak. Sebenarnya ia tau jika Gain tidak ada di istananya, melainkan berada di pegunungan Doorway itu. Ini informasi dari Miss Hana yang mencoba menakut-nakutinya akan menyerang Gain yang sedang mencari sekat itu.

Walau ekspresi dari Camelia tidak terlihat peduli, sejujurnya ia sangat khawatir terjadi sesuatu pada Gain. Terlebih lagi sekarang ia tau bahwa pemuda itu bukan Gain, tapi Regar, anak majikannya di dunianya.

Sifat Regar memang menyebalkan, tapi entah kenapa Camelia selalu merasa nyaman berada di sisi Regar ditemani Limer dengan kalimat-kalimat sarkasnya.

"Ah melelahkan sekali." Camelia berbaring di ranjang kamar tamu kerajaan Axton. Karena untuk sampai di kerajaan ini, butuh waktu kurang lebih satu hari. Dan itu benar-benar melelahkan.

Di saat ia asik berbaring, suara ketukan pintu membuat ia bangkit dan segera membuka pintu tersebut.

"Eh? Ayah, Ada apa?"

Pria paruh baya yang berstatus raja kerajaan Alston itu berdehem pelan. "Ikut Ayah, di sana ada ibumu juga."

Camelia mengangguk saja, lantas mengekori ayahnya yang berjalan lebih dulu.

***

"Jujur Camelia, di mana Gain dan  Viola sekarang?" Richardson akhirnya bertanya setelah diam lama.

Camelia yang mendengar pertanyaan itu ditujukan pada dirinya jadi menggigit bibir, bingung akan menjawab apa. Ia takut jika menjawab jujur, maka dipastikan para prajurit kerajaan Axton maupun kerajaan Alston akan dikirim menuju pegunungan Doorway mencari Gain dan Viola.

"Cam?" Aloy menepuk bahu putrinya itu membuat Camelia mengerjap pelan.

"A-aku tidak yakin, Yang Mulia. Gain tidak memberitahuku dengan pasti." Camelia menjawab setelah memutar otak untuk berpikir keras.

"Jadi?" Richardson menunggu Camelia melanjutkan.

"Aku tidak tau, Yang Mulia. Maafkan aku," ucap Camelia seraya menunduk karena merasa benar-benar bingung harus menjawab apalagi.

"Dia tidak tau suamiku, jadi jangan memaksa calon menantu kita ini." Istri dari raja Richardson menarik kursinya mendekat ke arah Camelia. Sembari mengelus pelan rambut kepala calon menantunya.

"Iya terlebih lagi Camelia, putri kami jarang sekali keluar istana. Ia selalu berada di perpustakaan kerajaan Alston setiap pulang sekolah," timpal Darla, ibu dari Camelia.

"Maafkan aku karena tidak bisa memperhatikan Gain. Maafkan aku ..." ucap Camelia yang mulai terisak. 'Karena telah membohongi kalian,' lanjutnya dalam hati.

Ia merasa bersalah membohongi dua keluarga kerajaan ini. Tidak hanya bohong pasal ke mana Gain, tapi juga mengenai dirinya yang bukan Camelia. Begitupula dengan Gain dan Viola, mereka adalah Regar dan Limer.

"Sudahlah, jangan merasa bersalah. Ini juga salah Gain karena tidak memberitahu tunangannya," sahut Richardson mencoba menenangkan Camelia yang masih terisak pelan.

"Aku yang akan mencarinya sendiri." Setelah mengatakan kalimatnya, Richardson secara berlalu dari hadapan mereka semua. Meninggalkan ruang aula kerajaan Axton.

"Dia mau ke mana?" tanya Aloy kepada Stella, selaku istri Richardson.

"Aku tidak tau, tapi sebaiknya kau pergi menyusul suamiku itu," jawab Stella.

Because Of A Reincarnation✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang