🌊23. Bolos lagi
🌊🌊🌊
Tok tok tok
"Pakeett" ucap Maurel "asiaappp" ia langsung tertawa mendengar ucapannya sendiri
"Oy bukain napa" teriaknya sambil terus mengetuk pintu yang tak kunjung terbuka
Maurel bersiap untuk mengetuknya lagi, tapi pintu sudah terbuka menampakan Aletta yang menyilangkan tangannya di dada. Maurel menyengir, "mbak...itu ada bel kenapa ngetuk pintu sambil teriak, ganggu warga komplek tau gak" ucap Aletta ketus
"Ini benar dengan mbak Aletta ? Saya tau mbak laper jadi ngomel mulu, nih makanan" Maurel menyodorkan 2 paper bag kepada cewek didepannya.
Aletta menaikan sebelah alisnya "apaan nih ?" ucapnya belum mau mengambil paper bag itu
Maurel memutar bola matanya malas "dah ah awas gue kasih nih makanan ke Tasya aja" Maurel masuk melewati Aletta yang masih berdiri diambang pintu.
Aletta langsung menutup pintu dan berlari menghampiri kedua sahabatnya
"Lo beli ramyeon dari mana Rel?" tanya Aletta yang memakannya dengan lahap
"Kafe korean deket sini" jawab Maurel "Enak kan yaa"
Aletta dan Tasya mengangguk, "ini nih tteokbokki nya juga enak banget anjir" nilai Tasya
Maurel tersenyum "kayaknya bakalan jadi langganan kita deh", mereka berdua mengangguk setuju dengan ucapan Maurel
"Kita yang baru makan aja, gajadi kenyang Rel"
"Yeee kan emang peret kalian mah"
"Peret apaan ?"
"Perut karet" ucap Maurel sambil memakan kimbabnya
"Anj" umpat Tasya dan Aletta, lalu mereka melanjutkan makannya dengan diselingi obrolan dan canda tawa.
🌊🌊🌊
"Nah gini kan enak" Leon menaruh semangkuk baso dan es tehnya di atas meja, duduk dan langsung melahapnya
"Bener anjir di kelas suntuk banget pelajaran pak Bayu, mending cabut" ucap Rafael sambil melahap batagornya
Daffa berdecih "gini gue yang kena amuk"
Mereka berdua terkekeh mendengarnya, "siapa suruh jadi ketua kelas" ucap Rafael
"Heh lo pikir ini kemauan gue ? Ini kemauan lo semua ege" ucapnya ketus
Mereka bertiga memang memutuskan untuk bolos pelajaran Pak Bayu karena jika Pak Bayu yang mengajar kebanyakan kata 'Ya' dibanding paham dengan materinya.
"Jadi ya, Elektron pada kulit terluar atom ya, disebut elektron valensi ya" Daffa memperagakan cara berbicara Pak Bayu saat menjelaskan materi
Leon dan Rafael sontak tersedak makanannya, "ya nak yaa, kalo mau hafal rumus itu ya dibaca jangan dihafal ya" mereka semua tertawa mendengar ucapan Leon yang ikut memperagakan Pak Bayu
"Lo berdua tau gak, si Nana suka ngitungin Pak Bayu bilang 'ya' kalo lagi ngajar" ucap Rafael yang membuat kedua temannya makin tertawa
"Sumpah tu anak gabut bener" Leon meminum es teh nya "eh tapi gue juga suka ngitungin sih di buku, sampe dibikin pagar gue ngitungnya"
"Tai"
"Bego"
Rafael dan Daffa mengumpat tapi masih saja tertawa mendengarnya, "lagian siapa suruh ngomong ya ya mulu, kita ngerti kagak juga bilang ya" ucap Leon
"Sialan udah anying" ucap Rafael sambil lanjut memakan batagornya, tapi sedetik kemudian mereka bertiga tertawa lagi.
"Heh kalian ngapain jam segini keluyuran ?!"
Ketiga cowok itu menoleh ke arah pintu masuk kantin, terlihat seorang guru berbadan besar menatap tajam mereka bertiga dengan tangan berkacak pinggang, "mampus kita" ucap Leon menatap kedua sahabatnya
Mereka bertiga saling tatap seperti merencanakan sesuatu lewat tatapannya, "Heh! Masih diam disitu ? Sini kalian!" Pak Usman berjalan ke arah tiga cowok itu.
Mereka bertiga masih saling menatap sampai akhirnya mengangguk, "Heh kalian--"
"Kabuurrr"
"Larii"
Ketiga cowok itu berlari menghindari Pak Usman yang kini berada di meja tempat mereka makan tadi, Pak Usman yang melihat itu langsung ikut berlari mengejar mereka bertiga.
"Berhenti kaliaan!!" ucapnya masih terus mengejar mereka
Leon yang sedang berlari menoleh kebelakang, "anjir tu guru kok jadi ikutan lari", kedua temannya ikut menolehkan kepalanya
"Ini kita lari kemana anjirr" ucap Daffa masih terus berlari "belok belok belok" usul Rafael
Leon yang masih menoleh kebelakang pun terkejut "Hah ?"
Bruk!
"Anj!"
Leon terjatuh menabrak tong sampah didepannya, "aduhh bokong gue sakit" ucapnya sambil mengelus bokongnya
Rafael dan Daffa langsung berbalik arah menghampiri Leon yang berusaha berdiri, "cepet anj! Malah maen perosotan" Rafael membantu Leon berdiri
"Tai, kalian yang tiba-tiba belok anjir"
"Heh berhenti kaliaaan!!", mereka bertiga membulatkan matanya melihat Pak Usman kini hampir menangkap mereka. Tapi mereka berhasil lolos lagi, lanjut berlari menghindari guru berbadan besar itu.
Pak Usman berhenti berlari, mengatur napasnya yang ngosngosan begitupun dengan mereka bertiga. "Pak udah pak cape kita" ucap Daffa kepada guru di depan sana
"Iya pak bener kita kasian ke bapak takut ngeglinding" ucap Leon yang masih mengatur napasnya
Pak Usman langsung mendelik mendengarnya, Rafael dan Daffa menimpuk kepala Leon "Bego". Pak Usman langsung berlari menghampiri mereka, "cabut cabuut" ketiga cowok itu terkejut dan langsung berlari kembali
"Sini kaliaan!!"
🌊🌊🌊
"Lega anjir, dari tadi gue nahan kagak ada yang mau nemenin ke wc"
Tasya dan Aletta terkekeh, "kan pelajaran Bu Aci, Rel. Ketinggalan beberapa menit aja udah gak ngerti materinya" ucap Aletta sambil memaikan spidol ditangannya.
Mereka bertiga berhenti berjalan, "apaan sih itu ?" tanya Tasya yang mendengar keributan dari arah koridor
"Ngapain tuh tiga curut lari larian ?" tanya Maurel kepada mereka berdua
Aletta mengedikan bahunya "palingan cabut pelajaran" ucapnya dan lanjut berjalan
Maurel yang hendak berjalan pun berhenti karena seseorang menahan pergelangan tangannya
"Eh ?"
Sarannya kakak☞☜
Swipe Up
🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Bobrok [On Going]
Teen FictionSMA Tunas Harapan Tiga cewek MIPA 2 dan tiga cowok MIPA 4 itu bagaikan langit di sore hari berwarna biru sebiru hatiku. Stop nyanyi--maksudnya bagaikan Tom and Jerry yang tak pernah bisa akur. Lebih parahnya semua murid kelas sepuluh MIPA 2 dan MIPA...