12. Gudang
🌊🌊🌊
Uhuk uhuk
Aletta menepuk nepuk pelan punggung Maurel yang tersedak makanannya. "Nih minum", Rafael memberikan segelas es teh manis kepada Maurel
Maurel langsung meminum Es teh nya hingga setengah dan langsung berdiri menghadap ke arah jendela kelas, "heh ngapain lo pada disitu hah ?!"
"Kalian udah baikan ya ?" celetuk seorang siswi
"Oh apa jangan-jangan kalian jadian ? Iya ?" tambah seorang siswi lainnya yang membuat mereka berenam mendelik
"Eh elo kalo ngomong jangan ngasal, kita cuma lagi makan"
"Tapi kok dikelas ? Kenapa nggak dikantin ?"
"Heh lo kaga liat apa, kantin penuh banget" jawaban Daffa membuat mereka semua ber-oh ria dan mengangguk membenarkan ucapanya
"Kenapa lo bertiga gak makan dikelas kita?" pertanyaan yang dilontarkan Devi anak 10 MIPA 4 kepada tiga cowok itu, membuat siswi disana kembali heboh.
Daffa, Rafael dan Leon tersentak kaget, "lah iya, kenapa kita makan bareng mereka ?" tanya Leon kepada kedua sahabatnya
"Aing juga baru nyadar" ucap Rafael dengan tampang celingukan
"Kalian pasti ngehipnotis kita yaa" tuduh Daffa
Tasya, Aletta dan Maurel mendelik, "apa lo bilang ? Kita ngehipnotis kalian ? Idiih naziss"
"Kita kalo ngehipnotis orang juga milih milih kali" ucap Maurel tak terima
Tasya mengeryit, "milih milih gimana maksud lo ?"
Aletta menyentil dahi Tasya, "ya milih yang gantenglah, gimana sih lo" sewotnya
"Mata lo katarak ya. Ganteng gini disebut gak ganteng" sewot Rafael
Maurel berdecih "pede banget lo, muka kayak badut gitu"
"APA LO BILANG ?"
"APA"
suasana semakin riuh, kini bukan hanya para siswi yang menonton. Tetapi para siswa pun ikut menonton perdebatan keenam murid famous di SMA mereka. Lagi lagi anak 10 MIPA 2 dan 10 MIPA 4 pun ikut mendukung ketiga teman sekelasnya, bukan mendukung sih lebih tepatnya mengompori.
"Mereka tuh pengen deket sama kalian Rel"
"Udah Raf sikat aja"
"Leon jangan kepancing sama Aletta"
"Bagus Al, Skak aja udah"
"Dafa sama Tasya ayo debat dong masa gitu doang"
Karena mereka sibuk menonton perdebatan mereka berenam. Mereka pun tidak menyadari kedatangan Pak Usman, guru BK yang terkenal sangat tegas dan disiplin itu berjalan ke arah mereka. "ADA APA INI ?!", suara Pak Usman menginterupsi
Mereka semua menoleh ke arah sumber suara, ada yang memasang ekspresi kaget, cengo, cengengesan hingga ekspresi yang sulit diartikan.
"KALIAN SEMUA BUBARR!", detik itu juga mereka semua langsung berhambur berlarian menjauh dari kelas 10 MIPA 2. Jika kalian menanyakan bagaimana dengan anak kelas 10 MIPA 2 ? Tentu saja mereka langsung pura-pura menyibukkan diri dengan buku pelajaran mereka.
Wajah mereka berenam langsung menegang, "Ikut ke ruangan saya" setelah mengucapkan satu kalimat itu Pak Usman langsung pergi meninggalkan kelas
"Anjirr gimana ini ?"
"Udahlah ayo" ucap Leon dengan tampang biasa seperti tidak akan terjadi sesuatu
Mereka berlima menoleh ke arah Leon, "emang lo berani ?" tanya Rafael
Leon tersenyum dan mengangguk, "nggak" jawabnya
Mereka berlima ingin sekali melempar wajah Leon, tetapi mereka hanya bisa mengumpat dan segera pergi ke ruang guru berbadan gempal itu.
Suasana diruang ini sangat mencekam, lebih mengerikan dari rumah hantu. Pikir mereka, "Kalian ini murid baru, banyak juga siswa siswi yang mengidolakan kalian. Tapi kenapa kalian membuat keributan seperti tadi ? Seharusnya kalian mencontohkan yang baik untuk siswa siswi disini", Pak Usman menghembuskan napas secara kasar
Mereka berenam hanya bisa menunduk seraya mendengarkan ucapanya, "kalian berenam saya hukum, bersihkan gudang sekarang juga" tegasnya
"Pak kita nggak salah, mereka yang duluan" ucap Maurel yang tak terima
"Apaan lo, kok jadi kita yang ada it--"
Pak Usman menggebrak meja, "KALIAN MAU HUKUMANNYA SAYA TAMBAH ?!" mereka berenam langsung tak berkutik lagi
"Gila ini gudang kotor banget" ucap Daffa
"Kalo mau bersih ya elo tinggal disini" ketus Aletta
"Santai dong"
"Udahlah ayo biar cepet beres", Maurel mulai membersihkan lantai menggunakan sapu yang ia temukan disana
Diikuti mereka berlima yang membagi tugas. Setelah Maurel dan Aletta menyapu, air pun sudah tersedia dua ember berkat Rafael dan Leon, kini giliran Daffa dan Tasya yang mengepel. Sedangkan mereka berempat menunggu di depan gudang sambil beristirahat.
Brukk!
Suara benda terjatuh yang berasal dari dalam gudang, mereka berempat refleks berdiri dan melihat apa yang terjadi di dalam gudang.
"ASTAGHFIRULLAH MATA DEDE TERNODAI"
Swipe Up
🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Bobrok [On Going]
Teen FictionSMA Tunas Harapan Tiga cewek MIPA 2 dan tiga cowok MIPA 4 itu bagaikan langit di sore hari berwarna biru sebiru hatiku. Stop nyanyi--maksudnya bagaikan Tom and Jerry yang tak pernah bisa akur. Lebih parahnya semua murid kelas sepuluh MIPA 2 dan MIPA...