2. Pindahan
🌊🌊🌊
Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, siswa siswi SMA Tunas Harapan mulai berhamburan keluar kelas. Sedangkan kelas 10 MIPA 2 baru saja mengemasi peralatan menulisnya, kelas inilah yang pulang terlambat karena guru bahasanya terus saja menjelaskan materi.
Ting!
Bundaran: Pulang sekolah langsung kerumah, ajak Aletta sama Tasya juga, ada yang mau di omongin
Segera setelah Maurel membaca pop-up chat yang muncul dilayar ponselnya, ia menoleh pada Aletta dan Tasya yang sedang mengemasi peralatan menulisnya.
"Lo berdua pulang ikut gue ke rumah", Aletta dan Tasya diam sejenak mencerna ucapan Maurel
"Mau ngapain ?"
Maurel mengedikan bahu tak tahu, "Bunda yang nyuruh, katanya ada yang mau di omongin"
Aletta mengangguk, "Yaudah yuk" mereka bertiga pergi keluar kelas menuju parkiran dan pergi meninggalkan area sekolah mengendarai mobil Aletta, karena diantara mereka bertiga cuma Aletta dan Tasya yang diizinkan memakai kendaraan.
"CECAN KAMBEK" teriak Maurel pada saat memasuki rumah
"Waalaikumsallam" jawab Bundanya disertai pelototan mata
"Bunda, ayah. Kok disini ?" tanya Aletta dan Tasya bersamaan.
"Duduk dulu atuh masa ngobrolnya sambil berdiri" ucap Bunda Maurel dengan logat sunda-nya
Mereka bertiga duduk di satu kursi menghadap orang tuanya, "jadi gini, Bunda sengaja kumpulin kalian itu karena ada sesuatu yang harus kita bahas"
"Besok lusa kita semua berangkat ke London, karena ada pekerjaan tetap disana"
"What terus kita gimana ?" tanya ketiga gadis itu bersamaan
"Kalian bisa aja ikut kesana, tapi Ayah tau kalian pasti gak akan mau ngulang semuanya dari awal disana" ucap Ayah Aletta
Mereka bertiga mengangguk mengerti "So, kita semua sepakat mulai besok lusa kalian bertiga satu rumah"
"Disini ?"
"Rumah kita semua bakal kami jual, kan kita semua teh bakal menetap disana, nggak tau sampai kapan"
"Terus kita tinggal dimana ?"
"Kalian udah kami siapkan tempat tinggal di salah satu komplek dekat sekolah kalian, supaya kalian mudah pergi ke sekolah"
"Selama kita disana, kalian jangan bandel, saling jaga satu sama lain yaa"
Mereka bertiga berlari memeluk kedua orang tuanya. Sebagai orang tua mereka tentunya merasa berat dan khawatir meninggalkan anak-anaknya, apalagi mereka bertiga perempuan. Untung saja, mereka menempatkan anak gadis mereka di komplek milik keluarga Tasya. Jadi mereka masih bisa memantaunya lewat seseorang, mungkin akan sedikit hilang rasa khawatirnya.
Orang tua mereka juga punya alasan meninggalkan mereka bertiga, selain alasan pekerjaan. Tetapi juga ada alasan lainnya, mereka tidak ingin anak-anaknya menjadi manja sampai dewasa nanti. Jadilah mereka membiarkan anak gadisnya mandiri sejak masa remaja.
Kedua orang tua Maurel, Aletta dan Tasya itu bersahabat sejak mereka berada di bangku Sekolah Dasar, jadilah anaknya pun sudah bersahabat sejak dalam kandungan.
🌊🌊🌊
Setelah mengantarkan kedua orang tua mereka ke Bandara, ketiga gadis itu pergi menuju komplek Anggrek yang akan menjadi tempat tinggal mereka.
Aletta dan Tasya membawa mobil disertai barang-barang pindahannya. Sedangkan Maurel, ia menebeng di mobil Tasya dan setelah memarkirkan mobil digarasi yang cukup besar ini, mereka membawa barang-barangnya masuk ke dalam rumah.
Kini jam menunjukan pukul 19.10, ternyata mendekor butuh waktu hampir seharian. Pantas saja cacing diperut mereka sudah berdemo ingin diberi asupan makanan.
"Laperr"
Aletta dan Tasya duduk disebelah Maurel. "Iya anjir kita sampe lupa makan"
Tasya dan Aletta menatap Maurel dengan pupy eyesnya. "Tau gue, udah khatam sama kalean yang begini" ucap Maurel ketus, "Tapi berhubung kita gak ada bahan-bahan buat masak. Kalian berdua yang belanja"
"It's oke""Ayo belanja Al"
Aletta mengangguk dan beranjak pergi keluar rumah bersama Tasya. Setelah suara mobil menjauh meninggalkan area komplek, Maurel teringat sesuatu. Ada boneka tedy bear besarnya yang tertinggal di dalam mobil Tasya, Maurel pun beranjak dari duduknya menuju garasi.
Setelah mengambil bonekanya, Maurel melihat ada seorang cowok yang terus saja memperhatikan rumah yang ditempatinya bersama kedua sahabatnya.
"Mencurigakan" gumamnya
"Apa jangan-jangan, hah!" ia langsung menutup mulut dengan telapak tangannya.
"Woyy mau maling lo yaa?!"
Swipe Up
🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Bobrok [On Going]
Teen FictionSMA Tunas Harapan Tiga cewek MIPA 2 dan tiga cowok MIPA 4 itu bagaikan langit di sore hari berwarna biru sebiru hatiku. Stop nyanyi--maksudnya bagaikan Tom and Jerry yang tak pernah bisa akur. Lebih parahnya semua murid kelas sepuluh MIPA 2 dan MIPA...