Welcome back mwhehe, dah lama gak up disini kebiasaan gue hehe maapin
Gue up buat nemenin kalian yg malmingnya gak sama ayang wkwk canda27. Niat Baik
🌊🌊🌊
Kini jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, langit yang tadinya cerah kini sudah berubah menjadi langit malam. Anak-anak yang masih berada di area acara Marketday juga perlahan membereskan barang-barang di stan nya. Anak MIPA 2 juga bersiap untuk pulang karna dagangan mereka terjual habis, Tasya menyenggol bahu Maurel yang sedang memasukan sampah plastik ke tempatnya.
"Apaan ?"
Tasya menunjuk stan di depannya dengan dagu, Maurel mengeryit dan ikut menatap ke arah yang Tasya tunjukan. "Dagangan mereka kayaknya masih sisa banyak deh"
"Ya terus ?" tanya Maurel sambil kembali memasukan sampah ke dalam tempatnya
"Kasian gak sii, mana ini jam jam terakhir banyak pengunjung", Aletta yang sedang mengemasi barang-barangnya menoleh dan bangkit berdiri, ikut menatap stan di depannya yang masih rapih dengan dagangan.
"Bego"
Maurel dan Tasya mengeryit, "Lo dateng dateng langsung ngatain orang" ucap Maurel
Aletta melipat tangannya di dada "Lo liat aja mereka malah masang muka lesu, yaa.... gabakal ada yang beli lah"
Maurel menggulum bibirnya, menatap wajah ketiga cowok di stan depan sana "Kayaknya mereka beneran kecapean deh"
"Apa kita bantu aja ?" tanya Tasya tiba-tiba
"Daf, Raf"
Mereka berdua menolehkan kepalanya menatap Leon, Rafael menaikkan sebelah alisnya. "Dagangan kita masih sisa banyak loh"
Daffa menghela napas "Ya mau gimana lagi ini udah mulai sepi" ucap Daffa, ia berjalan keluar stan. Menatap langit yang kian malam dan di selimuti awan hitam "Kayaknya kita tutup aja deh, bentar lagi ujan turun"
Kini giliran Rafael dan Leon yang menghela napas, mereka bangkit dari posisinya dan dengan berat hati membereskan stan.
Leon yang sedang memunguti sampah di depan stan berhenti melakukannya, pandangannya jatuh kepada beberapa langkah kaki yang kian mendekat. Ia tersenyum dan bangkit, langsung berhadapan dengan pemilik langkah kaki tersebut. "Selamat data......"
"Butuh bantuan ?"
"Gausah sok peduli deh lo semua" ucap Leon, tak sengaja menyenggol bahu Aletta saat berjalan memasuki stan
"Aww, biasa aja ego!" ucap Aletta sarkatis
Maurel mengusap bahu Aletta menenangkan, "Niat kita baik ya, biar kalian juga bisa pulang di jam yang udah ditentuin, dengan dagangan yang terjual abis" ucap Maurel tak habis pikir
"Tau, malah gatau diri" ucap Aletta yang masih kesal kepada Leon
Rafael menyenggol bahu Leon yang berada disebelahnya membuat Leon menatapnya dan mengangkat bahu tak peduli. "Jangan mancing duluan ege" ucap Daffa
Leon mengeryit tak habis pikir "Gue ? Mancing duluan ?" Leon tersenyum sinis, melihat ke arah lain dan mengangguk "Kalo gue yang mancing duluan, apa kabar dengan mereka pas tadi siang, Hah?!"
"Kan emang elo yang mulai duluan bego!" ucap Aletta yang makin tersulut emosi
Leon tersenyum sinis "See ? Mereka cuma mau nyari masalah disini. Biar kita tetap stay sampai dagangan abis"
"Punya rencana apalagi lo semua ?"
Maurel dan Tasya menggeleng, menahan Aletta yang hendak maju. "Mungkin emang otak lo semua yang gak tau niat baik orang, udah gays balik. Gausah ngasih bantuan ke orang yang gatau diri" Aletta berbalik meninggalkan stan ketiga cowok itu
"Kita emang suka nyari masalah. But, seenggaknya kalo gamau nerima bantuan dari kita pake cara yang bener. Gausah sok paling gabutuh bantuan" ucap Maurel lalu berjalan menyusul Aletta
Ketiga cowok itu dibuat terdiam oleh ucapan Aletta dan Maurel, Tasya menghela napas menatap kepergian sahabatnya, "Gays ?"
Ketiga cowok itu menatap Tasya dengan perasaan tak enak, Tasya terkekeh "Kita bukannya sok peduli atau punya rencana biar kalian tetap stay disini. But, kita emang pengen semua stan disini terjual abis dagangannya" ucapan Tasya membuat Leon melirik Aletta yang berada di dalam stan dihadapannya dan menghela napas, muncul rasa bersalah karena sudah berpikiran yang buruk terhadap niat baiknya.
"It's okay kalo kalian gabutuh bantuan kita, tapi bisa kan nolak pake cara yang gak bikin kita ngerasa buruk" lanjut Tasya
Daffa menggulum bibirnya "Sorry Sya, kita emang keterlaluan" ucapnya
Rafael menyenggol bahu Leon. "Gue yang paling keterlaluan ke kalian, apalagi....", lagi lagi ia menatap Aletta di depan sana dan menghela napas. Tasya mengikuti arah pandang Leon, ia terkekeh "Aletta ?"
Leon mengangguk, "Yaudah si samperin aja anaknya" ucap Tasya dengan mudahnya
"Enteng banget lo kalo ngomong"
"Lah elo, minta maaf aja susah" balas Tasya membuat Leon terdiam
Rafael merangkul kedua sahabatnya, "Gausah cupu, ayo kita samperin mereka berdua"
Mereka bertiga berjalan menuju stan sebrang, meninggalkan Tasya di stan milik tiga cowok itu. Tasya melipat kedua tangannya di depan dada memerhatikan ketiga cowok itu meminta maaf kepada dua sahabatnya. Dari awal Daffa, Leon dan Rafael memasuki stan miliknya, dicueki, dipukuli oleh kedua sahabatnya hingga bermain kejar kejaran di dalam stan, membuat Tasya tertawa melihatnya. Ia berjalan menghampiri mereka seraya tersenyum
"Sialan gue gak di ajak"
🌊🌊🌊
Tin.... Tin.....
Suara klakson motor berbunyi nyaring di depan salah satu rumah di komplek Anggrek. Tidak lama, munculah ketiga cewek memakai seragam sekolah dengan rapi dan dibaluti sweater. Mereka bertiga tersenyum, berjalan ke arah tiga cowok yang duduk di motornya masing-masing.
"Dah siap ?"
Mereka semua mengangguk, bersamaan dengan itu ketiga motor melaju meninggalkan area komplek Anggrek yang mereka tempati.
Hari ini tepat dimana hari upacara penutupan Marketday, semua murid sudah sejak 15 menit berkumpul di lapangan melaksanakan upacara tersebut. "Sebelum saya menutup acara marketday ini, saya akan mengumumkan stan juara yang paling banyak menjual produknya" ucap Pak Surya selaku kepala sekolah
"Stan dengan penjualan terbanyak diraih oleh stan kelas....." semua murid tampak terdiam menerka kelas siapa yang menjadi juaranya
"Sepuluh MIPA tiga!" Anak kelas 10 MIPA 3 berseru heboh dan diikuti tepuk tangan dari semua murid yang menggikuti upacara tersebut, "Terimakasih sudah berpartisipasi lebih di acara ini untuk kalian semua, dan acara utama dari diadakannya marketday ini yaitu mengunjungi Panti Asuhan Kasih Bunda. Akan diadakan akhir pekan ini, jadi yang ingin ikut serta harap menghubungi osis agar terdata. Terakhir, saya ucapkan acara marketday berjalan lancar dan acara ini resmi saya tutup. Sekian terimakasih"
Seluruh penjuru SMA Tunas Harapan ramai dengan sorakan dan tepuk tangan para murid yang antusias dengan diadakannya acara seperti ini, karna acara seperti inilah yang mereka tunggu. Acara tersebut selain menjadikan muridnya pandai bersosialisasi dan berwirausaha, pasti juga memunculkan sikap solidaritas satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Bobrok [On Going]
Fiksi RemajaSMA Tunas Harapan Tiga cewek MIPA 2 dan tiga cowok MIPA 4 itu bagaikan langit di sore hari berwarna biru sebiru hatiku. Stop nyanyi--maksudnya bagaikan Tom and Jerry yang tak pernah bisa akur. Lebih parahnya semua murid kelas sepuluh MIPA 2 dan MIPA...