1. Pertemuan
🌊🌊🌊
SMA Tunas Harapan
Siapa sih yang gak tahu SMA ini. Sekolah yang di idam idamkan para pelajar, Sekolahnya para juara yang sering membondong piala dan piagam disetiap perlombaan.Jika ada gosip di SMA Tunas Harapan, hanya butuh beberapa menit sudah tersebar keseluruh murid. Memang ajib penguninya.
Pagi hari yang cerah ini seorang siswi sedang berjalan sendirian di koridor sekolah, tiba-tiba ia tertabrak oleh seorang siswa sampai terduduk di lantai "Aww, apa-apaan sih Lo!"
Pemuda itu hanya melirik sekilas dan lanjut berlari "Ihh, maen kabur aja, gak minta maaf lagi"
"ALETTAA"
Suara nyaring dari dua orang siswi yang berada di ujung koridor, keduanya terkejut melihat Aletta terduduk manis dilantai sepagi ini. Mereka berdua berlari menghampiri Aletta, "Al, lo ngapain pagi pagi duduk di lantai ?" tanya Tasya yang membantu Aletta berdiri
"Uang receh lo ada yang jatoh ya Al ?" tanya Maurel polos, membuat Aletta menatapnya malas.
"Gue nyari semut betina" jawab Aletta sambil membersihkan rok seragamnya.
Tasya dan Maurel mengeryit heran, apa sahabatnya ini pagi pagi sudah segabut itu ? Maurel menempelkan punggung tangannya di dahi Aletta, dan langsung di tepis oleh sang empunya. "Apaan sih lo"
"Gak panas" gumam Maurel
"Lo gabut banget Al nyari semut betina pagi pagi" ucap Tasya yang membuat Aletta semakin kesal. Mengapa ia harus mempunyai dua sahabat yang lola seperti mereka, terkadang Aletta sempat berpikir mengapa tidak menjual mereka berdua ke olshop saja. Ah tapi siapa yang mau mengangkut mereka berdua.
"Gue jatoh anjirr, di senggol sama anak cowo yang gatau sopan santun" ucap Aletta sebal
Tasya dan Maurel hanya mengangguk dan ber-oh ria saja. Sungguh Aletta sudah sangat kesal, padahal seharusnya dihari pertama masuk masa SMA adalah hari yang menyenangkan. Ternyata malah kebalikannya, "Bangsat!" umpat Aletta dan berlalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
"Lah kita ditinggal Rel"
"Elu sih", Maurel berlari menyusul Aletta
"Lahh salah gue apa ? Woy Rel tungguin guee"
🌊🌊🌊
"Jadi udah fiks yaa ini yang jadi ketua kelasnya Aletta, wakil ketua kelas Bemby, Sekretaris Tasya dan bendahara Maurel" ucap Bu Inggri wali kelas 10 MIPA 2
"Iyaa Ibu cangtip", Bu Inggri tersenyum tipis menanggapi ucapan Ditra, salah satu murid kelasnya. Bu Inggri memang guru yang paling cantik dan muda diantara guru yang lainnya, apalagi Bu Inggri belum berstatus istri orang. Mungkin mulai hari ini pengagum Bu Inggri makin bertambah banyak.
"Yeuu sa ae kutil landak"
Ditra menoleh ke arah sebelah kiri dan tersenyum, "Ahh gue dicemburuin sama dede emess. Jadi makin suka dehh"
Maurel berdecih, "yang ada gue makin pengen nabok elo" ketusnya
Bu Inggri terkekeh melihat tingkah mereka berdua,"Sudah sudah kalo gitu, kalian lanjutkan susun struktur kelasnya di pimpin Aletta sama Bemby. Semoga kita bisa bekerja sama, Saya permisi"
🌊🌊🌊
"MOHON PERHATIANNYA KEPADA SEKRETARIS 10 MIPA 2 DAN KETUA KELAS 10 MIPA 4 DITUNGGU DIRUANG GURU. TERIMAKASIH" suara nyaring Bu Indah dari speaker sekolah.
"Lo dipanggil tuh ke ruang guru" ucap Maurel kepada Tasya yang sedang memakan snack
"Iya udah sana cepetan", Aletta mendorong pelan tubuh Tasya
"Iyaiya"
Saat Tasya akan memasuki ruang Guru, tubuhnya dan tubuh seorang cowok terjebak di pintu masuk. "Lo apa-apaan sih, awas gue dulu yang masuk" ucap cowok itu
"Dih gue dulu lah, awas minggir", Tasya mendorong tubuh cowok itu menjauh
"Ehh enak aja, gak gue dulu"
Tasya yang tak terima, menarik belakang seragam cowok yang bernametag Daffa Saputra itu. "Gue dulu Dapa"
"Heh jangan narik seragam gue lah bego, nama gue Daffa, pake ef bukan pe"
Tasya langsung memasuki ruang guru tanpa mendengarkan ocehan Daffa. "Ada apa ibu manggil saya ?" tanya Tasya setelah di hadapan Bu Indah.
"Iya Bu ada apa ?"
Daffa melirik Tasya sinis, "Dafa kumpulin tugas yang kemarin" ucap Bu Indah "Tasya kamu catat tugas yang dikasih Bu Dian ya"
Daffa dan Tasya mengangguk mengerti. "Yasudah kalian boleh kembali ke kelas"
"Apa lo liat liat ?!"
Swipe up
🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Bobrok [On Going]
Teen FictionSMA Tunas Harapan Tiga cewek MIPA 2 dan tiga cowok MIPA 4 itu bagaikan langit di sore hari berwarna biru sebiru hatiku. Stop nyanyi--maksudnya bagaikan Tom and Jerry yang tak pernah bisa akur. Lebih parahnya semua murid kelas sepuluh MIPA 2 dan MIPA...