🌊7

707 81 1
                                    

7. Babu ?

🌊🌊🌊



Tiga motor hitam mengkilap dan satu mobil berwarna biru mengkilap itu masuk ke area sekolah, suasana sekolah yang tadi tampak tenang kini berubah menjadi sebuah riuh teriakan histeria. Murid-murid yang tadi sibuk berlalu lalang tanpa saling menyapa pun langsung menoleh pada gerbang sekolah. Mata mereka langsung tertuju pada ke enam idola mereka yang datang secara bersamaan.

Maurel, Aletta dan Tasya turun dari mobil. Sedangkan Rafael, Daffa dan Leon baru saja turun dari motor setelah melepas helmnya.

"Masyaallah calon imam gue"

"Asupan di pagi hari kayak beginian mah gue rela gak sarapan buat dateng pagi"

"Maurel cute banget"

Begitulah riuh teriakan histeria dari kaum hawa sampai kaum adam SMA Tunas Harapan di parkiran sekolah. "Ehh, ada babi kita" ucap Maurel melirik Rafael dan kedua sahabatnya

Aletta menoyor dahi Maurel. "Babu, ege bukan babi"

Benar. Waktu pertandingan basket kemarin itu tim Aletta yang memenangkan pertandingan, dan kini sesuai kesepakatan mereka, ketiga cowok ini mulai hari ini menjabat sebagai babu ketiga cewek tersebut.

Tasya melepaskan tas yang menyampir di pundaknya dan menjulurkan ke arah Daffa "lo jadi babu gue, nih bawa tas gue"

Aletta pun sama, tanpa bicara ia langsung melempar tas nya ke arah Leon, "anjirr lo kalo mau ngelempar tuh bilang dulu kek kayak si Lola" kesal Leon

"Bodoamat mas" ketus Aletta

"Sini tas lo, mau minta gue bawain juga kan" ucap Rafael ketus sambil menjulurkan tangannya

Maurel menyengir kuda, "tau aja lo" ucapnya dan memberikan tas kepada Rafael. "Tenang gue gak bakal panggil lo babu, tapi lo asisten gue"

"Terserah"

"Udah gays ayo ke kelas" ucap Aletta beranjak pergi meninggalkan area parkiran dan di ikuti mereka berlima.


Di sepanjang koridor terdengar bisikan para siswa siswi "Aduh kalo gini jadinya jabatan kita sebagai cowo famous bisa ternistakan" bisik Leon kepada Rafael dan Daffa

"Tenang, setelah satu minggu berakhir, kita bales mereka bertiga" Rafael balas membisik pada kedua sahabatnya, mereka berdua mengangguk setuju dengan ucapan Rafael.

"Wehh punya asisten sekarang kalian yaa" ucap Riki, setelah mereka berenam berada di depan kelas 10 MIPA 2

"Nih tas lo" ucap Rafael langsung melempar tas ke arah Maurel

Maurel dengan sigap menangkapnya, "anying! Ini kalo tas gue sampe jatoh gue bakar lo idup idup!"

"Uuu atut" ucap Rafael memasang ekspresi sok ketakutan

"Lo bertiga balik sono" usir Aletta

Leon mendelik, "gila lo gak ada terimakasihnya"

Mereka bertiga pergi meninggalkan kelas MIPA 2, ternyata sejak mereka berenam datang, anak-anak MIPA 2 sudah standby. Ada yang melihat dari jendela, pintu masuk, sampai berhadapan langsung. "Ngapain lo semua?!", Maurel menatap semua teman sekelasnya

"Kalem dong Degem" ucap Ditra dengan tampang tengilnya

"Iya De, kita cuma kepo" ucap Riki disertai kekehannya

Tasya dan Aletta hanya bergidik jijik dan terkekeh mendengar ucapan Ditra dan Riki yang sering menggoda Maurel.


🌊🌊🌊



"Tuh muka kusut amat kayak Keset Welcome. Nih pada makan", Daffa terkekeh melihat dua sahabatnya yang tak ada gairah hidup. Ia meletakan dua mangkuk berisi baso kepada Rafael dan Leon.

"Nah selamat makan", Maurel mulai memakan makanan yang ia pesan tadi.

"Ahh akhirnya ada meja kosong juga" Tasya duduk dihadapan Maurel dan di ikuti Aletta

Rafael mendelik saat melihat tiga cewek yang seenak jidat duduk diantaranya dan kedua sahabatnya, "heh izin dulu kek, maen duduk aja"

Ketiga cewek itu menoleh ke arah sumber suara. "Emangnya ini meja punya nenek moyang lo, sampe harus izin dulu" ketus Aletta

"Heh dari abad ke tujuh belas juga udah pada tau kali kalo ini meja khusus kita bertiga" ucap Leon sewot

"Ohh abad ke tujuh belas yaa, pantes keliatan tua" gumam Maurel yang masih dapat di dengar semua orang yang berada di meja itu.

Daffa mendelik, "Apa lo bilang ?"

"Apa"



Swipe Up
🌊

Couple Bobrok [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang