Sorry ya kemarin gue revisi ulang dari awal, jadi buat kalian yang langsung baca dari chapter 18 dan nggak paham. Mending baca dari awal lagi hehe
19. Cari gara gara
🌊🌊🌊"Astaghfirullah"
"Selama hidup, gue punya salah seberat apa sampe dikasih soal ulangan kayak gini"
"Heh sut"
Tasya menoleh ke sebelah kiri karena mendengar Maurel berbisik memanggilnya, "apa sutinah ?"
"Eh buseet, lo belajar kaga tadi malem ?" tanya Maurel
Tasya menggeleng dengan bibir ditekuk ke bawah, "gue mual Rel liat soal matematika kek gini" keluhnya
"Apalagi gue sukinem"
"Maurel, Tasya. Cepat kerjakan, kalo mau ngobrol keluar dari kelas saya" ucap Bu Santi kalem tapi tidak main main
"Dihh ngadi ngadi orang ini kelas kita" gumam Maurel dan kembali membaca soal yang isinya membutuhkan rumus semua
"Ngomong apa kamu Maurel ?"
Maurel mendongakan kepalanya, menatap Bu Santi yang juga menatapnya dengan sorot mata tajam. "Nggak buu"
"De, dede Maureel" bisik Ditra yang kebetulan duduk di sebelah kanan Maurel
Maurel menoleh dengan alis terangkat satu, "apa sumanto", Ditra mendelik "lu kira aing kanibal" ucapnya ketus
"Yaudah ulang"
"Nah iya ulang"
"Apa samsudin ?"
"Malah makin pusing gue njirr", Maurel terkekeh mendengar ucapan Ditra
"Lu udah ngerjain nomer berapa ?"
Maurel membulak balik LKS nya, melihat lihat nomer berapa saja yang sudah ia isi "nomer satu"
Ditra berdecih, sejak tadi ia memperhatikan Maurel membolak balik LKS nya tapi jawabannya tidak sesuai ekspetasinya, "gobloknya natural"
"Aletta, barter dong" bisik Tasya tak henti hentinya mencari masalah
"Hah beter ?!" tanya Aletta tak sengaja dengan suara keras
Anak sekelas dan Bu Santi menoleh ke arah mereka berdua. Sedangkan Maurel menunduk dan memijat pelipisnya, "Aletta dodol" umpatnya
🌊🌊🌊
"Masih lama gak sihh ?"
"Ini kayak nya harus di bawa ke bengkel deh"
"Yaudah deh gue pulang sendiri aja"
"Enak aja, bantu doronglahh"
"Ih yaudah cepetan", Aletta menghampiri Leon. Berjalan ke arah belakang motor dan mulai mendorong, Leon yang berada di depan memegang stir tersenyum miring melihat Aletta.
"Ini bengkelnya mana sihh"
"Yeee baru juga dorong lima meter udah ngeluh"
"Mata lo lima meter", Aletta berhenti mendorong dan berjalan ke tepi "bentar deh lemes kaki gue belum makan"
Leon berjalan menghampiri Aletta yang selonjoran "yaudah deh istirahat dulu" ucapan Leon di angguki Aletta.
"Eh, itu bengkel"
"Ya ampuunn akhirnya"
"Yaudah gue dorong sweety kesana dulu ya"
Aletta tertawa mengejek, "motor gini di sebut sweety ? Motor suka mogok aja dibilang--"
"Heh jangan asal ngomong lo, motor gue selama ini gak pernah mogok ya. Ini tuh gara gara suka ngeboncengin elo jadi mogok" ucap Leon tak terima sweety nya dihina
Aletta mendelik "lo kira gue pembawa sial" ucapnya ketus
Leon mengedikan bahu "lo sendiri yang bilang, bukan gue" ucapnya tak acuh, "gue lagi males ribut sama lo, kalo lo mau disini yaudah gue sendiri yang dorong sweety ke bengkel"
"Lo mau ninggalin gue ?"
"Kan kaki lo lemes, yaudah diem dulu na--"
Aletta berdiri, "kata siapa ? Gak lemes kok gue kan cewe kuat" sudut bibir Leon tertarik sedikit ke atas mendengar perkataan Aletta, kenapa aletta gemoi banget kalo gak ngegas kayak tadi.
"Motor lo masih lama ?"
"Baru juga beberapa menit njirr"
Aletta mengangguk sambil memakan makanannya lahap, karena sejak tadi datang ke bengkel, Aletta terus saja mengeluh ingin pulang karena merasa lapar. Leon pun mengajak Aletta untuk makan di warung pecel lele yang dekat dengan bengkel. "Berhubung gue orang yang baik hati dan tidak sombong, ayo lo gue traktir makan, biar lo kaga mati kelaparan" itulah perkataan Leon tadi sebelum pergi ke warung pecel lele.
"Al"
"Hm?"
"Diem dulu"
Aletta menuruti ucapan Leon dan menatapnya dengan keryitan di dahi, tangan Leon terulur ke arah Aletta
Ingin mengusap sudut bibir Aletta, tetapi belum juga sampai lidah Aletta sudah menujulur membersihkan sudut bibirnya.
"Sialan, lo kaga bisa romantis dikit"
Kasian Leon kaga jadi romantis wkwk
Swipe Up
🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Bobrok [On Going]
Fiksi RemajaSMA Tunas Harapan Tiga cewek MIPA 2 dan tiga cowok MIPA 4 itu bagaikan langit di sore hari berwarna biru sebiru hatiku. Stop nyanyi--maksudnya bagaikan Tom and Jerry yang tak pernah bisa akur. Lebih parahnya semua murid kelas sepuluh MIPA 2 dan MIPA...