Im Yoona POV
Melihat putriku menangis sampai ketiduran karena memohon padaku untuk memberikan daddynya kesempatan, aku bukan tidak terpengaruh. Hatiku juga sedih harus meninggalkan pria yang aku cintai. Satu-satunya pria yang aku cintai itu.
Tapi apa yang terjadi di masa lalu, sulit untuk diperbaiki. Apalagi aku melihat Sehun, aku menyebabkan banyak luka untuk pria itu.
"Bagaimana pun perasaan mommy, mommy tidak pantas bahagia bersama pria sebaik daddymu" gumamku, aku merapikan rambut yang menutupi wajah putriku ini.
Ingatan itu begitu jelas, badai yang menghantam rumah tangga kami di tahun kelima, di saat aku mengandung putri kecil kami ini. Dan lima belas tahun setelah itu, kami lalui bukan karena cinta lagi. Hanya karena sebuah tanggung jawab dan ketiga anak kami.
Aku tidak pernah bahagia lagi setelah itu, sepanjang lima belas tahun ini aku terus dihinggapi rasa bersalah sehingga aku tidak pernah bahagia dengan suamiku.
"Akkhhh,," Suara itu terngiang-ngiang di telingaku, sejak aku kembali mendapatkan ingatanku, wajah pria itu dan suaranya kembali muncul di hadapanku.
Ia memegangi kepalanya yang berdarah karena pukulan dari Sehun. Ia bangkit dan akan menyerang Sehun, tapi adik iparku itu tidak peduli, ia melepaskan jaketnya dan memakaikan ke tubuhku, bajuku sudah dikoyak oleh pria itu. Aku tahu dia kekasih tifanny, maka aku bisa ikut dengannya karena ia mengatakan Siwon oppa sedang bersama tifanny sehingga lupa untuk menjemputku di mall.
Ternyata ia menipuku, ia membawaku ke tempat yang jauh dari kota. Sebuah gudang di hutan, ia mendorongku masuk ke dalam dan mengatakan akan mengajakku bersenang-senang.
Aku mencoba menghubungi suamiku tapi tidak ada jawaban, aku hanya teringat Sehun sehingga aku meneleponnya.
Ternyata sehun memang mengikuti kami, ia segera memukul pria itu saat ia akan memperkosaku. Dan saat sehun lengah, pria itu akan menusuknya dengan pisau. Sehun menyerangnya kembali. Lalu pisau itu menusuk perut pria itu.
Sehun menatap tangannya yang penuh darah. Lalu ia menatapku, aku menangis. Ia hanya diam di tempat pria itu tergeletak.
Kyuhyun juga tiba saat itu, aku tidak tahu bagaimana mereka bisa tiba disini. Ia tampak terkejut dengan kondisi disini.
"Hyung, bawalah yoona pulang. Aku akan mengatasi semua ini" ujar Sehun, pisau itu masih di tangannya dan tangannya penuh dengan darah, aku melihat tangannya bergetar hebat walaupun ia berusaha tenang. Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja.
"Sehun a,"
"Ingat yoong, hari ini kita tidak bertemu. Kamu tidak tahu apapun tentang ini,,"
"Aku akan memberitahu polisi dia mencoba memperkosaku" ujarku
"Yoong, jika hal ini tersebar, kamu akan diintrogasi polisi dan bagaimana kamu menghadapi dunia?" Ujar Sehun, ia menatapku. Aku tidak berani menatap matanya itu. Tatapannya persis seperti bagaimana siwon oppa menatapku, aku takut dengan perasaan itu. Aku takut dia berkorban untukku. Aku tidak akan sanggup membalasnya.
"Hyung, jangan katakan apapun pada Siwon hyung. Aku mohon, jagalah yoona untukku" ujarnya dan kyuhyun hanya mengangguk, ia membawaku pulang bersamanya setelah memastikan tidak ada barangku yang ketinggalan.
***
"Mom, kenapa tidak tidur?" Suara putriku membuatku sadar dari lamunanku.
"Mommy belum mengantuk" ujarku
Ia bangkit dan memeriksa ponselnya. Ia memperlihatkan padaku kode booking Darren.
"Oppa akan berangkat kesini besok" ujarnya
"Nanti kita jemput oppa" ujarku dan ia menatapku,
"Sepertinya mommy tidak akan setuju, karena daddy juga ikut datang" ia menatapku "Aku tidak tahu itu apa, tapi darren oppa mengatakan kalau daddy akan membicarakan sesuatu pada kita semua mom"
"Kamu dan Brian oppa saja yang jemput. Mommy akan memasak untuk kalian"
"Mom,"
"Tidurlah, sudah terlalu malam"
***
Author POV
Tiba di Swiss, Darren meminta adiknya untuk tidak menjemputnya. Siwon meminta untuk bertemu Sehun lebih dulu.
Ia membiarkan kedua orang dewasa itu berbicara di pinggir danau. Ia duduk menunggu mereka di mobil.
"Kembalilah ke Seoul, aboeji dan eommamu sudah tua" itu kalimat pertama yang diucapkan Siwon setelah lama saling menatap.
"Hyung,,"
"Aku akan biarkan kamu kembali bersama yoona" ujar Siwon
"Jika kalian saling mencintai, seharusnya kalian mengatakan sejak awal. Setidaknya itu lebih tidak menyakitkan semua pihak" ujarnya lagi "Krystal dan putrimu, mereka paling terluka"
"Putri?"
"Kamu tidak tahu? Krystal sedang mengandung saat itu" ujar Siwon dan Sehun tampak menyesal, ia tidak tahu sama sekali tentang Krystal bahkan saat Krystal mengunjunginya di penjara, ia masih melukainya dengan perkataannya
"Aboeji dan eomma sangat menyayanginya. Untung saja dia memiliki mereka," ujar Siwon lagi. "Kembalilah kesana, aku sudah menyerahkan perusahaanku pada Darren"
"Hyung, yoona hanya mencintaimu,"
"Kamu bahkan rela menjadi pembunuh karenanya, apalagi yang bisa aku lakukan untuk memenangkan hatinya?" Tanya Siwon, "aku begitu mencintainya, tapi kebahagiaannya bukan bersamaku lagi, sejak hari itu, ia sudah membuat pilihannya. Hanya aku yang terlalu percaya diri"
"Hyung,,"
"Aku mengira aku cukup kuat menerima semua ini, disalahkan atas apa yang tidak aku lakukan demi menutupi segalanya. Tapi aku tidak sanggup lagi, anak-anakku memusuhiku bahkan mereka terang-terangan tidak menghormatiku. Jadi aku memilih untuk pergi demi kebaikan bersama"
"Kalian bisa memulai hidup baru bersama. Untuk krystal dan putrimu, mereka sudah terbiasa tanpamu, mungkin selamanya mereka akan membiasakan diri. Sudah terlalu banyak pergorbananmu, saatnya kalian berbahagia" ujarnya dan ia meninggalkan Sehun. Sisa Yoona, ia akan menyelesaikannya hari ini dan meninggalkan semuanya.
***
Mereka tiba di villa tempat yang ditempati yoona dan kedua anaknya.
"Bogoshipo oppa, daddy" putri kecilnya memeluk keduanya bergantian dan ia cukup lama memeluk daddynya.
Yoona tidak menatapnya.
"Mom, miss you so much" darren memeluk mommynya dengan erat.
"Bogoshipo" ujar Yoona dan ia mencium pipi putranya itu.
"Makanan sudah siap, ayo makan. Kenapa kamu lama kali sampainya?" Ujar yoona, ia tidak menatap siwon sama sekali dan saat ini bukan menjadi masalah untuk pria itu lagi. Dia datang kesini untuk mengakhiri segalanya.
"Tadi aku dan daddy mengunjungi suatu tempat"
Selesai makan, Siwon mengajaknya berbicara di depan rumah, di pinggiran danau.
"Apakah udara disini cocok untukmu?" Tanya Siwon
"Aku sudah mengingat semuanya" ujarnya dan ia menatap wajah suaminya. Wajah itu tampak menua dalam tiga bulan terakhir ini. Sedikit keriput di sudut matanya. Ia baru menyadari tampak sedikit uban di rambut suaminya itu. Memang sudah cukup mereka saling menyiksa selama ini.
"Karena aku sudah mengingatnya, maka aku tidak bisa bersamamu lagi. Aku tidak mencintaimu lagi seperti apa yang kamu tanamkan dalam pikiranku selama aku tidak mengingat apapun" ujarnya
"Aku mengerti" ujar Siwon pelan, ia menunduk berusaha menyimpan air matanya. Memang sia-sia apa yang ia korbankan selama ini. 15 tahun ini ia selalu mengorbankan perasaannya demi menjaga perasaan Yoona, ini hasil yang ia peroleh, maka sudah cukup. Ia berjalan meninggalkan wanita itu, tanpa keduanya sadari ketiga anaknya berdiri tak jauh dari mereka.
Melihat Siwon melangkah pergi, Esther menangis dan berusaha mengejar daddynya itu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving, never Forgetting
FanfictionAku mencintaimu sejak awal dan kamu tahu itu. Perasaan itu tidak akan pernah berubah. ~Im Yoona Lebih baik aku merelakanmu daripada membuatmu lebih terluka lagi. ~Choi Siwon