Yoona mengalami sakit kepala yang luar biasa sehingga ia tak sadarkan diri. Darren akhirnya meminta dokter yang menangani mommynya selama ini untuk datang memeriksa mommynya.
"Jangan terlalu memaksa mommy kalian untuk mengingat sesuatu. Biarkan ingatan itu datang perlahan" ujar Seohyun, dia istri dari asistennya Siwon. "Darren a, aunty bukannya mau ikut campur, hanya saja terkadang memang masa lalu harus tetap dibiarkan menjadi masa lalu saja"
"Kamu tidak mengerti aunty. Bagaimana perasaan dikhianati dengan begitu kejam, jadi jangan meminta kami untuk melupakan, itu tidak akan aunty ucapkan dengan mudah jika yang mengalaminya adalah aunty sendiri" ujar Brian, Darren menenangkan adiknya itu. Ia mengatakan maaf pada Seohyun dan mengantar wanita itu keluar.
"Gomawo aunty" ujarnya dan Seohyun hanya mengangguk. Lalu ia menelepon suaminya.
***
"Hyung, Seohyun baru meneleponku. Dia baru saja dari rumahmu. Yoona pingsan. Apa hyung tidak mau pulang?" Tanya Kyuhyun
Siwon segera bangkit mengambil ponsel yang sejak siang tadi sudah tidak aktif dan kunci mobilnya. Mendengar kondisi istrinya, ia berlari pulang.
"Seohyun mengatakan tampaknya yoona mengingat sesuatu" ujar kyuhyun lagi
Siwon tidak tenang selama dalam perjalanan pulang ke rumah. Saat tiba di rumah, ia berlari ke kamarnya dan disana ada Brian, ia mendorong Siwon keluar dari kamar.
"Daddy harus melihat kondisi mommy" ujarnya dengan nada rendahnya, ia cukup banyak melukai hati istri dan anak-anaknya. Ia tahu tidak akan mudah untuk dimaafkan, tapi ia cukup khawatir saat ini.
"Keluar, kamu tidak aku ijinkan untuk melihat mommyku" ujar Brian, Darren yang baru dari mengantar Seohyun pulang pun segera membawa adiknya menjauh dari pintu. "Kenapa hyung biarkan dia masuk?"
"Mommy tidak akan senang jika kamu begini. Kamu ingin mommy sedih karena kita?" Ujar Darren dan Brian menggeleng, ia menangis dalam pelukan hyungnya. Ia paling cenggeng, ne ia adalah duplikat dari Yoona kecuali wajahnya yang mirip sekali dengan Siwon.
Siwon masuk dan melihat yoona masih belum sadarkan diri.
"Maafkan aku sayang" ia memegang tangan istrinya, ia harus bicara dengan kedua putranya.
***
Mereka bertiga berada dalam ruang kerja Siwon.
"Apa yang terjadi pada mommy?" Tanya Siwon, kedua putranya duduk di hadapannya.
"Aku hanya memberitahu mommy kenyataan. Aku ingin mommy mengingat semuanya supaya mommy tidak hidup dalam kebohongan seperti ini selamanya" ujar Brian "Jika mommy ingat dan ia memaafkanmu, aku terima. Tapi aku tidak terima mommy hidup seperti ini,"
"Mommy tampak tidak senang sepanjang hari ini. Siang tadi kami bertemu dengan wanitamu, aku tidak tahu dia mengatakan apapun pada mommy. Hanya saja sejak itu mommy tampak murung" ujar Darren, ia mencoba menahan air matanya. "Dia sedang hamil, sebaiknya kamu ceraikan mommy saja. Kami akan merawat mommy, kami akan pindah dari Seoul, daripada kamu terus dan terus menyakitinya"
Air matanya menetes juga.
"Aku mengira setelah apa yang terjadi pada mommy, kamu akan tulus terhadapnya. Nyatanya lagi dan lagi kamu menyakitinya. Keluarga yang bahagia ini sudah kamu hancurkan, apa salah mommy padamu? Apa kurangnya mommy sampai kamu harus mengkhianatinya dengan begitu kejam" ujar Darren
Siwon hanya diam, apapun penjelasannya, kedua putranya tidak akan percaya.
"Aku dan Brian akan merawat mommy dan Esther dengan baik. Esther paling menyayangimu dan ia sering menangis setelah berbicara kasar padamu, aku berharap ia tidak pernah tahu tentang tifanny" ujar Darren, ia berdiri "Kamu bisa hidup dengan bahagia bersama wanita itu dan anak-anakmu daddy"
Brian ikut menyusul hyungnya. Sementara Siwon masih mematung di tempat duduknya. Dulu dia memang bersalah tapi setelah yoona mengalami kecelakaan itu, ia bersumpah ia tidak pernah berhubungan dengan Tifanny lagi. Tapi siapa yang percaya dengan apa yang ia katakan. Hanya Yoona yang mempercayainya saat ini dan saat wanita itu sadar nanti, semuanya mungkin akan berbeda.
***
Ia duduk sepanjang malam di samping Yoona. Berpikir ribuan kemungkinan jika yoona terbangun dengan semua ingatannya lagi. Ia harus bagaimana.
Esther masuk ke kamar, ia membawa susu untuk Siwon. Darren benar bagaimana pun disini Esther paling menderita, ia ingin membela mommynya tapi ia juga begitu menyayangi daddynya.
"Sudah begitu malam, kenapa belum tidur sayang?" Tanya Siwon
"Mommyku seperti ini, bagaimana aku bisa tidur" ujarnya dan ia menyerahkan susu itu "minumlah dad, aku tahu setiap malam mommy akan membuatkan daddy segelas susu hangat kan"
Siwon meminumnya dan setelahnya, ia memeluk putri bungsunya itu. Ia menangis dalam pelukannya.
"Maafin daddy sayang. Daddy menghancurkan segalanya" ujarnya
"Daddy, kamu tahu aku menyayangimu kan dad. Tapi aku setuju dengan oppa. Daddy dan mommy harus bercerai" ujarnya, ia menahan air matanya yang sudah mengalir "Kami bertiga mencegah mommy saat itu sehingga kecelakaan itu terjadi, saat ini aku tidak mau lagi melukai mommyku,"
"Tidak bisakah kalian memberi daddy kesempatan? Daddy akan memperbaiki semuanya" ujar Siwon
"Mommy hanya memiliki kami bertiga"
"Daddy juga tidak memiliki siapapun selain kalian bertiga dan mommy" ujarnya, air matanya semakin deras. Esther membantu menghapus air mata Siwon.
"Daddy masih memiliki anak yang lain dan istri yang lain" esther sendiri juga menangis sesugukkan saat mengatakan hal itu. "Daddy tahu? Bahkan anak daddy yang lain itu seumuranku, aku begitu sakit saat memikirkan sudah berapa lama mommy menahan luka ini demi kami bertiga. Mommy berusaha menyimpan lukanya selama ini. Sampai batas kesabarannya benar-benar habis. Mommy memberikan segalanya untuk daddy, masa mudanya dan semua impiannya. Sementara daddy hanya bisa memberinya luka lagi dan lagi. Kami tidak ingin mommy terluka lagi"
"Daddy tidak melakukannya,," ia berharap putrinya akan percaya padanya
"Aku ingin percaya pada daddy, tapi tidak bisa. Aku tidak bisa percaya padamu dad, setelah mendengar apa yang daddy katakan pada mommy sebelum akhirnya mommy memilih untuk melakukan bunuh diri, mommy tidak kecelakaan tapi ia sengaja ingin mengakhiri hidupnya. Ia tidak ingin kami tahu betapa terlukanya dia karena harus menuruti kami untuk bertahan denganmu dad" wajah esther basah karena air mata, siwon mencoba memeluknya lagi tapi esther menolaknya.
Yoona membuka matanya, keduanya terkejut. Pandangan Yoona kosong, seperti saat pertama kali ia sadar dari komanya.
"Sayang," siwon memanggilnya
"Mommy,"
"Kenapa kamu menangis Esther? Mommy belum mati, kenapa kamu menangis seperti itu?" Tanya Yoona, ia tidak menatap Siwon sama sekali.
"Yoong, apa ada yang sakit?" Tanya Siwon dan Yoona mengacuhkannya lagi. "Yoong a,,"
"Mommy," darren dan brian menghampiri mommynya saat mendengar kabar dari esther kalau mommynya sudah sadar.
"Kalian bertiga keluarlah" ujar yoona, ia ingin bicara dengan Siwon. Mereka saling bertatapan tapi kemudian mereka mendengarkan mommynya.
"Aku melihat tifanny, dia hamil, apa itu anakmu?" Tanya Yoona setelah memastikan hanya ada dia dan Siwon di kamar mereka.
Siwon tampak terkejut, ia tidak mengatakan apapun.
"Kamu kenapa mengatakan hal seperti ini?" Tanya Siwon
"Jawab aku choi siwon,," teriaknya, ketiga anaknya yang berdiri di depan pintu terkejut. Mereka tidak pernah mendengar mommynya memanggil nama daddynya. Mommynya sangat menghormati daddynya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving, never Forgetting
FanfictionAku mencintaimu sejak awal dan kamu tahu itu. Perasaan itu tidak akan pernah berubah. ~Im Yoona Lebih baik aku merelakanmu daripada membuatmu lebih terluka lagi. ~Choi Siwon