Darren bangun dan ia tidak melihat mommynya. Yang ia lihat adalah Daddynya yang sudah bangun.
"Dad, akhirnya daddy sadar juga" ujar Darren, ia tersenyum.
"Darren, tolong urus kepulangan daddy" ujar Siwon
"Daddy belum sembuh. Dokter akan melakukan operasi setelah daddy sadar" ujarnya. Siwon menggeleng, ia tidak bersedia menerima pengobatan apapun untuk jantungnya.
"Mommy, brian dan esther ada disini. Mereka kembali untuk daddy"
Siwon berusaha mencari sesuatu
"Cari apa dad?"
"Ponsel"
Darren mengambilkannya dari laci dan memberikan pada Siwon. Siwon menghubungi Kyuhyun.
"Kyu, tolong jemput aku" ujar Siwon dan Darren merebut ponselnya itu
"Jangan dengarin daddy" ujar Darren dan ia mengakhiri panggilan itu.
Siwon mencabut jarum infus dari tangannya dan beberapa kabel yang terpasang di tubuhnya.
"Jangan begitu dad" darren menangis sambil menahan tubuh daddynya yang berusaha turun dari tempat tidur.
Yoona yang sejak tadi malam diusir dari kamar itu, ia duduk di depan ruangan dan mendengar suara bising, ia pun masuk dan melihat darren sedang memeluk daddynya.
"Aku mohon jangan biarkan kami kehilangan daddy" ia menangis sambil memeluk tubuh daddynya
"Darren,," yoona menghampirinya
"Mom tolong katakan pada daddy, kita tidak akan meninggalkannya" ujar Darren, yoona menatap Siwon. Tapi pria itu tidak menatapnya.
"Daddy akan segera mati. Jangan biarkan daddy begitu memalukan bahkan disaat terakhir seperti ini" ujar Siwon dan Yoona menangis.
"Kamu tidak bisa mati, kami akan menjagamu oppa" yoona menghampirinya dan memeluknya "kamu tidak boleh mati"
***
Istri dan ketiga anaknya duduk di sampingnya, Siwon disuapi oleh darren. Esther berusaha terus bercerita untuk mencairkan suasana. Siwon sedikit tersenyum saat putrinya menceritakan kekonyolan.
"Oppa" pintu terbuka dan tifanny masuk "kenapa tidak beritahu aku,"
Yoona yang tadinya akan menggantikan darren menyuapi siwon, ia mematung.
Siwon tanpa ekspresi, brian dan esther tampak marah pada wanita tidak tahu malu itu. Yoona menatap suaminya.
"Aunty, ada beberapa hal yang harus kita bahas. Ikut aku keluar" ujar Darren, ia sudah mengetahui dari Kyuhyun.
Tifanny ikut dengan Darren. Melihat suasana begitu menegangkan, brian mengajak esther keluar dengan alasan membeli buah.
"Perutnya semakin besar," ujar Yoona "oppa harus sembuh demi anak kalian"
"Apakah di matamu, aku pria seperti itu? Tidur dengan semua wanita?"
"Hanya tifanny,,"
Siwon mengangguk
"Aku ingin istirahat" ujar Siwon,
"Aku berharap kamu mengatakan tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Jika aku salah paham, seharusnya oppa jelaskan" ujar Yoona, ia menangis.
"Aku bersalah padamu, aku membiarkanmu hidup dalam ketidak bahagiaan selama 15 tahun ini. Maaf" ujar Yoona, ia memegang tangan suaminya. Tangan yang selalu mengenggam tangannya disaat ada masalah apapun, hanya saja ia yang sudah melepaskan genggaman ini lebih dulu. Membuat hubungan mereka berada di pinggir jurang kehancuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving, never Forgetting
FanfictionAku mencintaimu sejak awal dan kamu tahu itu. Perasaan itu tidak akan pernah berubah. ~Im Yoona Lebih baik aku merelakanmu daripada membuatmu lebih terluka lagi. ~Choi Siwon