🌼Happy Reading🌼
●《《《 ♡ ♡ ♡ 》》》●
Sabtu malam tepatnya malam Minggu yang biasanya anak muda selalu keluar rumah dan bersenang senang berbeda dengan Aleta yang kini sedang menatap langit dari balkon kamarnya.
Dari semenjak sore ia merasa tidak mood untuk melakukan apa apa dan hanya tidur dikasur nya. Aleta masih setia menatap langit malam yang ditaburi bintang dan bulan yang bersinar terang.
Ditemani dengan segelas teh disampingnya ia bermonolog dengan dirinya sendiri "huhh, capek juga ya."
ia menatap bulan dengan senyuman yang mungkin dilihat orang dengan wajah yang sangat bahagia padahal senyumnya berarti amat sedih.
Ia merindukan kakek neneknya karena pastinya disaat dia sedang seperti ini keduanya selalu ada untuknya dan membantu nya bangkit dari kondisinya yang sekarang.
Malam itu Aleta menumpahkan air matanya yang tak terbendung yang selalu ia tahan berhari hari menumpahkan semua rasa sesak di dadanya dan saat itu juga hujan deras membasahi bumi seolah ikut menangis bersama Aleta.
Ia menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya dan terisak dengan penuh rasa sakit yang dialaminya selama ini. Aleta tidak sanggup lagi ia sangat lelah tubuhnya juga saat ini sangat lemah.
Tiba tiba ada tangan yang mengusap bahunya Aleta yang penasaran lalu melepas kedua tangannya yang sedari tadi menutupi wajahnya.
Dilihat nya sosok yang selama ini ia rindukan.
"kakek nenek" isaknya tersedu sedu dan memeluk kedua orang yang selalu melindungi serta membelanya.
Flasback on...
Kakek nenek nya telah meninggal saat ia masih smp kelas sembilan padahal saat itu ia berada di titik terendah dalam hidupnya mendengar kabar kakek neneknya yang meninggal Aleta kehilangan semangat hidupnya.
Bagaimana tidak orang tuanya seolah tidak mengharapkan kehadiran nya Aleta padahal sewaktu kecil Aleta sangat disayangi dan dimanja oleh kedua orangtuanya
Berbeda dengan kedua adiknya. Adiknya selalu di sayang dan diperhatikan oleh orang tuanya mereka juga diajarkan bisnis oleh sang ayah agar bisa menjadi orang yang sukses dikemudian hari seperti ayahnya.
Aleta sangat Ceria di hadapan teman teman dan sahabatnya, tetapi dibalik itu ia menyimpan banyak luka. Aleta memiliki kedua sahabat yang sangat peduli kepadanya tak jarang para sahabatnya meminta Aleta untuk menginap dirumah mereka karena orang tua Aleta yang selalu menjatuhkan mental Aleta. Aleta juga mempunyai tujuh tetangga laki laki yang menganggap dirinya seperti keluarga sendiri.
Walaupun dikondisi yang seperti itu Aleta tetap bersyukur karena bisa tinggal dengan orang tuanya dan diberi sahabat sahabat yang baik.
Flasback off...
"Kek Aleta mau ikut kalian boleh ya" Aleta menggenggam tangan kakek dan neneknya, dirinya masih terisak.
"Aleta yakin mau ikut nenek sama kakek. " Tanya Rani sang nenek, Aleta mengangguk.
" Aleta nggak mau bertahan lebih lama? " Ujar sang kakek ikut bertanya Aleta lalu menggeleng cepat
" Aleta capek mama sama papa ga pernah mengharapkan kehadiran Aleta. " lirihnya kini tangisnya makin deras mengingat orang tuanya selalu menjadikan ia seperti babu dan tak dipedulikan.
"Nggak nak, mereka sayang sama kamu, tetapi mereka hanya belum menunjukkan nya." sang kakek menghapus air mata Aleta.
"Kalo mereka sayang, kenapa Aleta nggak pernah ngerasain kasih sayang itu, kenapa mereka selalu nyakitin Aleta bahkan mama sama papa sibuk sama Jay dan Reni aja." kini gadis itu benar benar rapuh ia tidak tahan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta
Teen Fiction"Bulan, Aku nggak pernah ditakdirkan buat merasa bahagia ya?"