🌼Happy Reading🌼
● 《《《 ♡♡♡ 》》》●
"Lo mau jadi pacar gue?" Darah Aleta berdesir detak jantung nya berpacu cepat mulutnya terkunci merasa tak percaya dengan ucapan yang Narez lontarkan barusan.
"Gue.." ucapnya gugup ia merasa seakan kupu kupu sedang beterbangan di dalam perutnya
"Iya?" Narez mengangkat alisnya tersenyum tipis menunggu kata berikutnya dari mulut Aleta.
"Tapi kak, lo tau kan gue penyakitan?." Mukanya berubah sendu, mungkin awalnya ia merasa senang tetapi setelah memikirkan penyakitnya, apakah bisa? Dia tidak mau egois untuk kebahagiaan nya sendiri, sedangkan nantinya ia bisa meninggalkan kekasihnya dengan rasa duka.
"Ngomong apasih lo, lo bakal sembuh kok. Pegang omongan gue." Jantung Aleta kembali berpacu cepat. Ia memikirkan ini, bagaimana ya? Ia melirik lelaki di depannya. Lekaki itu menunggu jawabannya.
"Tuhan, biarin sekali diri ini ingin egois."
"Arrrgghhh." Aleta berdesis pelan ia memalingkan wajah nya.
"Apa?"
"Iya gue mau" setelah itu dirinya berlari ingin pergi ke mana saja asal tidak di dekat Narez rasanya ia sangat malu sekarang.
Tapi sebelum itu terjadi Narez lebih dulu menangkap lengan Aleta lalu menariknya mendekat. Jarak antara mereka hanya beberapa cm. Aleta dapat merasakan aroma parfum Narez yang berbau mint.
Mereka bertatapan beberapa menit dan Aleta mendorong bahu Narez, "gausah mencari kesempatan dalam kesempitan ya."
"Gapapa dong kan sekarang gue pacar lo" ujar Narez enteng dirinya tersenyum penuh.
"Ck."
"Ayok" ajak Narez meraih pergelangan Aleta menggandengnya ke parkiran mobil mereka berjalan pelan karena ingin menghabiskan banyak waktu dihari jadian mereka yang pertama.
"Mau kemana?" Tanya Aleta ketika Narez sudah membukakan pintu mobil untuknya.
"Pulang" kata Narez singkat sambil menutup mobil sementara di dalamnya Aleta kesal kenapa harus cepat pulang padahal ia masih ingin berlama lama dengan Narez.
Ketika Narez masuk mobil dirinya melihat kekasihnya itu memasang wajah kesal, dengan gemas ia mengacak rambut Aleta membuat nya berantakan walaupun itu adalah rambut palsu.
"Ck, gausah diberantakin" kata Aleta sebal dan kembali merapikan rambutnya yang berantakan karena ulah Narez.
Selama diperjalanan Aleta diam tidak seperti biasanya yang banyak mengoceh membicarakan apa saja asal di dalam mobil itu tak sunyi saat mereka sedang berdua.
Narez melewati perumahan mereka malah laju mobil itu bertambah cepat membuat Aleta terkejut dan menoleh pada dirinya.
"Kok?"
"Gausah gitu mukanya" tanpa menoleh Narez tau raut wajah gadis itu dia dapat membayangkan ya dan tersenyum geli.
"Jalan jalan" sambung Narez lagi sebelum Aleta berceloteh panjang lebar.
Dengan begitu saja raut muka Aleta langsung kembali ceria ia duduk tenang dan sekarang mulutnya tak berhenti untuk bercerita. Tanpa sadar ia juga menceritakan kejadian di sekolah tadi.
Aleta menutup rapat rapat mulutnya ketika ia tak sengaja keceplosan menceritakan setengah kejadian di sekolah dapat dilihat wajah Narez yang mulanya tersenyum kini menahan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta
Teen Fiction"Bulan, Aku nggak pernah ditakdirkan buat merasa bahagia ya?"