Sebelum baca jangan lupa vote ya ceritanya
Share juga ceritanya biar temen kamu juga tau
Makasih🌼Happy reading 🌼
● 《《《 ♡♡♡ 》》》 ●
Di sepanjang jalan Aleta menatap keluar kaca tidak menanggapi cerita mereka ia melamun memikirkan ucapan Narez tadi apakah Narez tahu ia mengidap penyakit berbahaya.
"Kak Na, tau nggak ya gue sakit kanker," batinnya.
Dari kaca tengah Tara memperhatikan Aleta yang dari tadi hanya diam saja tidak ikut nimbrung bercerita ia tahu Aleta sedang badmood tapi ia tidak tahu alasan kenapa sahabat nya itu bisa se badmood itu terlebih lagi mereka berbeda gondola.
"Ta," panggil Tara.
Aleta menoleh melihat Tara yang memperhatikan nya dari kaca tengah.
"Kenapa?."
"Nggak manggil doang takut Kesambet ntar ribet," gurau Tara lalu terkekeh kecil
"Gabut lo, Ra." Aleta tersenyum tipis kembali melihat keluar kaca.
🪐🪐🪐
Mereka turun dari mobil bertetapan juga dengan mobil Maraka yang baru sampai. Aleta buru buru masuk kedalam Narez, melihat Aleta dari dalam mobil menatap nya dengan sendu.
Seusai mandi mereka bertiga merebahkan diri dikasur menatap ke langit kamar yang berwarna putih lampu dimatikan diganti dengan lampu tidur kecil di meja berwarna warm white.
"Haduh enak bet kalo udah rebahan dikasur," celoteh Neira.
"Ditambah AC udah tuh nyenyak banget rasanya tidur apalagi habis perjalanan jauh kan," sahut Aleta.
"Ehh, tau nggak sih," Tara memiringkan badannya kedua sahabatnya duduk merapat memperhatikan Tara.
Saat itulah sesi gibah dimulai lampu kembali di hidupkan Tara yang rebahan ikut duduk bersama kedua sahabatnya.
"ambil keripik dulu biar tambah seru."
Neira berlari kebawah ditemani Aleta mengambil keripik singkong sisa kemarin di dalam kulkas tidak lupa mengambil minum juga.
"Okehh lanjut."
"Jadi.." Tara menggantung kalimatnya
"Jadi kenapa? Gausah gitu buruan deh gue kepo nih."
"Gue sebenernya nyimpen rahasia yang nggak gue kasih tau ke kalian sorry banget nih hehehe, jadi sebenernya gue tuh balikan sama Vano," Tara memainkan kedua jari telunjuknya menatap kedua sahabatnya takut takut.
"Oh gitu doang, EHH YANG TERAKHIR GW GASALAH DENGER KAN YA" amuk Neira hampir tersedak memakan keripik singkong nya.
"WAHH GILAK YA LO? LO BALIKAN SAMA MANTAN LO YANG BRENGSEK ITU?" Aleta heboh sekaligus kesal mendengar penuturan sahabat nya.
Vano adalah pacar Tara waktu kelas sepuluh mereka menjalani hubungan hampir dua tahun jika saja waktu itu Tara tidak memergoki sang pacar dengan selingkuhannya di kafe. Alhasil Tara menangis selama seminggu penuh ia sakit hati dengan pacar nya. Aleta dan Neira memang tidak pernah setuju dari pertama kali mendengar Tara dan vano pacaran menurut mereka vano adalah Pasangan yang toxic dan terlalu posesif mereka berdua juga sering menyuruh Tara untuk putus dengan Vano namun Tara terlalu bodoh dalam cintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta
Teen Fiction"Bulan, Aku nggak pernah ditakdirkan buat merasa bahagia ya?"