DUA PULUH SEMBILAN

81 5 16
                                    

🌼Happy Reading🌼

●《《《 ♡♡♡ 》》》●

Tiga hari bersama sahabatnya, cukup bagi Aleta untuk menyembuhkan rasa rindunya. Tara dan dirinya sedang membantu Neira mengemaskan baju ke dalam koper untuk dibawa ke Jogja. Ya, Neira akan kembali ke aktivitas seperti biasanya, katanya gadis itu ingin mengunjungi neneknya yang sedang sakit disana. Walaupun dirinya masih merindukan kedua sahabatnya itu tetapi tetap saja ia harus pergi, karena neneknya menyuruh semua anggota keluarga untuk berkumpul dirumahnya.

"Tara, pulang bareng nggak?," tawar Aleta menyenggol siku perempuan yang bermotif kucing.

Tara menggeleng dengan senyuman lebar "nggak, gue mau pergi bareng mas crush."

Kedua orang disana menyorakinya. "Enak dong,"

"Aleta sama mas pacar kan? Di jemput kesini ya?." Aleta mengalihkan atensinya pada pakaian yang ia rapikan, dan menanggapi sahabatnya itu.

"Iya, nanti kak Narez bareng sama bang Haekal kesini." Jawab Aleta, lalu kembali merapikan baju milik Neira.

Tok tok tok

"Buka gih," Tara berjalan menuju pintu dan mengintip lewat jendela, ternyata tiga orang laki laki yang dikenalnya berdiri di depan pintu.

"Loh, ada kak Rendy juga?" Neira yang mendengar kata sahabatnya itu, langsung berlari kecil ke depan.

"Ekhm itu, mau nganter Neira." Jawab laki laki itu sambil mengelus hidungnya yang tak gatal. Sementara dua laki lakinya misuh misuh menahan tawa.

Tara dan Aleta, saling pandang lalu tatapan mereka mengarah ke Neira yang mengulum senyumnya.

"Nggak bilang mau bawa doi juga, Nei." Tara menggoda sahabatnya, gadis itu menyenggol siku Tara membuat ketiganya tertawa kecil. Begitu juga dengan Narez dan Haekal, Rendy menahan senyumnya.

"Ya udah, tunggu bentar ya kak. Udah siap kok ini." Ketiga orang laki laki itu berjalan ke luar halaman, disusul dengan tiga perempuan di belakangnya.

Sampai di depan mobil masing masing, ketiga perempuan itu saling berpelukan satu sama lain dan mengucapkan selamat tinggal.

"Bakalan kangen banget nanti, sama kalian." Aleta mengelus punggung sahabatnya. Tara terkekeh kecil dalam pelukan mereka.

"Nei, lo hati hati di jalan. Kabarin kalo udah sampe di Jogja."

"Iya" jawab Neira, menghapus sudut matanya yang berair.

"Lah, nangis dia." Aleta tertawa melihat sahabatnya itu menyeka air matanya, dengan perasaan sedih ia kembali memeluk Neira.

"Jangan sedih dong, nanti pada ikutan nangis nih." Ucap gadis itu sendu, dan menepuk pelan bahu perempuan yang berkuncit kuda.

"Bentar banget ya ketemunya, kapan kapan lebih lama lagi ya kita nginepnya." Tara menghibur kedua sahabatnya yang kini tengah berpelukan.

"Udah ya, jangan nangis lagi." Aleta melangkah mundur, mensejajarkan dirinya pada laki laki yang memperhatikannya sedari tadi. Laki laki itu mengelus pucuk kepalanya dan mengatakan mereka harus segera berpamitan karena jam pesawat Neira akan berangkat sebentar lagi.

Aleta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang