DUA PULUH

64 14 18
                                    

🌼Happy Reading🌼

● 《《《 ♡♡♡ 》》》●

A

leta langsung menarik Narez menjauh beberapa meter dari tempat itu, laki laki itu menepis tangan nya dan membuang muka nya.

"Kak, liat aku." Narez enggan menoleh dan menyeka sudut bibirnya yang luka karena lelaki tadi sempat menonjok dirinya.

"Kak? kenapa? bilang, jangan gini. Kakak marah masalah aku terlalu deket sama temen aku? ngomong kak, aku minta maaf kalau hal itu bikin kakak jengkel" ucap gadis di depan nya dengan tatapan sedih.

"Kak, jawab jangan diem aja." Aleta meraih tangan kekasihnya namun langsung di tepis begitu saja.

"Masalah kakak tuh apa? aku nggak ngerti." gadis itu mengerutkan dahinya heran masih menatapi wajah datar kekasihnya.

Bukannya menjawab atau meminta maaf laki laki itu pergi meninggalkan gadisnya sendiri di taman.

"KAK MENDING KAKAK NGOMEL KE AKU DARIPADA AKU HARUS DI DIEMIN GINI." teriaknya dengan jarak yang tak jauh, ia menepis rasa malunya hanya untuk berkata seperti itu namun pada akhirnya laki laki itu masih dengan egonya dan tidak berbalik sedikitpun untuk melihat kekasihnya yang rapuh.

"Padahal aku butuh kamu.." ucap gadis itu kecil dengan air mata yang tertahan di pelupuk matanya.

Aleta menghampiri Chandra yang masih berdiri di tempat tadi, ia merasa tak enak hati pada teman satu kampusnya itu karena harus babak belur akibat kemarahan Narez terhadapnya. Aleta membeli beberapa kasa dan meminjam betadine di sebuah warung untuk mengobati kening serta sudut bibir teman nya.

"Ssshh" Chandra merintih kesakitan, gadis didepan nya dengan pelan membersihkan luka nya.

Selesai membersihkan luka teman nya, Aleta membuang kasa juga mengembalikan betadine kepada pemilik warung dan tidak lupa mengucapkan terimakasih.

"Maafin pacar gue ya." Aleta tertunduk memikirkan kemarahan kekasihnya.h

"Gapapa, btw cowok lo suka kasar gitu ya?."

"Nggak, dia orangnya lembut tapi gue juga nggak tau kenapa dia bisa gitu secara tiba tiba."

Mereka mengobrol sebentar dan membahas seputar kuliah, setelah itu Aleta pamit pulang. Di perjalanan pulang ia masih memikirkan sifat Narez, dirinya heran kenapa kekasihnya itu mendadak berubah dalam sekejap.

Dan tanpa ia sadari dirinya sudah berada di depan pagar rumahnya, dengan langkah lesu ia memasuki rumah dua tingkat tersebut dan membuka pintu secara diam diam dan menutupnya secara diam diam juga.

Aleta berjalan dan masuk kedalam kamarnya, ia lelah dan memejam matanya. Dirinya lelah teramat lelah.

🪐🪐🪐

Aleta duduk di salah satu bangku taman ia mengingat peristiwa dirumah tadi dan air matanya terus berjatuhan kala ucapan mamanya mengatakan bahwa menyesal telah melahirkan nya.

Dan dalam tangisnya itu ia merasakan seseorang berada di dekatnya.

Narez menarik Aleta kepelukannya mengusap punggungnya mencoba menenangkan dan menghilangkan rasa sedih yang ada, terkadang seseorang hanya membutuhkan pelukan agar dirinya tenang bukan bertanya "kenapa?."

"Badan boleh lelah mata boleh basah tapi hati jangan menyerah," ucap Narez menenangkan kekasihnya dalam pelukan.

"Aleta"

Aleta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang