DUA PULUH EMPAT

57 11 36
                                    

🌼Happy Reading🌼

●《《《 ♡♡♡ 》》》●

Seperti biasa matahari selalu bersinar dari atas sana dan semua orang melakukan aktivitasnya di luar rumah. Di kamar Aleta duduk di depan meja belajarnya ia menulis sesuatu disana, setelah selesai ia menutup bukunya dan menaruhnya kembali ke dalam laci.

Aleta turun kebawah membereskan rumah, satu persatu pekerjaan rumah ia selesaikan lalu duduk di depan televisi sambil menonton acara kesukaannya. Kondisi rumah saat itu sedang sepi dikarenakan kedua orang tuanya sedang pergi ke luar kota untuk urusan bisnis lalu kedua adiknya sedang sekolah jadi ia sedang sendiri dirumah.

Aleta melirik jam di dinding ruang tengah itu dan mematikan televisi, ia beranjak ke kamarnya. Aleta membuka lemari pakaian nya, ia mengambil kardigan bewarna hitam serta mengganti celana pendeknya dengan training. Aleta beralih pada meja rias dirinya mengambil liptint bewarna peach menutupi bibirnya yang terlihat pucat.

Gadis bermata coklat itu menghubungi adik laki lakinya dan memberitahu bahwa kunci rumah berada bawah alas kaki depan pintu. Ia meraih kunci motor, memakai helm nya lalu menyalakan motor yang berada di garasi. Aleta mempunyai motor pemberian papanya tapi jarang ia pakai karena Reni sering meminjamnya, dirinya tak masalah selagi adik perempuan nya itu senang. Tapi sekarang motor itu tidak dipakai oleh adiknya entah karena apa, Aleta malas mencari tahu yang penting motornya ada itu saja.

Ia melajukan motornya ke jalan, sore itu ia merasakan nikmatnya angin yang menyentuh permukaan kulitnya. Aleta tak berhenti tersenyum dari tadi dalam hatinya ia bergumam "andai gue bisa bertahan lebih lama"

Dirinya berhenti di salah satu tokoh roti, Aleta membuka pintu tokoh itu dan berjalan masuk mencari roti yang ia dan adiknya suka lalu menaruhnya diatas nampan yang sudah di sediakan. Ia berjalan menuju kasir ingin membayar namun tangan seseorang lebih dahulu memberikan beberapa lembar uang.

"Chandra?" laki laki itu tersenyum ketika sang perempuan di sebelahnya memanggil namanya.

Keduanya keluar dari toko roti dan berdiri di depan parkiran motor, Chandra ingin mencari tempat duduk tapi Aleta mencegahnya jadi mereka berbicara di depan motor mereka yang secara kebetulan bersebelahan.

"Biar gue ganti uangnya" Aleta mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikan nya pada Chandra.

"Nggak usah, anggap aja gue yang traktir" balas laki laki itu mendorong pelan tangan Aleta.

"Gue nggak mau kalo jadi harus ngutang sama lo."

"Kan gue bilang di traktir."

"Kenapa?."

"Apa?"

"Lo"

"Gue? Kenapa?" Aleta mengerutkan dahi tak mengerti.

"Berubah" Aleta diam, sedangkan laki laki itu menatap matanya dalam seakan ingin mencari tahu namu tak menemukan apapun sebagai jawaban.

"Masalah kemarin ya?" Tebak laki laki itu, selang semenit gadis di depan nya mengangguk.

"Nggak perlu merasa nggak enakan, itukan bukan salah lo."

Aleta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang