ENAM BELAS

68 14 7
                                    


Sendiri itu tenang namun bersamamu itu senang.

🌼Happy reading 🌼

● 《《《 ♡♡♡ 》》》●

S

eperti rencana Aleta dan Narez mereka sudah bersiap siap untuk pergi. Narez tidak membawa mobil jadi ia meminjam vespa lama milik penjaga villa dan beruntungnya penjaga itu dengan senang hati meminjam kan vespa kesayangan nya.

Narez lebih dahulu menaiki motor dan menyalakan mesinnya lalu menyuruh aleta untuk naik tidak lupa sebelum itu ia mengenakan helm kepada pacarnya itu karena ia tidak mau gadis itu kenapa kenapa.

Mereka keluar dari daerah villa itu berjalan jalan menikmati angin yang menerpa wajah mereka. Aleta memeluk pinggang Narez bahagia.

"Kamu seneng?" Tanya narez sedikit keras karena takutnya Aleta tak menjawab.

"Iya" balas Aleta.

Aleta tak dapat menahan kebahagiannya, bibirnya terus terangkat lebar. Angin siang itu berhembus ke wajahnya, rambutnya pun terbang kemana mana. Rasanya sudah lama sekali ia tidak naik motor bersama Narez mengingat pacarnya itu selalu sibuk dengan kuliahnya di kota istimewa.

Aleta mengeratkan pelukannya pada pinggang narez, ia kembali flasback saat masa masa mereka kecil. Dimana Narez selalu membonceng aleta menggunakan sepeda mengajaknya kemana saja ketempat yang aleta suka.

Aleta merasa beruntung karena kata Narez dia perempuan satu satunya yang selalu di bonceng oleh laki laki itu.

Sampai pada di lampu merah banyak pengemudi motor yang menggunakan motor lebih bagus daripada yang Narez pakai sekarang. Mendadak Narez jadi merasa insecure ia merasa takut jika Aleta menoleh pada laki laki di sebelah kiri dan kanan mereka.

"Kamu nggak malukan aku ajak jalan jalan pakek vespa ini?" Tanya Narez.

"Nggak lah kak ngapain aku malu, aku seneng kok apalagi jalan jalan keliling jogja bareng kakak, menurut aku ini momen paling indah yang bisa buat aku seneng, makasih ya kak."

Narez terkesan mendengar jawaban Aleta, melihat pengendara lain menggunakan motor bagus di sampingnya sempat membuat Narez takut Aleta akan malu tapi jawaban pacarnya itu membuat ia merasa bahagia dan beruntung. Bahkan gadis di belakangnya itu tidak menoleh kearah laki laki manapun dan fokus menatap ke depan lalu memberikan senyuman nya kepada Narez lewat kaca.

Selang setengah jam akhirnya mereka sampai di pasar yang menjual barang seni dan juga kerajinan. Narez turun dari motor lalu melepaskan helmnya dan juga helm pacarnya, gadis itu terpana dengan pasar yang menjual banyak sekali pernak pernik cantik dan lain sebagainya.

Karena tak mau terlalu lama disini Narez menggenggam tangan Aleta dan mengajaknya berjalan menelusuri setiap pasar itu, tak jarang mereka berhenti di salah satu stand hanya untuk melihat barang barang yang membuat mereka terpesona.

Diam diam juga Narez memfotoi aleta menggunakan kameranya "senyum dia selalu bikin hati gue bahagia" batin nya.

Merasa puas karena berkeliling pasar dan menikmati setiap keindahan dari seni setiap tokonya, kini mereka merasa lapar karena tadi mereka tidak sarapan di villa.

Keduanya berjalan mencari kedai makan, sejujurnya banyak pedagang yang menjual makanan tetapi makanan itu hanya mengganjalnya saja tidak membuat keduanya kenyang.

"Masih laper?" Aleta mengangguk.

Narez menariknya ke parkiran dan ia dipasangi helm kembali "kita mau kemana?."

Aleta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang