🌼Happy Reading🌼● 《《《 ♡♡♡ 》》》●
Kini dibawah sinar rembulan kedua saudara laki laki sedang menatap kearah langit malam keduanya sama sama diam membiarkan segala kericuhan di dalam pikiran mereka terus berlarian di dalamnya.Tidak ada yang ingin membuka suara keduanya bergeming membiarkan dingin nya malam menyentuh kulit mereka yang hanya memakai kaos tipis dengan celena pendek selutut.
"Gue besok mau balik ke jogja." Narez membuka mulut seusai berdiam diri sedari tadi, kepalanya menoleh pada kakak nya yang berada di samping dirinya, laki laki itu tak bersuara membiarkan adiknya berbicara.
"Nggak tau bakal pulang kapan, dan bisa aja nggak pulang lagi kesini" Kata itu sontak membuat Rendy menoleh pada adiknya tapi mukanya datar tapi dengan tatapan mata kakanya Narez tau laki laki disebelahnya itu bertanya kenapa.
"Apa masalahnya?" Rendy bersuara menatap lekat kedua mata adiknya.
"Dia selingkuh " Rendy berdecih lalu tertawa sarkas mentertawai kebodohan adiknya dengan begitu Narez menatap aneh kearah kakanya.
"Percaya dari mana lo berita sampah begituan?,"
"Adeknya?" Rendy tertawa lagi.
Narez diam tidak menjawab ia merasa sedang dibodohi oleh semua orang disekitarnya entah apa yang berubah dirinya merasa aneh, terutama pada kekasihnya mendengar berita bahwa Aleta sedang dekat dengan teman kampusnya laki laki itu langsung menyimpulkan bahwa kekasihnya itu berselingkuh.
Andai Narez tau bahwa sebenarnya gadisnya itu tak sebahagia yang ia lihat dan dirinya sedang membutuhkan sandaran namun Narez terlalu bodoh untuk ditipu oleh rumor yang belum tentu benar nya.
"Jangan mudah kemakan hoax, lebih baik cari tau dulu yang sebenernya," saran Rendy pada sang adik yang galau terhadap hubungannya.
"Ego jangan terlalu tinggi daripada rasa percaya terhadap pasangan" ucapnya lagi.
"Jangan sampe nyesel di kemudian hari karena kelakuan kekanakan lo" Rendy menepuk bahu adiknya dan masuk kedalam rumah meninggalkan adiknya yang masih pada egonya.
"Terus gue harus percaya siapa sekarang? Semua orang nggak ngasih gue penjelasan." Narez bodoh dirinya seakan melupakan Aleta yang terus saja mendekatinya untuk memberi kejelasan namun laki laki itu terus menghindar.
Narez menyusul kakanya kedalam rumah dan mengunci pintu lalu masuk kedalam kamarnya ia tetap bertekad untuk tetap balik ke jogja menenangkan pikiran nya yang berantakan meninggalkan kekasihnya yang saat ini butuh sekali akan kehadiran dirinya.
Di sisi lain sebelah rumah yang berjarak lima langkah saja seorang gadis masih belum bisa menutup kedua matanya, ia menambah wishlist di dalam buku coretan nya yang bewarna coklat.
Tak lama pintu diketuk dari luar kamar, Aleta langsung menaruh bukunya kedalam laci meja belajarnya dan pintu dibuka menampakan wajah sang ayah dengan senyum kehangatan.
"Kenapa belum tidur nak?," tanya Harry lembut.
"Ini baru mau tidur kok, Pa." jawab sang anak halus sembari tersenyum pada sang papa.
Aleta pergi ke tempat tidurnya lalu menarik selimut bewarna putih, Harry mencium kepala anak sulungnya "selamat tidur putriku, jangan sakit lagi."
Aleta tersenyum hatinya terasa pedih dengan sekuat tenaga ia menahan tangis yang bergejolok dari dalam dadanya, ia menyuruh papanya untuk segera tidur dan menutup pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta
Teen Fiction"Bulan, Aku nggak pernah ditakdirkan buat merasa bahagia ya?"