bandara

1.6K 237 1
                                    

"Jangan dipake buat kerok alis, kotor itu." tegur Monday yang melihat Jay mengerokan alis dengan koin.

Jay menghentikan kegiatannya. "Mama mana sih? lama banget."

"Sabar dong, tadi katanya kan masih di jalan."

Keduanya tengah menunggu ibu-ibu yang belum juga sampai di bandara.

Mau liburan, biasa lah.

"Lama."

Monday menoleh ke kanan kiri, mencari keluarganya.

Netranya menangkap seorang perempuan yang tampak tidak asing.

"Mas, mas." panggil Monday, membuat Jay yang tadinya memejamkan mata langsung membuka kembali matanya.

"Kenapa?"

"Eung, -- itu mantan mas Jay kan ya?"

Jay menyipitkan matanya, "Hah??" detik kemudian wajahnya kembali datar. "Bukan."

"Ah masa sih?? itu kan cewe yang pernah dateng ke rumah waktu mas sakit?"

"Gatau sayangku." Jay mulai sebal.

Tapi Monday masih berlanjut membahas masalah yang itu.

"Juga yang kena bentak mas Jay kan??"

Jay menghela nafas panjang. "Iya." nyerah juga.

"Cantik tau,"

"Emang, tapi fisiknya doang. Hatinya enggak."

Monday mengangguk-anggukan kepala, dan akhirnya keluarga yang ditunggu-tunggu datang.

"Lama banget sih ma?" langsung disemprot oleh Jay.

Ibunya memasang wajah tidak terima, "Ya orang macet!!"

"Macet apa macet?? paling juga mampir buat belanja dulu,"

Sebelum pertengkaran berlanjut, Monday lebih dulu memisahkan Jay.

"Udah kenapa sih mas?"

Jay berdecak kesal, dia membuang muka kearah lain.

Sekarang Monday mengusap-usap lengan Jay. Sambil berbincang dengan ibu mertuanya.

"Bawa obat-obatan dari dokter kan, ibu?" tanya Monday memastikan,

Sang ibu mengangguk, "Bawa, di tas khusus nih."

"Yaudah bagus deh."

Sambil menunggu pesawat take off, Jay bermain game untuk menepis rasa bosannya.

"Bang belakang elo itu!! anjir mati gue mati gue." seru Jake di samping Jay.

Mana keras banget, bikin malu semuanya.

"Jake diem, jangan keras keras." tegur maminya.

Tapi si oknum tidak mendengar karena memakai aerpods.

"Bang aelah! mati kan gu-- hmpptttt!"

Karena sudah sangat malu, akhirnya Rose membungkam mulut adik sepupunya dengan roti yang baru saja ia beli.

"Kak! bwenwer-bwenwer ywa el--"

"DIEM, KUNYAH, TELEN!"

Seketika Jake bungkam, menatap Rose takut-takut.

"Galak banget sih."

Jay sendiri menahan tawanya. Tapi tetap fokus dengan game onlinenya.

Sampai pesawat take off sebentar lagi, semuanya mulai bersiap. Dan meluncur untuk liburan.

---
















Apa?

[✔] Serumah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang